Enam

181K 12.4K 137
                                    

Keira's POV

Matahari pagi menyeruak masuk mengganggu indra pengelihatanku pagi ini. Kepalaku terasa berat sekali setelah meneguk berpuluh-puluh gelas vodka semalam.

Aku mencoba menggerakan tubuhku. Terasa sekali gesekan kain halus di kulitku.

Ahhhh... jangan lagi...

Kubuka mataku dan meneliti sekeliling.

Ah Shit! Aku sangat sadar kalau ini bukanlah kamar apartemenku, dan tentu saja bukan kamar hotel. Bukan juga Apartemen Hayley, Kinny, atau orang tuaku tentu saja. Lalu dimana aku?

Hal terakhir yang kuingat adalah aku berada di club langgananku dan meminum minuman kesukaanku tanpa terkontrol hingga semua kembali menggelap.

Siapa laki-laki kurang ajar yang membawaku ke apartemen mereka? Atau wanita? Aku bergidik ngeri membayangkan tubuhku digerayangi wanita sesamaku.

Kupaksakan tubuh lelah dan tentu saja polosku ini untuk bangun dan berjalan mengambil bajuku yang.... dimana bajuku???

Mataku membulat dengan sukses dan segera mengelilingi kamar untuk mencari keberadaan bajuku. Tapi nihil.

Apa situasi kemarin seganas itu sampai bajuku yang mungkin robek akibat pergemulan panas yang tidak kuingat dan menjadikan bajuku tidak layak pakai, dan layak untuk dibuang?

Tok tok tok

"Permisi..."

Kutolehkan kepalaku menuju ke kamar, dimana perempuan paruh baya sedang berdiri dan memeluk baju yang sepertinya ku kenal.

"Anda sudah bangun?" Tanyanya sambil tersenyum

Gawat! Apa kemarin aku tidur dengan pria lokal?? Atau bahkan dengan Nenek ini?? Hancur sudah imageku kalau sampai ada yang membeberkan ini ke media.

Aku beralih menatap nenek paruh baya itu dan tubuhku bergantian. Seakan mengerti, nenek paruh baya itu tersenyum kembali dan menggeleng.

"Tuan muda membawamu dalam keadaan mabuk semalam..."

"Tuan muda?" Selaku penasaran. Berarti aku tidak tidur dengan nenek paruh baya ini, melainkan dengan tuan mudanya. Dan tuan muda itu pasti orang lokal. "Siapa??"

Nenek paruh baya itu terdiam sebentar namun kemudian kembali tersenyum ramah kepadaku. Dirinya berjalan dan meletakkan bajuku di dekatku. "Kalau anda sudah siap, Tuan muda sudah menunggu anda di ruang makan." Ujarnya lalu berlalu meninggalkanku yang masih mencerna perkataannya barusan.

Tuan muda sudah menungguku? Ku lirik pakaianku dan pintu kamar bergantian.

Oke, kalau memang tuan muda itu menungguku. Akan aku buat tuan muda itu untuk tutup mulut dan jeta karena telah seenaknya membawaku pulang ke Apartemennya.

Aku segera menyibakkan selimut yang kugunakan untuk melilit tubuh polosku, lalu memakai kembali bakuku yang untungnya tidak robek sama sekali. Malahan wangi seperti sehabis dicuci. Tidak ada bau rokok atau alkohol yang biasa selalu tercium di baju-baju yang kukenakan untuk ke klub malam.

Dalam waktu singkat aku sudah kembali berpakaian layaknya anak muda yang siap pergi ke klub. Terbuka dan seksi. Lalu dengan langkah seribu, aku segera keluar kamar guna untuk menemui si tuan muda brengsek yang telah berani membawaku pulang untuk ditiduri.

Begitu kakiku melangkah keluar, seketika kakiku seakan terpaku ditanah atau membeku begitu melihat sosok astral di hadapanku.

"Selamat pagi, Keira."

Sosok astral itu bisa berbicara. Ah tidak! Itu bukan sosok astral melainkan nyata, Nicholas Tyler duduk di meja makan sambil membaca koran paginya tanpa menatapku.

My (FAKE) Fiancé [#DMS 4] | (MFFS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang