Chapter 19

229 24 0
                                    

Aku mulai mengantuk. Jeonghan tetap saja serius membaca di atas kasurku. Tanpa basa-basi, aku langsung meletakkan kepalaku di atas pahanya. Ia hanya mengelus-elus rambutku pelan. Aku semakin mengantuk dengan perlakuannya padaku.
"Jeonghan, aku ngantuk.." kataku dengan mata berat.
"Hehe... Baiklah. Sekarang istirahatlah.. Kau besok akan kujemput jam 06.30 oke?! Aku pinjam dua buku ini ya.." katanya padaku. Aku hanya mengangguk karena terlalu mengantuk.

Sebelum keluar kamar aku sempat merasakan bahwa ia mencium keningku dan mengatakan sesuatu.
"Goodnight.. Have a nice dream about me, sweetheart.." katanya lalu keluar kamar. Wajahku memerah lagi. Akhirnya aku pun tertidur pulas.
Di sela-sela tidurku, aku mendengar suara kakakku meneriaki namaku. Aku hanya diam saja dan melanjutkan tidurku.

Alarm-ku berbunyi. Aku segera mematikannya dan bangun. Langsung kuambil handuk dan peralatan mandiku, setelah itu aku langsung mandi. Selesai mandi aku ganti seragam dan langsung menuju meja makan. Di sana sudah ada oppa-ku yang sarapan.
"Yakk! Kenapa kemarin malam kau tidak menjawab panggilanku? Padahal aku kemarin sudah teriak-teriak.." tanya oppa-ku.
"Mianhae.. Aku kemarin tertidur pulas sampai malas untuk menjawabmu.." jelasku.
"Dasar pemalas.." ejek oppa-ku.
"Biarin.." jawabku sambil menjulurkan lidah lalu memakai sepatu. Setelah selesai aku langsung melihat jam tanganku. Jam 06.30
Aku langsung pamit pada oppa-ku dan keluar. Benar sudah ada Jeonghan yang duduk di depan mobilnya.
"Apakah kau menunggu lama?" tanyaku sambil mengikutinya.
"Ne.. Aku sudah menunggu selama satu menit.." jawabnya.
"Itu namanya sebentar.." balasku sambil mempautkan bibirku.

Aku langsung memencet tombol untuk membuka kap mobil. Entah mengapa ini sudah jadi kebiasaanku saat masuk mobil milik Jeonghan ini. Aku bisa merasakan udara segar lebih lama jika kap mobil dibuka. Jeonghan bisa memaklumi hal ini. Saat sampai sekolah, sudah banyak anak berkeliaran. Kami berjalan menuju kelas. Saat sampai kelas, Vernon langsung menuju ke arah kami.
"Yakk! Benarkah kalian pacaran?!" tanya Vernon tak percaya. Ia langsung melihat tangan kami yang sedang bergandengan.
"Jadi itu benar!?" lanjutnya.
"Ne.." jawabku dan Jeonghan bersamaan.

Guru Cho masuk ke kelas. Ya, tentu saja, aku dan 2 namja itu langsung duduk. Setelah memberi salam, guru Cho memberi tahu kami sesuatu.
"Besok sekolah akan mengadakan camping di hutan.. Mohon kalian bawa semua perlengkapan yang saya sebutkan." kata guru Cho.
"Pakaian secukupnya, pakaian dalam juga secukupnya, jaket atau sweater, alat mandi, senter untuk jaga-jaga, camilan untuk kalian yang mudah lapar, blaa... Blaa.. Bla.." lanjutnya.
Aku hanya mendengarkan saja. Karena jika aku lupa, aku tinggal tanya saja pada Jeonghan. Dia yang bertugas mencatat semuanya.

"Yeon Wa, kau bawa camilan apa untuk besok?" tanya Choi In Ha sambil menoleh.
"Entahlah.. Aku akan beli nanti dengan Jeonghan, Vernon, dan Seungcheol..." jawabku.
"Waahh~~ kau beruntung sekali bisa dekat dengan 3 namja tampan dan keren itu... Daebakk~~" balasnya sambil sedikit melongo.
"Jangan lupa menutup mulut manyunmu itu, In Ha.. Kau terlihat seperti kuda nil berjemur sekarang.." kataku sambil tertawa kecil.
"Hhmmm -- --" kau terlihat seperti..." kata In Ha terputus. Ia sedang memikirkan sesuatu untuk di ledekkan kepadaku.
"1... 2... 3... Hahaha... In Ha kau kalah debat denganku.." kataku sambil tertawa.
"Yakk! Baiklah kau menang kali ini.." jawabnya.
"Sudahlah.. Hadap ke depan sana.. Aku tidak mau kepergok guru Cho sedang bercanda.." kataku sambil mendorong punggung In Ha pelan.
"Hehehe.. Ne.." jawabnya sambil tertawa.

"Oh ya, ada tambahan lagi.. Khusus kelas kita, kalian diperbolehkan membawa mobil.. Tapi jika terjadi sesuatu, sekolah tidak mau tanggung jawab, oke!?" jelas guru Cho langsung disambut teriakkan riuh sekelas.

My JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang