17

1.4K 240 49
                                    

2 bulan kemudian...

Aku pernah baca suatu buku, katanya, melepaskan sesuatu yang terjadi yang tidak sesuai kehendak hati akan terasa sangatlah lega.

Contohnya aku melepaskan Luke.

Iya, Luke sudah bisa dikatakan sangatlah sembuh karena dia sudah bisa melihat bagaimana wanita cantik itu, bagaimana menyukai seorang wanita itu, dan bagaimana cara memperlakukan seorang wanita itu.

Namun sayangnya wanita itu bukan aku.

"Iye Luke, pake Tux yang itu aja dah." Kataku

Ia sekarang sedang sibuk memilih tuxedo untuk menjadi pasangan wanita kesukaannya.

Kau tau siapa? Nanti juga kalian tahu.

"Ganteng kan gue?" Aku memutar mata untuk kesekian kalinya. Ia masih saja berputar-putar di depan kaca sambil sesekali merapikan rambutnya.

"Berangkat sana!" Kataku setengah berteriak. Lalu ia tersenyum dan berjalan ke arah meja mengambil kunci mobilnya.

"Bye atha," ia melambai lalu hilang dibalik pintu. Aku tersenyum kecut. Lalu kuambil coatku dan berjalan kedapur, mengambil minum lalu pulang.

"Tha, gimana rasanya jatuh cinta?"

"gue beli bunga dulu ya."

"Tha cewe suka apa?"

"Gue beli coklat dulu ya."

"Kemarin gue ngeliat ada yang jual parfume baunya enak, apa gue beli ya?"

Namun sayangnya, semua yang ia katakan, tak satupun yang ia berikan padaku. Bukannya aku mengharapkannya, namun kupikir 'wanita itu' adalah aku. Tapi aku salah, sangatlah salah.

"Hoi!" Aku menoleh ke belakang melihat siapa orang yang berusaha mengejutkanku tadi. "Tadi gue dapet telpon dari Papa Calum, lo lagi liburan katanya. Dalam rangka apa lo libur?"

"Pekan musim gugur, seminggu doang." Kataku

"Terus lo ada rencana kemana gitu?"

"Lo jauh jauh dari Leeds ke London cuma nemenin liburan gue seminggu?" Jack mengangguk. "Gue aduin lo ke Uncle Ash."

"Lah bego, gue kesini kan nemenin lo biar ga sendiri. Malah diaduin ke papa." Jack memutar mata sambil melipat tangannya didepan dada.

"Lagian lo ga sekolah?" Ia menggeleng, "kenapa?"

"Kepo banget sih lo."

Aku menatap sinis ke arah Jack. Ia malah menyengir seperti sapi. "Lo ada masalah." Tebak Jack, "keliatan banget bego."

"Diem, anjing."

"Gue aduin ke Mami." Mami itu panggilan Jack ke Mama Calis, karena dulunya Jack yang mengurus adalah mama Calis jadi ia memanggilnya mami.

"Pasti si pak guru lagi kan? Kan gue udah bilang, pacaran sama gue aja, dijamin bahagia dunia akhirat." Reflek aku mencubit lengan Jack. Ia meringis sambil tertawa.

"Ga gitu Jackiee, kan gue udah ngincer dia lama banget. Udah gitu gue korbanin semuanya biar dia sembuh, taunya gue tetep dianggep temen."

Jack langsung tertawa, "gitu dah, saking jatuh cintanya sampe gampang dibodoh-bodohin."

"Bangsat lu emang." Jack terkikik.

"Katanya, kalo udah kaya gitu lo harus bisa lepasin, emang bener?" Jack mengangguk, "tapi gue ga bisa."

"Harus bisalah, masa ngelepasin doang ga bisa." Jack langsung menaik-naikan alisnya sambil memasang wajah sombong.

"Lu kira segampang ngupil,"

"Yaudahlah, nanti gue bantuin."

***

Lukey : lu dimana?

"EH PAK GURU SMS ELU." Teriak Jack dari arah ruang tamu. Ia akan menginap disini untuk beberapa hanya untuk menemaniku liburan. What a sweet guy;)

"Ya selo aja kali dah." Aku langsung membuka pesan dari Luke dan langsung membalasnya.

"Gue ga ngasi elu ke apartemennya dia, kalo dia butuh elu, suruh kesini." Kata Jack yang masih tidak berpaling pada acara tv.

"Bodo jing."

Me : rumah, ngapa?

Lukey : gue kesana

"Ntar lagi dia kesini, lu harus bertingkah seakan-akan gue ga papa ya?" Jack diam, "nyaut bego."

"Iye, cerewet bat dah lu."

Tak lama kemudian, Luke datang dengan mobilnya. Masih menggunakan tux lengkap seperti tadi.

"Ada apa, luke?" Tanyaku saat ia baru masuk kerumahku.

"Engga, gue cuma males aja sendirian dirumah. By the way, Hi Jack!" Jack membalasnya hanya dengan menaikkan alisnya dan lanjut lagi pada acara televisi.

"Lu ga ganti baju dulu kek?" Luke menggeleng.

"Tadi males gue ke kamar, yaudahlah gausa ganti baju. Eh iya gue kan..." dan luke pun bercerita bagaimana harinya dengan wanita yang kusebutkan tadi diatas.

Chill, happy Luke, happy me.

Jack melirikku sinis, aku harus berpura-pura bahagia didepan Luke. Ya, drama dimulai, padahal hati mah sakit.

"Yaudahlah, udah malem juga, gue pulang dulu ya." Kata Luke.

Aku langsung mengantarnya ke depan pintu, "tha, gue ada salah ya sama lu?" Tanyanya sebelum masuk ke mobil.

"Kok elu berpikiran kayak gitu?"

"Gatau ya tha, gue ngerasa ga enak gitu sama lu. Apa cuma perasaan gue aja?"

Aku menarik nafas panjang, "cuma perasaan lo aja."

"Yaudah deh kalo gitu, nice dream, tha." Ia mendekat kearahku lalu menciumku tepat di kening. Aku terpaku sejenak lalu seakan tersadar aku tersenyum kaku padanya.

Saat mobil luke menjauhi pekarangan rumahku, disanalah aku tersadar. Kalau aku memang sudah terjatuh terlalu dalam.

"Yeah, sekarang lo bisa senyum tha." Aku langsung berbalik badan dan mendapati Jack dengan seringaian bodohnya.

"Lu tuh ganggu aja!" Aku langsung mengejarnya dan berniat untuk menendang pantatnya.

Lalu esok paginya, aku mendatangi rumah Luke untuk sarapan bersama. Sedangkan Jack, ia sedang pergi jogging.

Saat sampai disana, aku sudah melihat Luke disofanya dengan beanie yang masih melekat di kepalanya. "Gue kira lu ga kesini."

"Kenapa gitu?"

"Kan ada Jack." Ia membuntutiku ke dapur, "gatau kenapa gue gasuka liat lu sama Jack."

Aku langsung menghadap kearahnya, "dia kan sodara gue."

"Tapi kan bukan sodara kandung, lu masih bisa nikah sama dia." Kata Luke dengan menekankan kalimat akhirnya.

"Ya terus kenapa?"

"Gue ga suka aja liatnya." Seakan marah naik ke ubun-ubun kulempar piring plastik yang ada digenggamanku.

"Terus gue harus bahagia ngeliat elu sama Noella?!" Luke diam. Dia kira, hanya dia saja yang merasa tidak suka padahal aku juga merasakannya. "Gabisa jawab kan lu."

"Tapi kan gue cuma temenan sama Noe."

"TAPI KAN GUE CUMA SODARA SAMA JACK!" Suaraku naik satu oktaf, Luke menegang saat melihatku marah seperti ini. Aku sangat membenci orang yang mengatakan aku dan Jack bisa pacaran dengan seenak hati. Padahal mereka tidak tau, bagaimana orang tua kami melarang keras kami pacaran.

"Tapi bukan sodara kandung, atha!"

"Terus apa bedanya sama elu yang temenan sama Noe?" Ia diam, aku sudah menantikan hari ini, hari dimana aku mengungkapkan ketidaksukaan pada Noella pada Luke. "Luke, gue cemburu sama Noella, puas kan lu?"



To be continued

Me And Hus-band 2 : Luke HemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang