Duapuluh Dua

144K 9.5K 327
                                    

Nicholas's POV

Aku nyaris tidak bisa mengontrol diriku untuk menyentuh Keira. Andai saja aku tidak ingat akan prinsipku, aku pasti sudah berakhir telanjang dengan Keira di kasur dan menyesali diriku yang tiada beda dengan laki-laki penikmat one night stand di luar sana. Bedanya, aku melakukannya dengan Keira, bukan dengan jalang yang sudah entah berapa banyak yang pakai.

Aku tahu Keira kecewa aku menghentikannya. Dan aku tahu, tatapan bingung Keira yang seakan meminta penjelasan dariku daripada sekedar 'malam ini aku belum bisa' dan berlalu meninggalkannya.

Rencana awal aku ingin memberinya kejutan, malah berakhir dengan Keira yang mendiamiku dan memunggungiku.

Keira keluar dari kamar mandi tidak lama kemudian, dan wajahnya sulit kubaca. Tidak ada senyum, dan hanya tatapan kosong.

Ini bukan rencana awalku.

Padahal aku bermaksud menemui Keira setelah aku tiba-tiba merindukan perempuan itu tadi pagi. Saat aku menemui Kelly, aku seakan tidak sanggup melukai gadis polos itu dengan mengatakan kenyataannya.

Tapi nyatanya, Kelly dapat menerima dengan baik kalau aku telah membohonginya mengenai New York dan juga umurku.

Perangai Kelly sangat berbeda dengan Keira yang lebih keras dan blak-blakan. Bersama dengan Kelly, malah membuatku semakin membandingkan dan merindukan Keira.

Aku mengambil penerbangan paling pertama yang bisa kudapat setelah mengcancel seluruh jadwalku dan terbang menuju Hawaii.

Bagaimana Kelly, kalian tanya?

Bagaimana aku menjelaskan ini... ehm... begini...

Kelly sempat penasaran dengan hubunganku dan Kakaknya, Keira. Karena Kelly berkata kalau ini kali pertamanya melihat Keira membawa pulang laki-laki.

Apa yang bisa kujawab? Tentu aku mengatakan kalau kami hanya sekedar teman SMA.

Tapi berat untuk ku akui kalau aku merasakan sinar pengharapan dari sorot matanya.

Terlebih saat dia membahas perihal kelanjutan hubungan kami yang kandas tengah jalan.

"Lalu... bagaimana dengan kita?"

"Maksudmu?" Aku mengerti, bohong sekali kalau aku tidak mengerti! Tapi aku hanya tidak mau memberi pengharapan lebih pada Kelly.

"Maksudku... perbedaan umur tidak masalah bagiku, kamu tahu?" Ujarnya sambil memasang senyum tipis di wajah manisnya. "Apa kamu... benar-benar sudah mencintai orang lain?"

Aku menelan ludahku yang seakan berubah menjadi biji kedondong. Kasar sekali di tenggorokanku.

"Apa benar-benar tidak ada kesempatan untukku, karena aku anak kecil?" Tanyanya lagi.

"Bukan begitu, Kel..."

"Meskipun aku tidak sedewasa kamu, tapi aku tahu kalau aku mencintai kamu. Meski aku tidak pernah bertemu denganmu, tapi aku merasa bertemu dengan orang yang dapat mengerti diriku dengan baik. Dan ketika kamu meninggalkanku, aku seperti kehilangan separuh diriku." Ujarnya panjang lebar. "Tidak bisakah...?" Ia mulai terisak.

Oh bagaimana ini? Kenneth bisa membunuhku kalau tahu aku membuat adiknya menangis.

Kelly dan aku memang memiliki kecocokan, tapi entah kenapa aku ragu untuk melanjutkan hubungan kami, terlebih aku sudah berjanji pada Keira.

Dan lagi... perasaanku.

Disaat aku dan Kelly mempunyai kecocokan, dimana Kelly seakan menyeimbangi langkahku, sedangkan aku dan Keira yang bertolak belakang, seakan langkah kami tidak sama, tetapi Keira seakan bisa melengkapi kekuranganku, menyempurnakanku, mengisi setiap langkah kosong yang tidak bisa ku langkahi.

My (FAKE) Fiancé [#DMS 4] | (MFFS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang