Aku tak memperhatikan bahwa Vernon dan Seungcheol menunggu di depan pintu toilet. Jeonghan langsung menyuruh Seungcheol mengeluarkanku dari tempat itu.
"Seungcheol, Vernon, bawa Yeon Wa keluar dari sini.." suruh Jeonghan tanpa menoleh ke Vernon dan Seungcheol.
"Ne.." jawab dua namja itu yang langsung membantuku berdiri. Kakiku terasa tambah sakit karena jatuh tadi.
Ah, sial. Padahal kakiku belum sembuh benar akibat jatuh tempo hari.. Sekarang jatuh lagi!? Setelah jatuh, kena tampar. Setelah kena tampar, kena pukul. Wajah lebam, lagi... Lengkap sudah penderitaanku hari ini... Umpatku dalam hati.Aku jalan dengan terpincang-pincang karena kakiku susah di gerakkan. Penglihatanku agak kabur karena Jennifer memukul dengan lumayan keras.
"Gwaen chan ha?" tanya Vernon dengan khawatir.
"Ne..." jawabku lemas.
"Kau apakan Jennifer? Aku tadi lihat pipinya merah membentuk tangan seseorang.." tanya Seungcheol.
"Aku menamparnya hingga terjatuh.. Hehe..." jawabku sambil cengir-cengir.
"Waahh~ daebakk... Kau anak kedua setelah Jeonghan yang berani menamparnya..." kata Vernon dengan kagum.
Kami sudah sampai UKS. Seungcheol segera mendudukkanku sedangakan Vernon mencari obat untukku.Setelah menemukannya, Vernon segera mengambil wadah dan menuangkan obat sejenis antiseptik itu. Ia mengambil kapas dan mencelupkan kapas itu. Setelah itu ia mulai mengobati luka di daerah pipiku.
"Aahh..." teriakku pelan.
"Sshhh... Ne, aku tahu itu. Aku akan pelan-pelan." katanya sambil terus mengobati lukaku. Aku memperhatikan muka Vernon. Ah, entah mengapa ia terlihat manis sekali saat ekspresi wajahnya seperti ini. Apalagi melihatnya dalam jarak dekat.
Ah, tapi tetap saja lebih tampan Jeonghan daripada Vernon.. Batinku.
Tunggu, apa aku baru saja memikirkan Jeonghan?! Tanyaku dalam hati kaget.
Ah.. Memang harus kuakui aku mulai menyukai Jeonghan. Entah sejak kapan tapi yang pasti sekarang aku sudah menyukai Jeonghan. Kataku dalam hati lagi.Brakk!! Pintu dibuka secara keras.
"Yeon Wa, gwaen chan ha?!" teriak Jeonghan yang langsung membuat aku dan Vernon kaget. Vernon yang kaget secara spontan menekan kapasnya.
"Ahh! Itu sakit!" teriakku karena kaget dan sakit.
"Mianhae... Aku spontan karena kaget tadi..." jawab Vernon bersalah.
"Ya.. Tak apa.." jawabku ringan meski masih merasa perih di pipiku."Yeon Wa, kau belum menjawab pertanyaanku.. Gwaen chan ha?" tanya Jeonghan khawatir.
"Ne.. Aku tak apa.." jawabku mencoba menenangkannya. Tiba-tiba Jeonghan memelukku.
"Pabbo! Mengapa kau selalu bilang 'tak apa' padahal kau terluka!?" tanya Jeonghan dengan nada kesal tapi masih memelukku.
Gomawo, Jeonghan.. Aku merasa aman saat bersamamu seperti ini.. Batinku. Aku secara tiba-tiba membalas pelukannya sambil tersenyum. Jeonghan malah makin mempererat pelukannya.Vernon dan Seungcheol hanya memandangi kami berdua dengan tersenyum. Jeonghan kemudian melepaskan pelukannya, begitu juga aku. Kami berdua hanya memandang satu sama lain dengan wajah tersipu. Vernon dan Seungcheol yang mengerti langsung memberi kami berdua privasi dengan keluar dari UKS.
"Aku ingin memberi tahumu sesuatu, Yeon Wa." kata Jeonghan.
"Apa itu?" tanyaku.