Chapter 4

429 42 0
                                    

Saat aku selesai berbicara Jeonghan tiba-tiba langsung duduk dibangkunya dan berbicara padaku.
"Yakk. Aku mendengar semuanya. Jangan pernah percaya pada omongan orang-orang tentangku. Memang iya aku cuek tapi tidak sampai sebegitu dingin juga." jelasnya dengan wajah dingin.
"Tapi sekarang kau berwajah dingin.." kataku dengan wajah polos.
"Huh..." Jeonghan menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu tersenyum dengan lebar ke arahku sambil menaruh telunjuk tangannya di pipinya.
"Bagaimana!? Apa aku masih terlihat dingin?" tanya Jeonghan dengan wajah imut. Aku langsung tertawa melihat tingkah lucunya itu. Melihat aku tertawa Jeonghan pun ikut tertawa. Ia kemudian dengan gemas mencubit pipiku. Aku yang menyadari hal itu pun langsung menutup kedua pipiku dengan tanganku.
"Hmm? Mengapa pipimu memerah??" tanya Jeonghan dengan wajah penasaran.
"Ah, tidak apa. Hanya saja kau membuatku malu dengan kelakuanmu yang seperti itu." jawabku masih dengan keadaan malu.
"Haha.. Kau lucu sekali. Baru kucubit pipimu saja sudah merah seperti ini. Apalagi jika aku mengerjaimu di depan anak-anak lain. Pasti akan semerah Kepiting rebus.." kata Jeonghan sambil tertawa kecil.
"Huh.. Tidak adil." kataku yang langsung mencubit kedua pipinya.
"Aduh! Sakit, Yeon Wa.." kata Jeonghan sambil terus memegangi kedua pipinya.
"Hehe.. Itu balasan untukmu yang sudah membuat wajahku memerah." kataku penuh kemenangan.

Guru Cho pun datang ke kelas dan berkata, "Karena hari ini guru-guru rapat, maka sekarang sampai bel pulang kalian bebas." kata guru Cho yang langsung di ikuti sorakan anak-anak satu kelas dengan heboh.

Seungcheol dan Vernon langsung mengajakku ke taman sekolah.
"Bagaimana kalau kita menghabiskan waktu bersama di taman? Itu akan sangat seru!" kata Vernon dengan kegirangan.
"Baiklah. Ayo! Jeonghan, apakah kau ikut?" tanyaku pada Jeonghan.
"Ne.. Aku ikut. Tapi apakah tidak sebaiknya kita beli camilan dulu sebelum ke taman?" tanya Jeonghan.
"Ide yang bagus!" jawab Vernon dan Seungcheol hampir bersamaan.

Kami akhirnya beli camilan dan minuman bersama di kantin. Setelah selesai, kami langsung pergi ke taman sekolah.
"Aahh... Segarnya.." kata Seungcheol sambil menghirup udara segar disini. Memang kuakui disini memang enak dibuat untuk tempat bersantai. Kami pun duduk di atas rumput-rumput lalu mulai membuka camilan kami satu per satu. Aku saat itu sedang makan es krim coklat. Saat Jeonghan menoleh ke arahku ia menyuruhku untuk berhenti makan.
"Hei, stop! Jangan makan dulu.." kata Jeonghan.
"Memangnya kenapa?" tanyaku heran. Ia hanya diam dan mulai mendekat. Ia membersihkan noda coklat yang ada di mulutku dengan jempolnya. Aku hanya diam saja dan memperhatikannya.

Ia mempunyai wajah yang tampan. Selain tampan ia juga perhatian.
Ah, mengapa jantungku berdegup kencang saat ia berada sedekat ini?! Batinku.

Tak kusadari pipiku kembali memerah. Setelah selesai, ia hanya melihatku saja masih dengan keadaan badan kami berdua berdekatan.
"Eh.. Kau bisa kembali ke posisi semulamu sekarang. Dan satu lagi, terima kasih." kataku dengan linglung.
"Ah, mianhae..." jawab Jeonghan dengan wajah kikuk.

My JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang