First kiss? aaaa... mama..
Setelah maaf - maafan juga nangis bersama dirumah Trella saat itu, hubungan Gibran dan Trella pun kembali seperti semula.
Mereka kembali berangkat bersama, jalan - jalan, main kerumah Gibran maupun Trella, dan hal kecil lain yang selalu mereka lakukan bersama, selama seminggu belakangan ini.
Satnight kali ini seperti biasa Trella dan Gibran melakukan rutinitas seperti pasangan lain. Mereka jalan - jalan bersama.
Kali ini mereka jalan - jalan ke mall karna Trella yang memang ingin ngegames. Saat ini mereka tengah berada di playzone di pusat mall didaerahnya.
Dengan semangat Trella menggesek kartu yang digunakan sebagai alatnya untuk menikmati setiap games yang ada. Dia memainkan semua games yang ada dari karaoke, cacth doll, bola pantul, basket, dan masik banyak lagi.
"Trell gak capek?" Tanya Gibran sambil duduk dibangku sebelah permainan yang sedang dimainkan Trella
"Gk capek cuman laper.. hehe" balas Trella disertai cengirannya
"Yaudah yok cari makan" ajak Gibran
Trella pun menyudahi permainannya dan menghampiri Gibran."Ayok.." ajak Trella sambil menggandeng tangan Gibran
Setelah itu mereka keluar Mall.Menuju parkiran untuk mengambil motor setelah itu bergegas pergi untuk mencari makan.
"Mau makan dimana Gib?" Tanya Trella saat perjalanan.
"Di restoran baru yang deket rumah Rosa ya Trell. Gimana?" Tanya Gibran
"Yaudah. Ntar gue aja yang bayar. Kan lo udah bayarin ngegames tadi" sahut Trella
"Nggak ah kan gue cowoknya. Gue aja yang bayar. Gak usah bantah" tegas Gibran
"Yaudah serah lu dah Gib" ucap Trella pasrah.
--
Resto*
Setelah itu mereka masuk dan duduk dibagian pojok restaurant yang dirasa nyaman. Mereka juga memesan makanan mereka.
"Trell.." sapa Gibran
"Emm..apaan Gib?" Jawab Trella sambil menaruh iPnya diatas meja kemudian menatap Gibran
"Kalo seumpamanya kita pisah, apa kita masih bisa jalan bareng kayak gini?" Tanya Gibran sambil menatap Trella dengan seriusnya.
Deg..
Trella merasa dadanya mulai sesak saat mendengar ucapan Gibran. Namun dia segera menetralisirnya karna mencerna kalimat Gibran 'seumpama'.
"Tergantung Gib" jawab Trella sekenanya.
"Gue pengen Trell kita tetep kayak gini meskipun nanti kedepannya kita pisah" Gibran menatap Trella semakin dalam dan melanjutkan ucapannya.
"Janji ya Trell kita bakalan tetep bareng gini apapun hubungan kita kedepannya" Lanjut Gibran sambil menggenggam tangan kiri Trella yang ada diatas meja."Iya Gib" jawab Trella disertai senyumnya.
"Promise?" Ucap Gibran sambil mengacungkan jari kelingkingnya diatas meja.
Trella tidak menjawab dia hanya menautkan jari kelingkingnya pada Gibran disertai anggukan dan senyuman.
‘Gue tau lo masih hubungan sama dia Gib. Cuman ini yang bisa gue lakuin belagak bodoh dan gak tau apa - apa didepan lo. Gue gamau rasa nyaman yang gue rasain selama ini hilang gitu aja Gib... gue udah jatuh terlalu dalam Gib. Maafin gue’ batin Trella
Tak lama kemudian makanan mereka datang. Semua hening menikmati makanan mereka masing - masing.
Setelah selesai makan mereka bergegas pulang karna sudah larut juga.--
Sampai depan rumah Trella terlihat digarasi masih belum ada kendaraan Bang Alno.
‘Bang Alno belum pulang..homealone dah gue’ batin Trella
Trella turun dari motor Gibran.
"Gib makasih ya. Lo mau langsung pulang ato mampir dulu?" Tanya Trella sambil berdiri disamping Gibran
"Gue langsungan aja Trell" jawab Gibran
"Oh yaudah. Ati - ati ya Gib. langsung pulang" pesan Trella.
Gibran tidak pergi dia malah menatap Trella. Menatap manik matanya dalam. Tanpa menghidupkan mesin motornya.
Tatapan yang susah diartikan. Trella yang merasa wajahnya diperhatikan oleh Gibran bingung.
"Gib ke..kenapa?" Tanya Trella ragu.
"Sini deh Trell" ucap Gibran sambil menarik dagu Trella mendekat kearahnya.Trella mulai bingung dengan sikap Gibran yang aneh dan tatapannya yang susah diartikan. Namun dia tetap mengikuti instruksi Gibran.
Gibran melepas ikat rambut Trella dan menata rambut Trella dengan tangannya. Setelah selesai Gibran mulai turun dari motornya dan mensejajarkan posisinya dengan Trella.
Cukup dekat.
Gibran melingkarkan tangannya dipinggang Trella, itu menghapus jarak diantara mereka dan wajah mereka pun hanya berjarak 3cm saja.
Trella yang takut hanya memejamkan matanya. Darahnya berdesir hebat dan jantungnya sudah berdisco. Mereka sama - sama saling merasakan hembusan nafas satu dengan lain.
"Boleh?" Ucap Gibran lembut
Trella tidak sanggup menjawab dia hanya bisa diam sambil memejamkan matanya.
Gibran yang merasa tak ada jawaban semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Trella tanpa persetujuan Trella. Gibran pun...
.
.
.
.
.
..
.
.
..
.
.
..
.
.
.
.
..
.
.
.
Secepat kilat Trella membuka matanya, dia langsung memeluk Gibran."Maafin aku Gib. Aku gak berani" bisik Trella dengan sesalnya.
Gibran yang tau kekasihnya masih belum siap hanya bisa pasrah dan membalas pelukan Trella. Meskipun rasa kecewa menyelimutinya saat ini.
"Iya sayang gapapa. Maafin aku ya" balas Gibran
"Jangan marah" balas Trella sambil melepas pelukannya
"Nggak kok. Yaudah masuk gih udah malem. Kunci pintu langsung tidur" Balas Gibran
"Yaudah aku masuk dulu ya" ucap Trella dan mulai membuka pintu gerbangnya setelah itu membuka pintu utama.
Seperti biasa Gibran menunggu sampai Trella selesai mengunci pintu dan masuk baru dia pergi.
Setelah selesai Gibran menyalakan mesin motornya dan bergegas pergi.
※※※※※
Vomment:))
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK BERUJUNG
Teen FictionDia terlalu gak peka sama semua kode gue Trell. Gue juga bukan satu - satunya orang yang suka sama dia. Gue bisa apa? - Gibran Asal lo tau Gib, rindu ini berat, rindu ini nyiksa. Gue capek, gue pengen berhenti sayang sama lo. Tolong beritau gue car...