"Lah bangsat gue mimpi lagi," kataku sambil mengusap-usap bokongku yang habis mencium lantai kamar. "Anjing lah, kenapa yang tadi mimpi sih? Kan uda enak tuh Luke pura-pura gay."
Aku langsung pergi ke wastafel untuk mencuci wajahku. Mimpi disiang bolong dengan tipe mimpi seperti tadi memang menyakitkan.
Apalagi ditambah aku bermimpi dicium Luke tadi.
"Well, lo sebagai pacar boongan Luke dan Luke suka sama Noe." Ucapku pada pantulan diriku di cermin wastafel.
"Gue ga perna segila ini sama cowo, so, Noella, Luke punya gue." Aku langsung melesat pergi ke apartemen Luke untuk jadwal tutor. Setelah selesai berkemas, aku langsung pergi mencari angkutan umum untuk menuju rumah Luke.
Sesampainya disana, seperti biasa aku langsung masuk. Bukannya mendapat pemandangan yang bagus seperti Luke menonton tv atau apalah itu, namun ternyata pemandangan yang kudapatkan adalah..
Luke Downey Hemmings Cuddling With Noella (ofc bastard)
"Sorry," kataku dan melesat pergi. Aku bisa mendengar suara Luke memanggil namaku, namun jika aku berbalik, rasa sakitku semakin mendalam.
"Atha!" Aku bisa mendengar suara Luke yang ternyata mengikutiku. Lalu ia berlari lebih kencang dan menggapai pergelangan tanganku. "Gue lupa kalo ada jadwal tutor sama lo, yaudah ayo masuk."
"Tiba-tiba gue lagi ga enak badan, gue pulang aja ya." Luke langsung meletakkan telapak tangannya di keningku.
"Perasaan ga apa-apa deh tha, lo boong ya?" Katanya.
Aku menggeleng, "serius gue, gue pulang aja ya lagian lo ada tamu."
"Apaab sih tha, bukan tamu penting lagian. Yaudah lo mau libur tutor?" Aku mengangguk. "Yaudah."
Yaudah? Yaudah doang?
"Okay, bye Luke."
"Bye atha."
Aku melanjutkan langkahan kakiku pergi dari apartemen Luke. Semenjak pertengkaranku didapur dengan Luke, yang aku mengatakan ketidaksukaanku dengan Noella. Itu dianggap hanya angin berlalu, Luke masih saja mendekati Noella.
Dan aku baru sadar, kalau memang aku bukan orang yang pantas bersama Luke. Secara dia akan menjadi kapten tim futsal sekolah, dan aku? Penikmat limun gratis dikantin. How a poor girl:'(
Bukannya pulang, aku malah berjalan menyusuri tingginya gedung pencakar langit di London untuk menuju restoran sushi di ujung jalan.
Pelarianku hanyalah itu, lagian disana aku bisa menemui teman-teman satu apartemenku.
Sesampainya disana, aku duduk didekat jendela dengan lilin kecil diatas meja. Setelah tadi selesai memesan seporsi salmon maki dan teh hijau.
"Atha ya?" Aku menoleh lalu tersenyum saat kudapati orang yang menyapaku adalah Emily.
"Hai, Em." Sapaku.
"Boleh duduk disini ga, tha?" Aku mengangguk. "Lama ya gue ga denger kabar lo."
"Kabar Luke maksudnya?" Ia tersenyum pahit. "Dia udah sama Noella."
"Lah bukan sama lo?" Aku baru ingat kalau aku masih menjadi pacar bohongan Luke. "Udah putus ya?"
"Ya lu kira-kira aja." Kataku singkat.
"Gue itu fake relationshipnya Luke tau tha." Aku kaget. Rasanya mataku akan keluar saja saat Emily mengatakan hal tersebut.
"Alasannya?"
"Luke itu gay, lo pasti tau kan?" Aku mengangguk. "Jadi lo fake relationship juga?"
"Iya, tapi baper gue ga fake." Kataku
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Hus-band 2 : Luke Hemmings
Fanfiction¤ Me And Husband : Calum Hood (related) ¤ *** "Gue pengen jadi rumus matematika deh," "Kenapa?" "Biar selalu lo inget."