Duapuluh Satu

142K 9.5K 195
                                    

"Ya, miringkan tubuhmu sedikit ke kanan, hadap ke laut lepas dan berikan tatapan eksotis milikmu. Ya, ya... bagus sekali. Gaya selanjutnya!"

Sang fotografer sibuk mengarahkan gaya pada Keira yang menuruti panduan itu dengan sangat baik. Ini adalah pekerjaannya yang sudah lama ia tekuni. Dan bergaya di depan kamera, bukanlah hal yang sulit untuk dirinya.

"Baik, Break 30 menit." Teriak sang fotografer itu sambil tersenyum puas.

Begitu juga dengan Keira yang tersenyum senang dan memberi salam hangat pada seluruh kru serta mengucapkan terima kasih atas kerja sama mereka di panas terik siang hari itu.

"Bagus sekali, Keira!" Puji sang fotografer, Joshua.

"Kamu berlebihan, Josh. Kamu yang hebat dalam mengambil gambar." Puji Keira sambil tertawa.

"Aku tidak percaya kalau model majalah People kali ini menunjukmu sebagai modelnya. Meskipun memang karirmu tidak perlu diragukan lagi kecemerlangannya, tapi aku hanya tidak menyangka kalau aku akan memotret kawan lamaku sendiri." Ujar Josh menggebu-gebu.

"Kalau begitu, ambillah gambar terbaik dariku, Josh!" Ujar Keira yang dijawab anggukan oleh Joshua.

"Seluruh sudut dirimu merupakan Angle terbaik. Aku tidak perlu susah payah mencari Angle lagi karena kecantikan dan pesonamu sudah sangat terasa." Puji Josh.

Tidak dapat Keira pungkiri, Keira merasakan binar harapan yang tersorot dari mata Josh sejak pertama kali mereka bertemu di hari pertama pemotretannya di Hawaii.

Joshua yang merupakan pria kutubuku saat Keira berada di bangku SMA itu seakan menjelma menjadi seseorang yang baru.

Kacamata tebalnya masih bertengger di sana, namun dengan bingkai yang lebih sempurna di wajahnya, dan tubuh gembul Joshua juga sudah berubah menjadi otot-otot yang Keira sulit akui kalau Otot Nicholas lebih baik, tapi itu juga tidak termasuk buruk. Dan wajah culunnya dulu, juga sudah berubah menjadi ukiran dari patung-patung dewa yunani yang tegas.

Rahang yang terbentuk sempurna, alis mata yang tebal, senyumnya yang menawan.

Kalau mau diakui, Joshua lebih cocok berada di depan kamera di bandingkan di belakangnya. Tapi itu semua adalah pilihan, bukan?

Tidak, Keira tidak jatuh cinta pada Joshua, meski Keira merasa kalau Joshua menatapnya dengan cara yang berbeda, tapi Keira tetap berusaha profesional. Dalam artikata, tidak melibatkan perasaan dalam pekerjaan. Termasuk antara dirinya dengan Nicholas, kan?

"Any Plan Tonight?" Tanya Joshua.

"Aku rasa tidak ada." Jawab Keira. "Tapi aku memang berencana membeli barang pesanan Adikku. Tapi..."

"Aku temani?" Tawar Joshua. "Hitung-hitung, menemani teman lama sambil berbagi cerita yang pastinya banyak yang harus dibicarakan, bukan?"

Keira tersenyum dan mengangguk. "Oke. Malam ini, di lobi hotel." Ujar Keira bersemangat.

"Baik! Lebih baik, kamu masuk ke dalam van dan ganti pakaianmu lalu beristirahat sebelum pemotretan selanjutnya." Ujar Joshua sambil membelai puncak kepala Keira.

Keira tersenyum dan berlalu melewati Joshua, lalu masuk kedalam Van dimana Hayley sudah menungguinya dengan telepon yang berada di telinganya.

"Nah ini anaknya sudah datang!" Seru Hayley lalu menyerahkan ponsel itu kearah Keira. "Kinny mencarimu." Ujar Hayley menjawab kebingungan di wajah Keira.

Keira memasang seulas senyum lalu menerima panggilan itu dengan bersemangat.

"Haiii Kinny sayang. Cieee yang baru di tinggal lima hari udah kangen aja..."

My (FAKE) Fiancé [#DMS 4] | (MFFS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang