CHAPTER 12 : Valium Diazepam

925 42 7
                                    

Pelukan lo ngalahin valium diazepam, nenangin~

Tak terasa langit mulai memamerkan senjanya, menandakan sebentar lagi malam akan menyelimuti kota. Gibran mengantar Trella pulang kerumah bersama Aldo. Sampai Rumah tepat adzan Magrib.

"Gib lo masuk dulu aja. Orang tua lo pada lagi gak dirumah kan. Lo disini dulu aja." Sahut Aldo yang membuat Trella menatapnya bingung.

"Bunda gimana Do?" sanggah Trella
 
"Udah deh. Bunda gak kira marah percaya ama gue" jawab Aldo sambil mengacak pucuk rambut Trella

"Serius?" Tanya Trella memastikan.

"Iya Pete Arab" jawab Aldo

"Gimana nih gue?" Tanya Gibran yang bingung melihat Trella dan Aldo

"Ya lo disini dulu aja Gib udah parkir tuh motor lu terus masuk" jelas Aldo.

Trella sudah masuk duluan. Setelah itu disusul Aldo dan Gibran di belakang.

Mereka langsung masuk ke kamar utama disana sudah ada Bang Alno, Mbak Oliv, juga Bunda Karen.

"Assalamualaikum.." salam mereka bertiga (Trella, Aldo, Gibran)

"Waalaikumsalam" jawab Bunda, Bang Alno, dan juga Mbak Oliv

Mereka mencium punggung tangan Bunda. Gibran juga melakukan hal yang sama. Setelah itu dia duduk di sofa kamar. Sedangkan Trella langsung menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan kaos oblong seperti yang biasa dipakainya. Setelah itu dia duduk disamping bundanya yang sedang asik bermain gadget.

"Itu kak, Gibran Gibran itu?" Bisik Bunda Karen

"Iya bun. Kenapa?" balas Trella ragu

Bundanya hanya mengangguk.

"Gibran rumahnya dimana?" Tanya Bunda Karen pada Gibran yang sedang ngobrol dengan Aldo.

Gibran pun mengalihkan pandangannya untuk menatap Bunda Karen.

"Di perumahan Cengio tante" jawab Gibran dengan senyum ramahnya

"Oh disitu. Gibran pacaran sama Trella?" Tanya Bunda lagi

"Bunda kok tanya gitu sih kan aku gak pacaran Bun" protes Trella yang mulai panik dan takut dengan jawaban Gibran.

"Bentar lagi tante" Jawab Gibran sambil tersenyum penuh arti.

"Trella gak pekaan sih bun jadi Gibran nunda deh" sahut Aldo

"Gimana mau peka kalo dia lemotnya udah pangkat insinyur" sahut Bang Alno yang membuat seisi ruangan itu tertawa terbahak - bahak. Sedangkan Trella hanya memanyunkan bibirnya.

"Bukan gitu Bang. Kan gue gk boleh pacaran sama mama" bela Trella

"Sapa bilang?" Sahut Bunda Karen

"Kamu udah boleh pacaran Trella, tadi tuh Bunda sama mbak udah bilangin ke mama kamu dan mama kamu bolehin kamu buat pacaran. Tapi bunda suruh liat dulu calonnya kayak gimana kalo udah emang baik baru boleh gitu" jelas Mbak Oliv

Trella hanya diam dan berusaha mencerna setiap kata yang dilontarkn oleh Mbak Oliv.

"Pete arab kaya lo mana paham penjelasan panjang gitu" cibir Bang Alno yang membuat seisi ruangan itu tertawa lagi.

TAK BERUJUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang