Keira's POV
Aku tidak pernah menyangka, kalau hubungan yang sedari awalnya merupakan sebuah kebohongan, akan berakhir menjadi sesuatu yang nyata, bahkan lebih nyata dari sebuah kebohongan itu sendiri.
Aku bahkan tidak menyangka kalau aku akan segera menjadi seorang Mommy dalam waktu dekat ini.
Rasanya, baru kemarin Mommy memintaku membawa pulang seorang pria, mengatakan kalau umurku sudah terlampau cukup kalau dibandingkan dengan Mommy yang sudah memiliki aku dan kak Kenneth saat seumuranku dulu.
Rasanya baru kemarin aku membenci Nicholas, dan entah sejak kapan rasa benci itu menguap begitu saja.
Rasanya baru kemarin aku ugal-ugalan, keluar masuk club, dan menegak berpuluh-puluh gelas alkohol sampai tidak sadarkan diri.
Rasanya baru kemarin aku mengirim foto diriku untuk melamar menjadi model dalam satu majalah.
Dan sekarang? Aku akan segera menjadi seorang Mommy dari 3 kurcaci kecil dalam hitungan minggu.
Kehamilan yang awalnya sangat negatif kupikir akan terjadi padaku, kehamilan yang akan sangat rapuh dan butuh perhatian ekstra dibanding ibu hamil lainnya. Namun anak-anak kami ternyata kuat, saling menjaga satu sama lain di dalam, agar tidak ada 1 dari mereka yang gugur sebelum melihat dunia.
Ada rasa bangga tersendiri yang menyelubungi hatiku saat melihat pertumbuhan mereka hari semi hari sampai usia 34 minggu ini.
David menyarankan untuk melakukan operasi pada minggu ke 36, hal itu katanya agar memperkecil resiko kematian pada bayi kami, karena plasenta pada bayi akan sulit untuk bekerja. Terlebih ada 3 bayi di tubuh gentongku ini.
Aku dan Nicholas hanya menyetujuinya, karena kami yakin, David tahu yang terbaik untuk anak-anak kami.
Di usia kandunganku yang 34 minggu ini, aku sudah sangat sulit untuk berjalan. Bahkan aku menghabiskan 80% waktuku di kasur. 10% ke kamar mandi, 10% ke ruang makan kalau mendadak lapar.
Aku tidak pernah tahu kalau hamil, terutama kembar, akan sesulit ini. Dari kehamilanku ini, aku baru tahu seberapa besar pengorbanan Mommy dulu saat tengah mengandung aku dan kak Kenneth.
Mengenai jenis kelamin, anak-anak kami sangat kompak untuk saling menyembunyikan kelamin mereka setiap kali kami melakukan USG. Mereka seakan ingin agar kehadiran mereka menjadi kejutan untuk kami nantinya. Tapi, apapun jenis kelaminnya, aku akan sangat senang, karena pada akhirnya, kehamilan yang memiliki resiko dan juga sulit, mengingat keadaanku dulu, dapat memberiku 3 kurcaci kecil, buah cintaku dan Nicholas.
"Bengong lagi, hm?"
Aku menoleh dan melihat wajah baru bangun tidur Nicholas yang selalu menjadi pemandangan favoritku selama ini.
Ia bergerak mendekat, memeluk dadaku-karena percayalah, perutku sudah tidak dapat dipeluk dengan normal lagi.- dan aku bisa merasakan nafas teraturnya di leherku.
"Kamu gak bisa tidur lagi?" Tanyanya dengan suara serak.
Satu lagi, aku jadi sulit tertidur dengan kehamilan besarku ini. Posisi apapun selalu salah. Pinggangku pegal dibuatnya.
"Aku cuman gak sabar ketemu sama mereka." Jawabku sambil tersenyum.
"Aku juga."
Aku menoleh, dan mendapati wajah tersenyum Nicholas.
"I love you, Keira." Bisiknya sambil mengecup keningku. "I always do."
Aku tersenyum. Aku tahu. Aku sangat tahu dengan perasaan Nicholas. Karena aku juga merasakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (FAKE) Fiancé [#DMS 4] | (MFFS)
RomantizmKeira Alexandria McKenzie Cantik, muda, berbakat, terkenal. Banyak laki-laki mengantre untuk menjadi pacarnya, namun Keira tidak pernah memikirkan hal itu secara serius. Berbeda dengan saudara kembarnya yang sebentar lagi akan menikah dengan teman m...