Chapter 20

227 21 0
                                    

Saat malam, aku sudah mulai mempersiapkan barang yang akan kubawa besok. Sudah ku periksa semua. Tetapi seperti ada hal yang kurang. Ah! Aku ingat. Aku lupa membeli camilan. Aku langsung sms pada Seungcheol agar mau menemaniku membeli camilan. Rumahnya tak begitu jauh dariku, jadi kalau aku perlu sesuatu aku tinggal sms atau datang ke rumahnya saja.

Kau dimana? Aku perlu bantuanmu.. Kukira aku sudah menyiapkan semuanya, tapi ternyata kurang.. Yaitu camilannya.. Aku lupa beli..
Bisakah kau datang ke rumahku dan menemaniku beli???
Sms ku pada Seungcheol.

Baiklah.. Aku akan sampai 7 menit lagi.. Siapkan uangmu oke?! Aku tidak ingin uang hasil penghematanku habis gara-gara kau.. Satu lagi, jangan lupa membelikan Vernon dan Jeonghan camilan juga. Jadi bawalah uang lebih oke!?
Balasnya.

Setelah 7 menit, ada orang yang memencet bel rumahku. Saat kubuka itu adalah Seungcheol.
Wow.. Anak ini benar soal perkataannya.. Kukira ia akan sampai 10 menit kemudian.

"Kajja... Kita berangkat sekarang." ajakku pada Seungcheol.
"Ne.." ia hanya mengangguk lalu mulai berjalan. Aku pun mengunci pintu dan menyusul dia.
"Yakk, tak bisakah kau menunggu sebentar saja!?" tanyaku heran.
"Anniya... Aku tak terlalu suka menunggu." jawabnya tanpa menoleh kepadaku.

Kami pun berjalan dengan diam. Saat sampai minimarket, aku langsung mengambil keranjang dan mulai memilih camilan apa yang akan kubeli. Begitu juga dengan Seungcheol. Aku membeli keripik, permen, dan minuman. Tak lupa juga aku membeli 3 kotak susu. Ya, aku memang suka susu. Sangat suka malah. Jadi, 2 kotak susu untukku dan 1 kotak lagi untuk Jeonghan. Setelah kurasa cukup, aku segera menghampiri Seungcheol.
"..." aku hanya diam sambil mengikutinya.
"Wae..?" tanyanya padaku.
"Hhmm?! Tak apa.. Apa kau sudah selesai memilih camilan?" tanyaku.
"Belum.." jawabnya. Saat melihat keranjangnya, aku melongo. Camilan yang ia beli adalah camilan yang lumayan mahal.
"Baiklah, aku sudah selesai. Kajja." katanya kepadaku. Aku hanya mengangguk. Setelah membayar, aku pun pulang. Begitu juga dengan Seungcheol.
"Terima kasih sudah mengantarkanku.." kataku sambil tersenyum.
"Tak apa.. Aku juga perlu membeli camilan, kok... Jadi santai saja.." jawabnya sambil tersenyum kecil.

Aku membuka kunci pintu rumah. Setelah itu aku langsung masuk dan menutup pintu kembali. Aku langsung masuk ke kamarku dan membereskan camilan yang akan kubawa besok. Setelah selesai, aku langsung ganti baju dan merebahkan diri ke kasur. Tak lupa juga aku mengambil boneka pemberian Jeonghan dan memeluk boneka itu. Aku pun tertidur. Saat tengah malam, aku mendengar suara orang membuka pintu dan mengerang. Aku langsung membuka mata dan beranjak dari tempat tidurku.
Ada apa dengan oppa? Mengapa ia mengerang seperti itu? Batinku.

Aku pun keluar kamar dan menuruni tangga. Saat sampai lantai bawah, aku begitu kaget karena bau dari alkohol yang sangat menyengat. Aku langsung menutup hidungku dan mendekat ke oppa-ku.
"Oppa, apa yang terjadi? Mengapa kau berbau alkohol? Kau pasti mabuk, kan!?!?" tanyaku.
"Diamlah!" bentaknya dan langsung menarik lenganku hingga aku terjatuh di sofa.
"Yakk! Kau kenapa!?" tanyaku kaget.
"Aku sangat marah padamu! Kau sudah mengambil roti buatanku!" jawabnya dengan wajah cemberut.
"Mwo??! Mengambil rotimu??? Kapan kau membuat roti?" tanyaku dengan bingung sambil berdiri.
"Kau lupa atau tidak tahu???" tanyanya balik.
"Tentu aku tidak tahu, pabbo!" jawabku dengan kesal.
"Kau sudah membangunkanku dari tidur nyenyak dan sekarang kau ngelantur?!" lanjutku.
"..." oppa hanya diam.
"Ah, sudahlah. Ayo kubantu ke kamar!" kataku sambil membopongnya. Ia hanya nyengir ke arahku.

My JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang