10.Rumors

397 71 20
                                    

Tolong jangan jadj siders ya:). Tinggalkan vomments:) thanks:)
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Author's POV

Seorang perempuan duduk di sudut ruangan, mengerjakan soal ujian matematika yang telah diberikan gurunya. Alisnya menyatu, dahinya mengeluarkan beberapa tetes keringat, tangan kirinya beberapa kali membetulkan kacamata yang dipakainya, dan tangan kanannya mengetuk- ngetuk pensil yang ia genggam.

Ya ampun, waktunya 30 menit lagi. Tetapi, masih ada 1 soal lagi yang belum selesai. Tenang, Mel. Kau bisa mengerjakan soal terakhir ini. SEMANGAT SEMANGAT. Batin perempuan itu. Ia telah mengerjakam 49 soal matematika dalan waktu satu setengah jam, dan tinggal satu soal lagi yang belum ia kerjakan.

Di sebelah bangku perempuan itu, ada seorang laki- laki tampan, yang dengan santainya mengerjakan soal ujian tersebut. Ia terlihat sangat tenang mengerjakannya, berbeda dengan perempuan imut yang ada di sebelahnya, yang sudah kebakaran jenggot karena belum mengerjakan satu soal lagi.

Shit. Waktunya 30 menit lagi dan aku belum mengerjakan 5 soal terakhir. Tenang, Harry. Sejak kapan kau peduli dengan nilai matematika ini? Mungkin sejak aku diajarkan matematika oleh guru imut dan--- wait apakah tadi aku mengatakan ia imut? Sadar Harry sadar, ia seorang Nerd. Batin laki- laki itu sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.

"BAGI YANG SUDAH SELESAI MENGERJAKANNYA, KUMPULKAN SOAL DAN JAWABANNYA DI MEJA SAYA, DAN KALIAN BOLEH PULANG," teriak Mr. Evans.

Srettt tap tap tap

Semua murid menatapnya, perempuan itu berjalan sambil menunduk menuju meja guru. Ia pun meletakkan soal dan jawaban di meja Mr. Evans.

"Kau boleh pulang Melissa," kata Mr. Evans.

"Okay, Sir. Terima kasih," jawab perempuan itu.

Melissa's POV

Aku berjalan menuju lokerku, aku akan membereskan buku- bukuku dan mengambil makan siangku. Koridor ini masih sepi karena waktu makan siang mulai 15 menit lagi.

"Kau cepat sekali mengerjakan soal itu," ucap seseorang di belakangku.

"Berhenti melakukan itu! Kau mengagetkanku. Mengapa kau ada di sini?"

"Hey! Ini tempat umum, tidak salah jika aku datanh ke sini. Lagipula, aku ke sini untuk bertemu seorang teman," ia memasang senyum smirk, apakah ia tidak punya ekspresi lain?

"Aku mulai menyesal berteman denganmu," jawabku sambil memutar kedua bola mataku.

Harry memajukan bibirnya. "Kejamnya dirimu," ucapnya dramatis.

"Bercanda, Styles," ucapku terkekeh.

Tettttettttt

"Saatnya pura- pura tidak kenal." Aku menaikan kedua alisku sambil menghela nafas.

"Itu sudah tidak perlu lagi. Kau makan siang bersamaku dan teman- temanku," titahnya sambil menarik lenganku.

"Tapi, bagaimana dengan Crystal?"

"Ajak saja teman tiangmu itu," jawab Harry datar.

"Tapi---"

"Apalagi?" Potong Harry.

"Tapi, lokerku belum kututup," aku nyengir, memperlihatkan deretan gigi- gigi putihku.

Harry menghela nafas. "Cepatlah."

Setelah menutup lokerku, kami berjalan menuju loker Crystal.

"Ehem, Crystal. Mari kita makan siang," ajakku. Harry berdiri di sebelahku sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Ayooo." Crystal berbalik dari lokernya dan menatap Harry kebingungan. "Mengapa lelaki ini ada di sini?" Ia berbisik.

"Tak perlu berbisik, aku bisa mendengarmu," ucap Harry sambil menatap Crystal dengan wajah datar.

"Ugh, baiklah. Mel, mengapa ada dia di sini?" Tanya Crystal sambil menunjuk Harry.

"Kita akan makan siang bersama Harry dan teman- temannya. Apa kau keberatan?" tanyaku sedikit ketakutan.

"Tentu tidak," jawab Crystal terkekeh.

"Ehem, kalau begitu. Ayo kita ke kantin."

***

Kami semua duduk dalam diam. Tidak ada di antara kami yang memulai pembicaraan. Kami hanya sibuk dengan makan siang kami. Semua murid menatap kami, ada yang kebingungan, ada yang biasa saja, ada yang kaget, ada yang marah- marah. Memang aneh, bagaimana bisa seorang Nerd duduk di meja para bad boys sedangkan mereka para cewe yang lain tidak bisa? Biasanya Harry akan mengusir perempuan yang tiba-tiba duduk di sebelahnya. Harry memang seorang player tetapi ia akan langsung risih kalau makan siangnya diganggu oleh perempuan centil.

"Ehem, jadi Harry dan Melissa, sudah berapa lama kalian pacaran?" tanya Ethan, aku tahu kalian pasti bingung mengapa aku bisa tahu itu Ethan. Ethan dan Grayson memang kembar, tetapi mereka ada sedikit perbedaan. Rambut Ethan berwarna hitam dan berantakan, sedangkan grayson mengecat ujung rambutnya jadi blonde. Grayson memiliki tahi lalat di ujung dagunya, sedangkan Ethan tidak.

Aku dan Harry langsung tersedak oleh makan siang kami sendiri. Kami berdua batuk- batuk.

"Kami tidak berpacaran," jawab kami bersamaan.

"Benarkah?" Grayson menaik- turunkan alisnya.

"Kami hanya berteman," jawabku.

"Ya, kami baru saja berteman sejak dua hari yang lalu," jawab Harry.

"Kau pergi bersama Styles 2 hari yang lalu? Kalian nge date?" Tanya Crystal sambil menaikkan satu alisnya.

"Ihhh, bukan. Aku habis mengajari alien yang satu ini matematika, kau tahu kan tadi aku ujian matematika?" jawabku sambil memainkan ujung rambutku.

"Kalian jangan sok tahu makanya," jawab Harry tenang.

"Kami tidak sok tahu. Tapi satu sekolah membicarakan kalian. Kami kira berita itu benar, karena kau tiba- tiba mengajak N-Melissa makan siang bersama kami," jawab James dengan tenang.

"I told you, my friends. Jangan percaya dengan rumors yang beredar," Harry pun melanjutkan makannya.

Meja kami pun kembali sunyi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
GIMANA???
rame gaa????
mohon tinggalkan vomments
Thanks:)

Love you guysss

HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang