Chapter 31

273 24 1
                                    

Malam pun mulai larut. Karena sudah terlalu malam, guru Cho meminta kami untuk tidur.
"Kalian boleh tidur sekarang.. Ingat, jangan tidur terlalu malam, eoh? Kalau sampai besok ada yang telat bangun, siap-siap saya siram air sungai yang dingin, eoh?!" jelas guru Cho.
"Ne!!" jawabku dan murid-murid lain.

Kami pun berjalan ke arah tenda masing-masing. Sebelum tidur, kusempatkan untuk cuci muka dan gosok gigi. Kulihat anak-anak lain sudah tertidur pulas karena kelelahan.
Dan well, aku sendirian di luar tenda sekarang. Suasana agak mencekam, sih. Karena penerangannya hanya ada lampu, itu pun jaraknya lumayan jauh dariku. Aku memutuskan untuk tak berlama-lama memikirkannya, sudah cukup membuatku takut. Aku memang anak yang penakut.
Saat sedang asik gosok gigi, kulihat di sampingku sepintas seperti ada sekelebat bayangan. Aku diam beberapa saat, akhirnya aku menyudahi gosok gigiku.

Saat aku membalikkan badanku, aku terkejut setengah mati melihat Jeonghan menatapku dengan ekspresi datar. Hampir saja aku teriak.
"Yakk!! Tak bisakah kau tak mengagetkanku!? Kau membuatku takut.. Kukira ada hantu.." aku marah padanya dengan mata berkaca-kaca. Ia segera meminta maaf padaku.
"Mianhae, Yeon Wa.. Aku tak bermaksud menakutimu.. Aku hanya penasaran apa yang kau lakukan malam-malam begini di luar.. Setelah mencarimu, aku menemukanmu di sini sedang gosok gigi.. Baru saja mau menepuk pundakmu, eh ternyata kau sudah berbalik duluan.." jelasnya panjang lebar dengan rasa bersalah.
"Baiklah tak apa.. Toh, aku juga tak punya penyakit jantung.. Tapi sebagai gantinya kau harus menemaniku di sini dulu.. Aku mau cuci muka tapi aku takut.." balasnya. Ia hanya mengangguk dan langsung berada di sampingku. Aku pun cuci muka. Setelah selesai, aku merasa lebih nyaman.
"Sudah? Bagaimana rasanya?" tanya Jeonghan.
"Hmm?? Kau pikir aku habis memakan sabun cuci muka sampai- sampai kau menanyaiku bagaimana rasanya... *huft* Terasa lebih nyaman saja.." jawabku. Aku langsung membawa peralatanku ini dan menggandeng lengan Jeonghan.
"Ayo kembali.. Aku merasa ngantuk.." kataku sambil menguap. Ia hanya tersenyum.
Kami pun masuk tenda dan tidur di kasur masing-masing.
*skip sampai bangun pagi*

Tteeeett..... Tteeeett...

Guru Cho membunyikan terompetnya yang membuatku dan anak-anak lain bangun karena kaget.
"Bangun! Bangun! Jangan malas!!" teriak guru Cho. Kami pun keluar tenda dalam keadaan mengantuk. Jujur saja, aku kesal sekali dengan bagaimana ia membangunkan kami dan durasi waktu tidur kami. Bagaimana tidak, kami hanya tidur 4 jam semalam. Aku melihat Vernon mengusap-usap matanya dengan membawa boneka bebek. Lucu sekali, persis seperti anak kecil.

"Kalian jangan mandi dulu, eoh.. Karena kita nanti akan mengadakan game.. Tapi jangan lupa untuk gosok gigi.. Mulut kalian bau!!" sindir guru Shelly. Seungcheol hanya mendengus kesal.
"Kau baru gosok gigi 4 jam yang lalu.. Kau mau gosok gigi lagi?" tanya Jeonghan.
"Ne.. Tentu saja.. Aku bukan anak jorok seperti mereka.." aku menunjuk dengan asal. Ia hanya terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah selesai cuci muka dan sebagainya, kami segera sarapan.
Sarapan pagi ini adalah roti dan omelet keju. Ya, lumayanlah untuk sarapan.

My JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang