Nicholas's POV
Keesokan harinya, Angeline memasuki ruanganku dengan membawa Map yang kemudian ia sodorkan kepadaku.
"Sir, Ms.Hayley memintaku menyerahkan ini untuk anda."
Aku yang sedang mencoba menyibukan diri dengan apapun yang ada di layar komputerku, mencoba untuk menjernihkan pikiranku, mendongak begitu mendengar nama Manager Keira disebut oleh Angeline.
"Apa ini?" Tanyaku datar, namun tegas. Apapun yang berada di map itu, sepertinya tidak akan membuatku merasa tenang, mengingat bagaimana aku dan Keira bertengkar kemarin.
Angeline terlihat ragu, ia nampak tengah menggigit bibir dalamnya.
Tanpa menunggu jawabannya, aku meraih map itu dan membukanya.
Aku terpaku dan mengepalkan tanganku begitu selesai membaca isi map itu.
"Apa Hayley menyerahkannya sendiri?" Tanyaku pelan, berusaha mengontrol segala emosiku yang masih tersisa.
"I-iya..." jawab Angeline takut.
Aku mempelototi isi map itu cukup lama, banyak pemikiran bercokol di kepalaku.
Kalau memang ini maunya, akan kuturuti. Aku meraih pulpen di dekatku, lalu membubuhkan tanda tangan persetujuanku disana.
Angeline nampak terkejut, dan dia hanya bergumam, "S-Sir..."
Aku menyerahkan map itu setelah menutupnya, "Lakukan saja apapun yang dia inginkan. Kamu bisa kembali."
"T-tapi Sir..."
"Lakukan saja, Angeline!!!" Tegasku sedikit lebih keras. Segala emosi bergejolak di kepalaku, tanpa keinginanku, aku malah melampiaskannya pada sekretarisku.
"B-baik, Sir." Jawabnya tergagap. "Saya permisi." Ia segera berlalu keluar dari ruanganku.
Aku membalik kursi kebanggaanku, menatap lemari yang berada di belakangku dan menggeram kencang, "AAAAAAAARGHHHH!!!" Berkali-kali aku menghentakkan kepalaku ke kursi, berharap denyut kesakitan itu menghilang, tapi tidak sedetikpun.
"Kenapa kamu begini, Kei? Kenapa? Kamu gak benar-benar serius dengan ucapan kamu, kan?" Seakan ada Keira di hadapanku, aku berbisik, bertanya, dan mendesah karena tidak ada jawaban apapun yang kudapatkan.
Aku mendengar pintu ruanganku terbuka, aku mendesah pelan, "Angeline, batalkan semua meeting dan jadwalku hari ini. Dan tolong alihkan seluruh tamu yang ingin menemuiku. Aku sedang tidak ingin diganggu." Pintaku tanpa membalikkan tubuhku.
"You sound so desperate, Nic."
Aku terkejut mendengar suara lembut itu, aku berbalik dengan cepat, lalu melihat perempuan itu tersenyum kepadaku.
"Hai..." Sapanya sambil tersenyum,"You look like a shit, Nic."
Aku menyunggingkan senyumku dan berdecak pelan, "Am i?"
Perempuan itu mengangguk dan berjalan mendekati mejaku, lalu duduk di hadapanku. "Bukan hanya kamu, Keira juga."
Mendengar nama wanita yang kucintai disebut, tubuhku menegang. "Apa terjadi sesuatu dengan Keira?" Tanyaku setengah mendesak.
Perempuan itu menggeleng, kemudian mengangguk. "Aku tidak tahu harus mendefinisikan Keira dalam Kategori apa, yang jelas kondisinya tidak berbeda jauh dengan kamu."
Aku terdiam, tanganku terkepal, aku mencoba mengingat bagaimana Keira kemarin, bagaimana ia mengatakan kalau ia tidak pernah mencintaiku, mengatakan kalau hubungan kami hanya pekerjaan, matanya yang memang datar, tapi suaranya tajam, menusukku, dan mengingat surat yang baru saja ku tanda tangani tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (FAKE) Fiancé [#DMS 4] | (MFFS)
عاطفيةKeira Alexandria McKenzie Cantik, muda, berbakat, terkenal. Banyak laki-laki mengantre untuk menjadi pacarnya, namun Keira tidak pernah memikirkan hal itu secara serius. Berbeda dengan saudara kembarnya yang sebentar lagi akan menikah dengan teman m...