8.Hanya Balasan

440 82 18
                                    

Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca:)
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Melissa's POV

Sunyi

Aku dan Harry duduk di dalam mobil tanpa ada suara sedikit pun, hanya terdengar suara radio dan mesin mobil. Aku bingung harus bagaimana. Jok mobil Harry sudah basah karena bajuku basah.

Canggung. Satu kata yang aku dan Harry rasakan di dalam mobil ini. Tidak ada percakapan sedikitpun di antara kami.

"Ehem, jadi rumahmu dimana?" tanya Harry sambil mengangkat satu alisnya.

Ah! Bodohnya aku, tidak memberitahu alamatku padahal sudah lima menit mobil ini berjalan.

"Oh ya, rumahku di komplek Blossoms, di blok d nomor 111," jelasku.

"Hmm, okay."

Setelah percakapan itu, mobil ini sunyi kembali.

You and me, we made a vow
For better or for worse
I can't believe you let me down
But the proof's in the way it hurts

Ya ampun, lagu ini!! Aku berteriak di dalam hati. Aku pun bernyanyi bersama radio menyanyikan lagu Sam Smith- I'm not the only one.

Aku bernyanyi sambil menatap jalanan yang basah karena tetesan- tetesan hujan. Tanpa kusadari, aku bernyanyi dengan volume yang agak besar.

"Jadi kau penggemar berat Sam Smith, huh?" Aku lupa Harry ada di sebelahku. Ia memasang senyum smirk nya.

"Umm, tidak juga. Aku hanya suka lagu yang ini saja," jawabku sambil menatap pohon-pohon di pinggir jalan.

"Mengapa kau suka lagu ini? Ini kan lagu tentang orang yang diselingkuhi, kau pernah diselingkuhi?" tanyanya sambil tertawa kecil.

Deg!

*flashback on*

Aku senang sekali. Hari ini adalah anniversary aku dan dia. Kami sudah berpacaran selama delapan belas bulan. Aku membeli hadiah untuk dirinya. Ini sudah menjadi kebiasaan kami, saling bertukar kado saat anniversary. Aku membelikannya jam dan satu tangkai bunga, serta tidak lupa aku menuliskan surat untuknya.

Aku berjalan menuju rumahnya. Rumahnya sangat sepi. Aku berjalan memasuki rumahnya. Sepi sekali di sini. Aku pun mulai menaiki tangga menuju kamarnya. Saat aku membuka pintu. Aku menutup mulutku kaget. Aku menahan tangisku. Aku menjatuhkan hadiah yang aku bawa. Air mataku mulai berjatuhan.

"Jack Alexander Wilson!"

*flashback off*

"Brown, hellooooo," panggil Harry sambil menatapku.

"I-iya? A-ada apa?" tanyaku sambil mengerjapkan kedua mataku berulang kali.

"Kita sudah sampai," jawabnya dingin.

"Ah, benarkah?" Aku melihat sekeliling dan ternyata memang benar, mobil Harry terparkir tepat di depan rumahku.

Aku pun membuka pintu mobil.

"Terima kasih atas tumpanganmu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak ada di sana. Oh iya, maafkan aku jok mobilmu jadi basah. Aduh aku sangat merepotkan. Kau mau mampir dulu? Atau kau ingin cepat pu-"

"Kau memang cerewet ya," potongnya. Ia memasang senyum smirk nya. "Kau tidak merepotkan kok, anggap saja ini sebagai balasan karena kau mau me tutor ku. By the way, maafkan jika kata-kataku tadi ada yang menyakiti perasaanmu," ucapnya.

Iya memang sangat menyakitkan, ia membuatku mengingat masa laluku yang pahit.

"Ahaha, maafkan aku memang sedikit cerewet. Tidak apa- apa, lagipula kau tidak menyakiti perasaanku. Baiklah kalau begitu, sampai bertemu lagi, Harry," jawabku sambil tertawa kecil.

"Sampai bertemu lagi, Melissa," aku pun menutup pintu mobilnya. Mobilnya pun langsung melaju meninggalkanku yang terdiam di depan rumahku.

Ceklek

"Aku pulang," teriakku sambil membuka pintu.

"Hello, sist. Kalau aku tidak salah lihat kau tadi diantar seseorang," goda Molly sambil menaik-turunkan alisnya.

"Aku diantar seorang teman tadi," jawabku tidak peduli.

"Wow, Kak Mel punya pacar." Jordan keluar dari toilet dan langsung duduk di sebelah Molly.

"Well, hello Jordan. Asal kalian berdua tahu, aku tidak punya pacar. Ia tadi mengantarku hanya karena aku menjadi guru tutor matematikanya," jelasku panjang lebar. "Lagipula aku benci orang itu," gerutuku seraya menghela nafas dan langsung bergegas menuju kamarku.

"HATI-HATI KAK MEL. BENCI BISA BERUBAH JADI CINTA!" teriak adikku dan pacarnya.

Ugh, tidak mungkin aku akan mencintai seorang Harry Styles.

***

Aku duduk di atas kasur sambil membaca buku novel kesukaanku "Harry Styles" eh, maksudku "Harry Potter".

Drttt drttt

Seseorang mengirimku pesan. Aku langsung mengambil handphone ku.

From: My Crystal xx
Jadi, bagaimana date mu bersama Harry? ;)

What?-_-

To: My Crystal xx
Kami tidak nge date. Aku me tutor nya ingat?

Aku merebahkan badanku di atas kasur. Kami tidak nge date kan? Aku hanya me tutor nya.

Bagaimana dengan tadi sore?

Ada apa dengan tadi sore?

Dia mengantarmu sampai rumah.

Itu hanya balasan karena aku me tutornya.

Tapi ia begitu baik kepadamu.

Jangan terlalu berharap ia baik, mungkin itu hanya acting.

Tapi kan---

Ahh aku gila, mengapa aku berbicara dengan pikiranku sendiri.

Aku suara hatimu.

Ahh diam, suara hati!!

Aku mengacak- acak rambutku sendiri. Mungkin aku terlalu lelah. Aku membutuhkan istirahat.

Aku merapikan bukuku dan meletakan kaca mataku di meja sebelah kasurku.

Aku manarik, kemudian memeluk Sky dan mulai menutup mataku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Heyy heyyyy
Gimana ceritaku???
Vommentnya jangan lupa yaaa
Kalau bisa promosiin fanfic ini ke teman- teman kalian
Thank you

Love you guyssss<3

HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang