30. Our Songs

229 26 4
                                    

Author's POV

Tok! Tok! Tok!

Melissa terlonjak saat mendengar ketukan itu. Ia segera menghapus air matanya, lalu membuka pintu.

"He told me to give you this," ucap Molly seraya memberikan sebuah kotak kecil. "Buka kotak itu setelah kau melihat isi CD itu."

Melissa mengerutkan dahinya.

"Thanks." Melissa tersenyum simpul lalu menutup pintu kamarnya. Ia segera membuka laptopnya dan memasukan CD tadi ke tempatnya.

'Three... Two... One...
Happy birthday, Mel! Maaf aku hanya bisa memberimu video ini dan cincin itu.'

Wajah Harry terpampang di layar laptop. Senyumnya begitu bahagia. Melissa terlihat kaget saat melihat lelaki itu. Tetes demi tetes air matanya berjatuhan.

'Jangan menangis. Aku tahu kau sangat terharu kan walaupun caraku melamar itu terlalu menjijikan bagimu.'

Melamar?

'Aku memberimu CD ini sebagai hadiah karena kau sudah menerimaku. Dan sekarang, aku akan menyanyikan beberapa lagu yang kubuat untukmu.' Harry mulai mengambil gitarnya yang berada di belakangnya.

'Apa kau ingat lagu ini?' Jari jemari Harry mulai memetik gitar di pangkuannya.

'Strong. Judulnya Strong. Aku membuat lagu ini setelah kau meninggalkanku di taman bermain waktu itu. Kau berkata bahwa aku hanya akan mempermainkanmu. My god, Mel, aku mencintaimu dari awal kita bertemu. Dari sebelum kau membenciku. Dari sebelum kau tahu namaku. Dan saat aku bersama kamulah aku merasa kuat. Apakah itu salah?'

Melissa menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Semua itu benar? Harry mencintainya sebelum ia membencinya. Dan ia menghabiskan waktunya untuk membenci Harry.

'Laguuu nomor duaaa,' pekik Harry sambil menunjukan jari telunjuk dan tengahnya ke kamera. Jarinya mulai memetik gitar lagi.

'Judulnya Through the Dark. Well, aku membuatnya tepat saat kita di danau, Mel. Setelah kau berkata bahwa kau takut dengan perasaan cinta. Lirik itu seakan-akan muncul di kepalaku. Dan pada saat itu juga, aku berjanji pada diriku untuk selalu menemanimu dalam menjalani semua kesedihan yang kau miliki.'

Tetapi, where are you now, Harry? Batin Melissa.

'Lagu selanjutnya! Ingat lagu ini?' Harry kembali memetik gitarnya.

'Aku tahu. Cara menyatakan perasaan yang sangat buruk.' Harry terkekeh. 'Tetapi aku senang kau menerimaku saat itu.' Senyumannya terlihat sangat tulus. Melissa mengelus layar laptopnya, seakan-akan sedang mengelus pipi Harry.

'Lagu yang terakhir. Kau pasti ingat lagu ini kan?'

Melissa mengerutkan dahinya. Ia belum pernah mendengar lagu itu sebelumnya.

'Aku tahu kau pasti berpikir bahwa kau adalah gadis terburuk di dunia. Tanpa kau sadari, beberapa lelaki sebenarnya mengincarmu, mereka memerhatikanmu setiap kali kita jalan berdua. Maka dari itu, aku menulis lagu ini.' Harry meletakan gitarnya.

'Sepertinya itu saja lagu dariku. Mungkin suatu saat nanti aku akan memiliki satu album penuh lagu tentang dirimu. Terima kasih sudah menerimaku, Mel. I love you.'

Video itu pun selesai. Melissa meneteskan air matanya kembali. Ia lalu teringat kotak kecil yang harus ia buka. Saat ia membukanya, ia menangis tersedu-sedu.

Cincin.

Terdapat dua cincin.Cincin biasa dengan hiasan beberapa berlian kecil dan cincin dengan ukuran lebih kecil dengan hiasan berlian berbentuk hati. Melissa menatap tulisan yang terukir di bagian dalam cincin.

'Here'

"Ia sudah berencana untuk melamarmu di hari ulang tahunmu. Dan lagu terakhir itu, ia ingin menyanyikannya saat melamarmu." Melissa terlonjak ketika mendengar suara itu. Matanya langsung menatap perempuan yang sekarang sedang bersandar di pintu. Melissa bahkan tidak menyadari kedatangannya.

"Dia benar-benar menyayangimu. Awalnya aku tidak mengerti mengapa ia mau mendonorkan jantungnya untukmu. Tetapi sekarang aku tahu, ia sangat mencintaimu. Dan cinta tidak harus selalu memiliki kan?" Ucapnya lagi.

"I don't know, Gem. Aku harap aku yang pergi daripada tetap hidup. Ia penyemangat hidupku." Melissa menundukan kepalanya.

"Itu yang ia katakan padaku sebelum ia mendonorkan jantungnya. Sekarang kau memiliki jantungnya, Mel. Gunakan itu sebaik mungkin. 'Carilah lelaki lain' katanya. Jika kau mencintainya, lakukan apa yang ia katakan untuk yang terakhir kalinya." Gemma berjalan menuju Melissa, lalu menggenggam bahunya. Ia menatap mata hijau itu, mata yang mirip sekali dengan mata adiknya. Lalu, memeluk gadis itu erat-erat.

Melissa tidak bisa menahan tangisannya. Ia menangis lagi, memeluk erat kakak dari kekasihnya itu.

Mereka berpelukan dengan tangisan yang susah berhenti. Menangisi lelaki hebat yang sangat mereka cintai. Lelaki yang selalu menganggap dirinya buruk, padahal kedua perempuan itu tahu bahwa lelaki itu adalah lelaki yang sangat tulus dan penuh kasih sayang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Maaf yaa short chapter.
Sorry juga baru update sekarang.

Vommentsnya jangan lupa💕

HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang