"Aku cinta sama kamu. Apa kamu mau menjadi pacarku?"
Pertanyaan itu membuat Auryn membeku ditempat. Bukan karena ia tidak pernah mendengar pertanyaan itu, melainkan ia terlalu sering mendengarnya. Hampir setiap hari.
Tapi masalahnya, laki-laki yang baru mengutarakan perasaannya ini, bukan laki-laki yang ia kenal sama sekali. Auryn bahkan merasa tidak pernah melihatnya di sekolahan sebelumnya.
"Ehm..." Auryn berdiri gusar ditempatnya. Pasalnya laki-laki yang tidak ia kenal ini, tiba-tiba datang dan menariknya menuju ke taman belakang sekolah selepas jam sekolah usai. Dan sekarang, pasti kakak-kakak kembarnya sedang menunggu dengan tidak sabaran di parkiran.
"Maaf..."
Dua pasang tangan dengan tiba-tiba merangkul bahu Auryn, dari bau parfumnya, Auryn dapat mengenali kalau pemilik kedua tangan itu adalah kembarannya, Alceo Marvello Tyler, dan Austin Marvello Tyler.
"Ada apa ini? Kenapa kamu menggiring Auryn kesini?" Tanya Alceo dengan nada mengintimidasi.
"Dia macam-macam sama kamu?" Tanya Austin lebih mengkhawatirkan Auryn.
Auryn menggeleng. "Kalian kenapa kesini?" Tanya Auryn meskipun ia sudah tahu, kalau mereka pasti datang mencari Auryn.
"Aku bermaksud meminta Auryn untuk menjadi pacarku." Jawab laki-laki berkacamata itu dengan pelan. Ia lalu menunduk ketika Alceo menyeringai dan menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.
"Atas dasar apa kamu berani meminta Auryn untuk menjadi pacar kamu?" Tanya Alceo lagi.
"Marvel, udah." Sanggah Auryn cepat, menghentikan konfrontasi Alceo. Ia lalu menatap laki-laki yang ia tidak tahu namanya dengan tatapan iba dan bersalah. "Maaf, tapi aku tidak bisa berpacaran sekarang." Jawab Auryn cepat, lalu beralih menatap kedua kembarannya dengan tatapan kesal. "Kita kembali."
Tanpa bantahan, Austin dan Alceo membiarkan diri mereka dibawa oleh Auryn menuju ke parkiran. Alceo langsung mengeluarkan kunci mobil untuk membuka kunci otomatisnya.
Auryn hanya menghela nafas pelan sambil masuk ke kursi penumpang di belakang Alceo.
Selama 16 tahun hidup dan bersama dengan kedua kakak kembarnya itu, Auryn memang sulit untuk mendapat seorang pacar.
Lihat sendiri, kan? Alceo selalu mengintimidasi orang-orang yang dekat dengan Auryn dengan kata-kata dan tatapannya. Meskipun dirinya sendiri selalu gonta ganti pacar sesering dan semudah mengganti baju.
Austin sendiri memang tidak mengintimidasi secara terang-terangan. Tapi Auryn jelas mengenal tabiat kembarannya yang diam-diam menghanyutkan itu. Austin akan menghampiri laki-laki yang mendekati Auryn diam-diam, lalu mengintimidasinya dengan kepintaran otak yang Austin miliki. Sedangkan Auryn, hanya bisa pasrah menerima semua bentuk 'kasih sayang' yang diberikan oleh kembarannya.
"Princess."
Panggilan yang familiar menyapa telinga Auryn begitu ia masuk kedalam mansion keluarganya. Dan begitu ia menoleh, Wajah tampan Mike yang sedang duduk dengan laptopnya di ruang keluarga terlihat.
"Mike!!!" Seru Auryn, ia berlari dan memeluk pinggang kakak tertuanya itu dengan erat.
"Yo, Mike." Sapa Alceo sedikit acuh, berjalan melewati Mike.
"Mike, tumben pulang?" Tanya Austin, ia berjalan kearah dapur untuk mencari makanan di dalam kulkas.
"Kangen sama kalian." Jawab Mike. Sejak masuk ke bangku kuliah, Mike memutuskan untuk tinggal terpisah dengan keluarga Tyler. Selain ia sadar akan posisinya, ia juga merasa harus belajar mandiri. Maka dari itu, Nicholas meluluskan permintaan Mike, tapi Mike tetap harus tinggal di bekas apartemen Nicholas dulu. Mike juga tetap harus memberi kabar pada Keira dan Nicholas, dan tentu saja, pulang setiap minggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (FAKE) Fiancé [#DMS 4] | (MFFS)
RomansaKeira Alexandria McKenzie Cantik, muda, berbakat, terkenal. Banyak laki-laki mengantre untuk menjadi pacarnya, namun Keira tidak pernah memikirkan hal itu secara serius. Berbeda dengan saudara kembarnya yang sebentar lagi akan menikah dengan teman m...