Chapter 18

237 25 0
                                    

Selama perjalanan, Jeonghan terus memegang tanganku. Aku melihat lagu-lagu Jeonghan, aku melihat ada lagu milik Yiruma. Ya, itu adalah pianis favoritku.
"Kau punya lagu Yiruma?!" tanyaku.
"Ne.. Aku suka pianis itu. Lagunya membuatku lebih santai.." jawabnya santai.
"Aku juga menyukai pianis itu. Alasan yang sama denganmu..." balasku.
Aku menyetel lagu Yiruma "Indigo" di mobil Jeonghan. Setelah sampai rumah, aku langsung membuka pintu dan mendapati rumah dalam keadaan lumayan gelap. Ah, sangat gelap lebih tepatnya. Aku mencoba menemukan saklar lampu. Setelah menemukan, aku segera menyalakannya.

"Jeonghan, ayo kita ke ruang keluarga.." ajakku sambil menggandeng tangannya. Ia hanya diam dan menurutiku.
"Duduklah. Kau mau kubuatkan apa?" tanyaku padanya.
"Huh!? Tidak usah repot-repot.." jawabnya.
"Apa kau tak haus?" tanyaku kembali.
"Tidak." jawabnya singkat sambil menggelengkan kepalanya. Belum sempat kujawab, ia langsung menarik lenganku. Secara tidak sengaja aku menindihnya di sofa. Badan kami berhimpitan dan tangannya melingkar di pinggangku. Aku bisa merasakan nafasnya di mukaku. Ia hanya melihatku sambil tersenyum.

Setelah tersenyum, ia langsung mencium pipiku dengan tiba-tiba sehingga membuatku langsung berdiri.
"Yakk! Apa-apaan kau!? Kau membuatku kaget, tahu!!" kataku kesal dengan wajah semerah tomat pastinya.
"Hahaha... Kau beruntung kucium di pipimu. Aku tadi sempat berpikir untuk mengambil first kiss-mu, tapi ku urungkan niatku karena tak tega padamu.." jawabnya sambil tertawa.
"Huh, menyebalkan!" balasku kesal. Aku langsung duduk disebelahnya dengan pipi mengembung.
"Hehe.. Kau lucu kalau marah.." katanya sambil mengelus-elus rambutku. Aku hanya mencoba menghindar darinya, tapi ia malah mendekat.

"Yakk, jangan dekat-dekat." kataku was-was.
"Memang kenapa?" tanyanya menggodaku. Ia semakin mendekat ke arahku. Bahkan sekarang wajah kami hanya berjarak beberapa centi saja. Jantungku berdegup sangat kencang. Aku hanya bisa terdiam sambil memandangi wajahnya dari dekat.

Entah apa yang merasuki pikiranku, aku langsung mencium sekilas pipi Jeonghan dan langsung berlari menuju kamarku.
"Ayo bermain dengan rambutmu!" teriakku sambil menaiki tangga menuju kamarku. Jeonghan berdiri dan mulai mengikutiku. Saat sampai kamarku, ia terkejut melihat rak buku milikku.
"Banyak sekali bukumu!? Waah~ daebak~~" katanya kagum.
"Aku bisa saja kesini hanya untuk membaca buku-buku ini.." lanjutnya.
"Kau boleh membaca buku-buku ini sekarang.. Tapi dengan satu syarat." kataku pada Jeonghan.
"Apa itu syaratnya?" tanyanya.
"Saat kau membaca, rambutmu boleh kumainkan.. Bagaimana? Setuju?" tanyaku.
"Mwo!? Hanya itu? Tentu saja boleh.." jawabnya sambil tersenyum.

Ia mulai membaca buku sedangkan aku mulai bermain dengan rambut pirangnya itu. Pertama-tama, aku mengelabang rambutnya.
"Hahaha... Kau terlihat seperti Elsa, Jeonghan..." kataku sambil tertawa.
"Benarkah?" tanyanya sambil menghadap kaca.
"Hahaha... Kau benar. Aku terlihat seperti Elsa..." lanjutnya sambil tertawa.

Aku pun melanjutkan bermain rambutnya. Kubuat menjadi pita, aku juga menguncir rambutnya jadi dua. Ia terlihat seperti gadis desa dengan rambut kuncir duanya itu.
Jeonghan hanya diam sambil membaca sembari aku bermain rambutnya. Setelah selesai bermain, aku menyisir rambutnya agar kembali rapi seperti semula. Tak lupa juga kukuncir ke belakang agar ia tak terganggu saat membaca.

My JeonghanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang