Aku menendang kerikil yang tadinya ada didepanku. Hari ini aku akan berkenalan dengan guru tutorku, tanpa berkenalan pun aku sudah tahu nama dia siapa.
"Anjrit, tutor gue ganteng banget tha," aku terkejut saat Vanila mengoceh dari belakangku. "Namanya Aaron."
"Gue Luke, Luke Hemmings." Ucapku sombong
"Iya iya gue tau lu menang banyak, bacot tha bacot." Vanila menatap sinis dengan memajukan bibirnya. Papa bilang, kalau Vanila ini manis, sama dengan es krim Vanila. Papa mengatakannya saat kami skype-an dulu.
Pagi ini aku dan Vanila beda kelas, dia biologi dan aku aljabar, pelajaran yang paling rumit yang pernah kutemukan.
"Yaudah deh tha, gue ke kelas bio deh ya. Nanti ketemuan di kantin," Vanila berdadah kearahku saat kami akan terpisah di lorong.
Tadinya, saat akan masuk ke kelas Aljabar. Pundakku ditepuk oleh seseorang, "Atha kan?"
Satu orang yang bisa memberhentikan detak jantungku saat tersenyum, satu orang yang bisa menghilangkan udara saat tertawa, dan. Satu orang yang belakangan ini aku kagumi, "Iya?"
"Gue Luke, tutor lo." Ia mengulurkan tangannya, kuusahakan diriku untuk tidak gemetaran ataupun keringat dingin, "bisa bolos kelas ga? Kita perlu meet up."
Yang kaya gini mau ditolak? Gabisa.
Aku mengangguk lalu mengikutinya berjalan. Namun kali ini bukan dibelakangnya tapi disampingnya.
"Disitu aja ya?" Ia menunjuk kursi taman lengkap dengan meja. "Btw gue juga bolos, selo aja sih."
Aku hanya tersenyum simpul, seandainya aku menggunakan masker mungkin senyumku akan kelewat batas.
"So, kita perlu kenalan?" Tanya luke.
"Terserah aja sih, lagian kan lu udah tau biodata gue." Kataku.
"Kenalan lagi, gue Luke, Luke Hemmings." Bisa mati gua, kalo dia ngajak kenalan mulu.
"Gue Atha, Athalia."
"Gue udah ada jadwal buat lo, gue harap lo ngerti. Dan kalo lo pengen ada perubahan bilang," dia menyerahkan satu amplop biru padaku. Kubaca deretan hari tutorku dan nilai pencapaian. "Any doubt?"
"Engga ada, kalo tempatnya gimana?" Dia diam bentar, kayak mikir gitu.
"Sekolah bisa, dirumah gue bisa, dirumah lo bisa, di mana aja bisa yang penting lu bisa konsentrasi." Kutahan senyumku agar tidak mengembang, tadi dia mengatakan dirumahnya, kan?
"Oke, berarti mulai hari ini?" Ia mengangguk.
"Iya, sehabis makan siang, lu ada kelas lagi?" Aku menggeleng cepat, "Oke kita ketemu disini sehabis makan siang."
***
"Anjir Van!! Luke dari deket ganteng banget anjing." Aku meremas ujung kaosku membayangkan obrolan kami tadi. Mata biru Luke menatapku dan bibirnya yang mengatakan deretan kalimat untukku.
"Iya sat, gue tau. Gue pernah sekelas sekali sama doi," gerutu Vanila, "lu kapan mulai belajar? Gue besok anjir."
"Hari ini dong, gue ngebet banget diajarin sama Luke. 6 bulan kaga pernah sekelas, akhirnya dia jadi tutor gue." Vanila memutar matanya jengah, mungkin dia sudah enek mendengarkan celotehanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Hus-band 2 : Luke Hemmings
Fanfiction¤ Me And Husband : Calum Hood (related) ¤ *** "Gue pengen jadi rumus matematika deh," "Kenapa?" "Biar selalu lo inget."