Chapter 8

305 35 3
                                    

Kami berempat sudah sampai di tempat bermain. Aku dan Seungcheol yang membeli koin sedangkan Vernon dan Jeonghan menunggu di tempat mainan anak-anak. Setelah selesai aku langsung berlari kecil ke arah mereka berdua. Sebenarnya aku bisa berlari, hanya saja sekarang salah satu kakiku sedang sakit sekarang.

Aku sengaja membeli koin dengan wadah plastik terpisah menjadi empat supaya kami tidak berebut satu sama lain. Vernon bermain tembak-tembakan, sedangkan Seungcheol langsung bermain basket. Lagi-lagi aku dan Jeonghan ditinggal berdua.
"Jeonghan, aku mau main itu.. Aku mau dapat boneka teddy bear-nya.. Aku kesana dulu, ya.." kataku pada Jeonghan.
"Tunggu, aku ikut.." jawab Jeonghan.

Saat sampai, aku langsung memasukkan koin dan mulai konsentrasi untuk mengambil boneka itu. Tapi, sial. Gagal. Aku sudah coba berulang-ulang tapi selalu gagal, malahan sekarang koinku tinggal sedikit. Akhirnya Jeonghan yang turun tangan.
"Minggirlah.. Biar aku yang ambil boneka itu." kata Jeonghan.
"Hehe.. Baiklah." jawabku.
Ternyata Jeonghan mudah sekali mendapatkannya. Ia baru sekali main saja sudah dapat. Sedangkan aku, sudah berkali-kali namun tak dapat. Melihat Jeonghan berhasil, aku langsung memanyunkan bibirku.
"Jeonghan.. Itu bonekanya buat aku, ya..." kataku pada Jeonghan dengan wajah memelas. Jeonghan diam sesaat sambil memperhatikan wajahku.
"Tentu saja, bodoh.. Aku mengambil boneka itu untukmu karena kau membuatku kesal daritadi tak dapat-dapat.." ungkap Jeonghan panjang lebar.
"Yeey.. Gomawo, Jeonghan.." jawabku sambil tersenyum semanis mungkin. Ia hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia benar-benar orang yang baik. Berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Choi In Ha tentangnya. Akhirnya kami bermain sepuasnya.

Hari sudah mulai sore. Setelah selesai bermain kami memutuskan untuk pulang.
"Fiuuh.. Hari ini capek sekali.." kata Vernon sambil meregangkan ototnya.
"Ne.. Aku juga setuju dengan pendapatmu.." timpal Seungcheol.
"Baiklah.. Kita pulang saja. Terutama kau Yeon Wa. Kau juga pasti nanti dicari orang tuamu, kan..?!" kata Seungcheol.
"Benar juga. Aku harus mengantarkan yeoja kecil ini pulang.." kata Jeonghan sambil menepuk-nepuk kepalaku pelan.
"Yakk! Apa-apaan kau ini!? Kau merusak tatanan rambutku, Jeonghan.. Apakah kau tahu, aku butuh waktu 1 jam untuk menata rambut seperti ini.." gerutuku kesal. Seungcheol dan yang lainnya hanya tertawa geli melihat tingkahku.
"Benarkah!? Kalau begitu kau pulang naik taksi saja, ya.. Kau kan butuh waktu 1 jam untuk menata rambutmu.. Jadi pulang sendiri saja, oke!?" tanya Jeonghan menggodaku.
"Aah.. Tidak kok! A-a-aku tadi hanya bercanda saja.. Ayo pulang!" jawabku dengan nada kikuk. Para namja hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka.

Kita sudah sampai parkiran. Setelah berpamitan, kami pun masuk mobil masing-masing. Di tengah perjalanan, tiba-tiba perutku berbunyi.
"Mwo??? Bunyi apa itu??" tanya Jeonghan heran.
"Hehehe... Itu ringtone dari perutku, Jeonghan.." kataku sambil tersenyum lebar seperti kuda ke arah Jeonghan.
"Hahaha... Aku lupa, kau setelah minan kan belum makan.." jawab Jeonghan sambil tertawa.
"Kita makan dulu ya..." jawab Jeonghan tanpa menoleh.

My JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang