Chapter 13

261 27 0
                                    

Suara itu terdengar familiar bagiku. Aku mengintip melalui celah pintu yang ada di toilet.
Hah!?!? Itu Kim Jennifer dan anak buahnya.. Kataku dalam hati tak percaya.
Bagaimana ini..!? Aku tak berani keluar.. Aku takut dia akan melakukan sesuatu yang buruk padaku.. Batinku.

"Huh...! Aku sebal sekali dengan yeoja baru itu! Baru masuk saja sudah berani mendekati Jeonghan oppa.." gerutu Jennifer.
"Sudahlah.. Lagian apa gunanya membahas tentang dia.. Dia memang yeoja baru yang centil.." balas Ingui.
Aku langsung mengepalkan kedua tanganku dengan kuat.
Apa-apaan Ingui itu!? Bukankah dia dan teman-temannya yang kecentilan.. Kenapa malah aku yang jadi sasarannya!? Umpatku dalam hati.

"Eh, kau tahu tidak? Biasanya saat kita membicarakan orang lain, orang yang kita bicarakan biasanya berada di balik pintu toilet, lho..." jelas Hye Bin.
"Haha.. Itu malah lebih bagus. Karena dia bisa kugunakan menjadi alat untuk mendekati Jeonghan oppa.." jawab Jennifer. 1... 2... 3... Langsung kubuka pintu toilet dengan kasar sambik menatap Jennifer dengan geram.
"Apa-apaan kau!? Aku hanya diam melihat sikapmu yang seperti ini. Tapi aku juga punya batas, dan ini batasku!" kataku sambil mendorong Jennifer hingga ia hampir terjatuh.
"Yakk! Kau ini kenapa sih!?!?" tanya Ingui dengan melotot ke arahku. Belum sempat kujawab, tiba-tiba ada tangan yang menampar pipiku dengan keras. Plakk!
Aku tersungkur ke lantai. Ternyata itu adalah Jennifer. Aku hanya diam sambil memegangi ujung bibirku karena berdarah akibat tamparan tadi. Belum selesai masalah satu sudah datang masalah lainnya. Ya, Jennifer menarik rambutku membuatku menghadap ke arahnya.
"Kau jangan pernah remehkan aku. Aku adalah anak dari manajer perusahaan A. Kau pasti tahu seberapa sukses perusahaan itu, kan?!" tanya Jennifer meremehkan.
"Memangnya kenapa!? Kau mau membandingkan secara pangkat? Oke. Bagaimana kalau aku adalah anak dari pemilik perusahaan A, itu?! Kau mau apa?" tanyaku dengan meremehkannya.
"Nama ayahmu Kim Seok, kan!?" lanjutku bertanya.
"Sialan kau!!" jawab Jennifer langsung memukul wajahku. Membuat mukaku lebam. Aku hanya meringis kesakitan.

Aku kira dia akan menyudahi perlakuannya, ternyata tidak. Ia mengambil gunting dari dalam kantung jaketnya dan berniat untuk menggunting rambutku.
"Aah!!" teriakku.
"Aniya! Jennifer! Aniya!!" teriakku dengan keras memohon pada Jennifer.
"Please.. Jangan gunting rambutku!" lanjutku. Aku meronta sekuat tenaga tapi percuma, kedua lenganku sudah dipegangi oleh Ingui dan Hye Bin. Cepat atau lambat ia akan segera menggunting rambutku. Baru saja ia menempelkan gunting di rambutku. Tiba-tiba.. Brakk! Ada seseorang yang mendobrak pintu dengan keras. Itu Jeonghan. Aku tak percaya apa yang kulihat. Mataku mulai kabur akibat pukulan Jennifer tadi. Jeonghan membentak.
"Yakk! Apa kau gila!? Kau bisa saja melukai Yeon Wa!" bentak Jeonghan.
"Persetan denganmu Jeonghan!" kata Jennifer dengan kasar.
"Mwo!? Apa yang kau bilang tadi!?" kata Jeonghan sambil langsung mencengkeram kerah Jennifer dengan melotot. Jennifer hanya diam saja. Baru kali ini ia melihat Jeonghan semarah ini. Tanpa disadari, air mata mulai keluar dari mata Jennifer.

My JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang