Author's POV
Day 2
"Mel, kapan kau bangun lagi? Sehari tidak ada kamu sangatlah membosankan. Bangun, Mel. Aku membutuhkan sahabatku." Isakan tangis Crystal menggema di dalam ruangan itu. Crystal menutupi wajahnya. Adam yang berada di sebelahnya, langsung memeluk Crystal dengan erat. Sedangkan Ethan, Grayson, dan James hanya bisa menatap Mel dengan wajah sendu. Dan Harry? Jangan ditanya lagi, ia sangat terpuruk. Yang ia lakukan selama seharian adalah mencari jantung yang cocok untuk Mel dan mendiskusikan masalahnya kepada Michael. Ia tidak menyerah sama sekali. Yang ia inginkan adalah orang yang disayanginya itu tetap hidup.
Harry menyeruput kopi panasnya. Pikirannya masih tentang Mel. Kepolisian mengatakan bahwa kejadian tabrak lari ini memang disengaja. Dan mereka sedang mencoba melacak mobil yang menabraknya.
Drttt! Drttt!
From: unknown
Two days left.Ya, pesan itu. Pesan itu selalu menghantui Harry. Ia merasa bahwa si pemilik nomor itu adalah pembunuh Mel karena semua pesan yang dikirim selalu menyangkut tentang waktu saat Mel kemungkinan akan pergi. Harry sempat melaporkannya kepada polisi, tetapi para polisi tidak percaya dan mengatakan bahwa kondisi Harry yang sedang tidak sehat. Hal itu membuat Harry semakin frustasi. Gemma bahkan belum menelponnya. Molly sempat hampir mendonorkan jantungnya, tetapi Michael melarangnya. Harry memejamkan matanya, otaknya berpikir keras. Tiba-tiba, seseorang menepuk bahunya.
"Jangan terlalu dipikirkan, Haz." Perempuan itu lalu duduk di hadapan Harry.
"Kau sudah mendapatkannya?" Mata Harry menunjukan harapan. Sorotan matanya membuat perempuan itu sangat merasa bersalah.
"Aku sudah berusaha." Perempuan itu menghembuskan napasnya, lalu meletakan tangannya di atas tangan Harry.
"What shoul I do, Gem?" Harry menatap perempuan yang biasa dipanggil 'Gemma' itu.
"Ikhlaskan dia, biarkan ia pergi. Mungkin memang harus begini kenyataannya." Rasanya tidak tega mengeluarkan semua kata-kata itu, tetapi tidak ada jalan lain. Gemma merasa iba dengan adiknya itu, semua orang yang disayanginya pergi. Meskipun Gemma selalu berada di sisinya, ia tahu bahwa Harry membutuhkan orang lain. Dan pada saat ia menemukan Melissa, ternyata takdir berkata lain.
"Bagaimana jika aku mengganti takdir?"
***
Last day.
Semua orang berkumpul menatap gadis yang masih berbaring kaku di kasur rumah sakit. Mereka menatap gadis itu penuh harapan. Tadi pagi, setelah operasi berlangsung, Crystal menemaninya di kamar rumah sakit itu. Saat Crystal sedang menggenggam tangannya, terjadi sedikit pergerakan. Hal itu membuat semua orang senang dan berharap Mel akan kembali.
Tik tok tik tok
Kamar itu begitu sunyi, semua orang masih menatapnya dengan penuh harap. Sekarang sudah pukul 4.50 sore. Jika gadis itu tidak bangun pada pukul 5 sore, dokter terpaksa melepas semua selang-selang yang membantunya tetap hidup. Beberapa keluarga pergi keluar ruangan karena berpikir bahwa tidak ada kemungkinan bagi gadis itu untuk selamat. Tinggal Molly yang masih berada dalam ruangan itu. Ia percaya bahwa kakaknya itu akan tetap hidup.
"Kak Mel..." Molly menutup mulutnya agar tangisannya tidak terdengar.
"Kami semua sudah berusaha keras, Kak. Semua orang mengkhawatirkan Kak Mel. Termasuk Harry, Kak. Kak Mel harus tahu betapa besarnya rasa sayang dan cintanya pada Kak Mel. Semua cara sudah ia lakukan, termasuk satu cara yang menurut Dad gila. Ya, kuakui dia gila, Kak." Molly terkekeh. "Ia sangat mencintai Kak Mel." Molly menggenggam tangan dingin kakaknya itu. "Begitu pula Dad, Mum, aku, Kak Crys, Jordan, Ethan, Grayson, James, Gemma, dan masih banyak lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
HERE
Hayran Kurgu[COMPLETED] 22 Oktober 2016 TOLONG jangan mengikuti setiap bagian kecil dari cerita. Apalagi 'hal-hal aneh dan unik' yang ada di ceritaku, itu susah mikirnya. TOLONG hargai:) Jangan plagiat ya. ⚠WARNING⚠ Cerita ini aku tulis udah lama banget, jadi p...