Sepuluh

164K 10.9K 180
                                    

Keira's POV

Sebenarnya aku sendiri bingung, apa yang membawaku menjejalkan kaki di kantor ini.

Alasan kerjaan? Ingin mendiskusikan sesuatu? Atau ingin bertemu Nicholas?

Oh, betapa aku ingin meracuni otakku saat otakku dengan lancangnya memikirkan alasan terakhir itu.

Tapi aku memang harus bertemu dengan Nicholas untuk mendiskusikan perihal pekerjaan.
Tunangan palsu, termasuk pekerjaan bukan? Bela hatiku.

Mau tidak mau, hatiku kembali terlonjak ketika kepalaku memikirkan ucapan Nanny tadi. Kalau memang apa yang Nanny ucapkan benar, dan Aku telah salah paham pada Nicholas, maka aku berhutang maaf atas tamparanku kemarin, tapi bukan maaf atas perlakuannya dulu.

Dan lagi... Nicholas melihatku menelanjangkan diri???? Oh Tuhan... aku ingin menyembunyikan wajahku di dasar sungai nil!!

Tapi apa benar? Maksudku... oh ayolah! Aku juga memiliki tubuh yang mampu membuat banyak laki-laki mengeluarkan air liurnya meski hanya dengan berbalut pakaian yang seksi. Apa lagi dengan aku secara 'sukarela' menelanjangkan diriku?
Nicholas benar-benar tidak melakukan sesuatu? Aku mulai curiga dia memiliki kelainan seksual.

Pemikiran panjangku, tanpa kusadari berakhir saat kakiku yang entah bagaimana berhasil membawa tubuhku sampai di lantai atau tepatnya depan pintu kerja Nicholas.

Sekarang aku sudah berdiri di depan meja sekertaris Nicholas yang tampaknya belum menyadari kehadiran tidak terdugaku.

Aku berdeham, membuat sekertarisnya mengadahkan kepala menatapku sedikit terkejut.

"Miss.... Keira... ada yang bisa ku bantu?" Tanyanya, mencoba menyembunyikan keterkejutannya namun bisa kukatakan kalau usaha itu, gagal!

"Saya ingin bertemu Ni... Mr.Tyler. dia di dalam?" Tanyaku mengabaikan ekspresi wajah bertanya Sekertaris Nicholas.

"Y-ya. Tapi saat ini Mr.Tyler sedang ada tamu di dalam. Apa sebelumnya anda sudah ada janji dengan beliau?"

Cih... janji? Males juga bikin janji sama Nicholas. Penting banget kali?

Aku menggeleng. "Katakan saja aku ingin bicara dengannya." Ujarku.

Sekertaris Nicholas mengernyit menatapku sebelum mengangkat gagang telepon dan memencet satu tombol yang kuyakini menghubungkannya dengan laki-laki di dalam sana.

Bagaimana kalau ternyata yang dia hubungi malah sekuriti karena dia merasa bosnya terancam dengan kehadiranku yang mungkin tidak segan-segan membunuh bosnya saat mengingat kejadian terakhir aku menjejakkan kaki disini?

Tidak mungkin...

"Miss Keira ada di depan, Sir. Beliau ingin berbicara dengan anda.... baiklah, akan saya sampaikan."

Sekertaris Nicholas meletakkan kembali gagang teleponnya lalu menatapku.

"Mr. Nicholas menyampaikan agar anda menunggu di ruang Meeting. Beliau akan segera menemui anda." Ucapnya terdengar lancar.

Aku mengernyit. "Siapa yang Ni... Mr.Tyler sedang temui? Kenapa harus saya yang menunggu di ruang meeting?" Tanyaku mulai tidak sabar.

Kalau memang pembicaraan yang Nicholas sedang lakukan itu penting, kenapa dia tidak membicarakannya di ruang meeting yang notabene memiliki fasilitas kedap suara dan fasilitas presentasi lainnya?

Dan yang membuatku sedikit meringis adalah kemungkinan kalau Nicholas sedang menemui pacarnya, membicarakan perihal masa depan yang pastinya tidak akan melibatkan diriku.

My (FAKE) Fiancé [#DMS 4] | (MFFS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang