"Aku... A-aku..." jawab Jeonghan terbata-bata.
"Kau apa?" tanyaku heran. Hatiku berdegup kencang.
Ah, perasaan apa ini!? Mengapa jantungku berdegup begitu kencang!? Tanyaku dalam hati.Deg... Deg... Deg...
"Aku... Suka padamu.." jawab Jeonghan dengan malu-malu.
Deg.
Terasa seperti mimpi. Aku tidak percaya ini. Wajahku seketika memerah. Ia mempunyai perasaan yang sama terhadapku. Aku menatapnya. Ia menatapku seolah ingin segera mengetahui jawaban pasti dariku.
"Jadi...?" tanya Jeonghan.
"Ehm, maaf..." jawabku dengan ekspresi datar.
"Aku juga punya perasaan yang sama terhadapmu..." lanjutku dengan wajah semerah tomat."Mwo!?!? Jinjja?!?!" tanya Jeonghan tak percaya.
"Hahaha... Ne..." jawabku sambil tersenyum lebar. Ia langsung memelukku dengan erat.
"Gomawo..." kata Jeonghan masih memelukku.
"Ne, nado..." jawabku.
"Jadi,,," kata Jeonghan.
"Kita resmi pacaran, kan?" lanjut Jeonghan dengan wajah berharap.
"Haha.. Tentu saja" jawabku sambil mencubit pipinya.Kami berdua pun segera keluar dari UKS dan berjalan ke kelas. Ia berjalan sambil menggandengku. Tiba-tiba muncul sesosok mahluk tak diundang berjalan ke arah kami. Aku yang melihatnya langsung terhenti dan diam. Jeonghan juga berhenti karena melihat mahluk itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Kim Jennifer dan 2 anak buahnya.
"Mwo!? Ternyata dia.. Mengapa kau berhenti, Yeon Wa? Bukankah pangkat appa-mu lebih tinggi dari dia?" tanya Jeonghan dengan nada menyindir.
"Bagaimana kau tahu?" tanyaku.
"Aku bertanya pada Ingui.." jawabnya polos. Jennifer semakin dekat. Dekat... Dan akhirnya berdiri tepat di depan kami berdua."Haha... Lihatlah wajahmu itu, jelek! Kau terlihat seperti babu yang baru saja di usir tuanmu..." kata Jennifer meremehkan.
"Apakah kau tidak salah? Bukannya yang babu itu kau, Jennifer!? Lihat, secara pangkat saja kau kalah..." balas Jeonghan.
"Tapi, tetap saja aku lebih berkuasa di sekolah ini... Meskipun dia lebih kaya dari aku tapi aku lebih bisa memperlihatkan hartaku daripada dia.." omel Jennifer.
"Yakk! Apa kau tak pernah pegang uang sampai berkata seperti itu!? Kau bahkan tak memperhatikan hal kecil sekalipun. Lihat saja dalam hal tas, Yeon Wa lebih ber-merk daripada tasmu..." balas Jeonghan."Aishh... Sudahlah! Kenapa kalian malah bertengkar secara harta, sih!?" ungkapku pada dua orang ini. Aku sangat frustasi sekarang.
"Jeonghan, ayo pergi!" bentakku pada Jeonghan sambil menarik tangannya.Saat kami sudah berjalan sampai parkiran, Jeonghan melepaskan genggamanku.
"Apa-apaan sih kau ini!?" tanya Jeonghan dengan kesal.
"Kau tahu kan kalau berdebat dengan Jennifer tak akan ada habisnya.." ungkapku kesal.
"Benar juga... Tapi aku tak tahan dengannya dan bagaimana cara dia memperlakukanmu..." balas Jeonghan dengan kesal juga. Aku hanya diam saja.
" *huft* Aresseo... Mianhae... Ayolah kau kuantar..." kata Jeonghan mengalah. Aku hanya menurut saja.Selama perjalanan kami berdua terus saja diam. Akhirnya Jeonghan membuka suara.