Keira's POV
Aku mengenakan kacamata hitamku sebelum akhirnya memutuskan turun untuk menyapa penggemarku yang sudah sengaja menunggu di tengah cuaca dingin yang sedang melanda Los Angeles bulan ini.
Aku sedang menghadiri acara konferensi Pers sebuah perusahaan Furniture terbesar yang memang selalu setia memakai ku sebagai model Brand ambassador mereka. Terlebih setelah film layar lebar yang ku bintangi melejit di pasaran, dan membuatku semakin terkenal.
Kontrakku dan Perusahaan Furniture T-Zone memang akan berakhir akhir bulan ini, namun aku tidak khawatir karena aku yakin mereka tidak akan melepaskanku, model dan Artis yang sedang naik daun ini.
"Hayley!" Aku berteriak memanggil Managerku, wanita berperawakan mini, berambut Bob, berkacamata yang kini sedang sedikit kesusahan membawa barang-barang keperluanku. "Hayley! Cepetan!!" Gerutuku tidak sabaran saat nyaris sampai di pintu gerbang gedung hotel di hadapanku.
Ku sempatkan menebarkan senyum ke penggemarku yang tidak tahu sudah menunggu sejak kapan di depan pintu hotel ini, lalu ku senyumi juga penjaga pintu di hadapanku sebelum melenggang masuk ke dalam gedung.
"Keira, slow down!" Seru Hayley.
"Aku sudah hampir telat, Hay! Malam ini aku ada janji makan malam sama Kenneth dan Alleira!" Ujarku sebal.
Aku jadi terburu-buru begini karena Hayley salah melihat jadwal. Aku mengira konferensi Pers ini akan diadakan besok, tapi tadi pagi mendadak saja Hayley meneleponku dan mengatakan kalau konferensi pers akan diadakan siang ini.
Sial! Kalau saja kemarin aku tidak bandel dan menegak alkohol saat hangout dengan pemain dan kru dari film terakhir yang ku mainkan, mungkin aku tidak akan sakit kepala akibat hangover pagi ini.
Untung saja ada Kinny, sahabatku yang juga ikut bersamaku kemarin yang dapat mengontrolku. Kalau tidak, mungkin pagi ini aku tidak akan terbangun di kamar apartemenku, melainkan di kamar hotel dengan tubuh polos dan mungkin Justin di sebelahku.
Justin Blunt, salah satu lawan mainku yang memang bukan lagi rahasia kalau Justin mengincarku.
Dan terima kasih kepada Kinny, Christine Reigy , sahabatku yang setia menjagaku.
"Ini semua juga salahmu yang menegak alhokol disaat kadar toleransimu terhadap alkohol itu dibawah rata-rata semalam." Omel Hayley. "Berapa gelas yang kamu minum semalam? Aku rasa aku perlu menelepon Orang tuamu dan mengabarkan kenakalanmu pada mereka." Ancam Hayley begitu kami sampai di kamar hotel untuk bersiap.
Aku berbalik, "Kamu mengancamku?" Tanyaku.
"Ya, Kei." Jawabnya tegas.
Aku mendengus sebal. "Bilang aja kalau kamu tega membuat dua orang tua renta yang sudah beruban masuk kerumah sakit karena ulahmu." Ujarku terkikik saat Hayley menatapku tajam. "Aku tahu, aku tahu! Aku hanya bercanda dan aku tidak akan mengulanginya. Sekarang, aku harus mulai berdandan." Seruku sambil tertawa.
"Selalu janji yang sama. Dan janji itu selalu jamuran seiring berjalannya waktu. Pakai gaun ini, aku harus kebawah untuk mengatur segala keperluanmu dibawah. Kabari aku begitu kamu selesai." Ujar Hayley sambil menyerahkan segantung Gaun biru indah yang baru kami beli beberapa hari yang lalu.
Aku kemudian beralih menatap cermin besar di hadapanku, membuka kotak make upku, dan mulai memoles wajahku saat Teleponku berbunyi dan wajah Kenneth yang sedang membuat wajah aneh bak babi dan menjulurkan lidah bak anjing terpajang di layar ponselku.
"Ya, Kakak sayang?" Jawabku setelah mengaktifkan loudspeaker.
"Gue kira hari ini lo gak ada jadwal?" Tanyanya ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (FAKE) Fiancé [#DMS 4] | (MFFS)
RomanceKeira Alexandria McKenzie Cantik, muda, berbakat, terkenal. Banyak laki-laki mengantre untuk menjadi pacarnya, namun Keira tidak pernah memikirkan hal itu secara serius. Berbeda dengan saudara kembarnya yang sebentar lagi akan menikah dengan teman m...