25. Like a Model

235 33 3
                                    

Sorry banyak typo. Btw vommentsmya kok jarang ada ya? Bantuin dong commentsnya.

Enjoy:)
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Author's POV

Tuk tuk tuk

Ketukan pensil Melissa terdengar di semua sudut ruangan, tetapi semua orang menghiraukannya. Mereka semua tengah dilanda kebosanan pelajaran sejarah. Guru di depan pun hanya menulis materi di papan tulis tanpa berniat untuk menjelaskannya. Beberapa murid sudah menutup matanya dan masuk ke dunia mimpinya, sedangkan murid lainnya sedang dalam perjalanan menuju dunia mimpinya. Tetapi tidak dengan Melissa. Ia bosan, tetapi enggan untuk tidur. Yang ia lakukan adalah melamun. Hari ini Harry dan Crystal tidak masuk. Dan itu bencana baginya. Kedua teman dekatnya tidak masuk dalam waktu yang sama. Mencurigakan bukan? Tetapi, Melissa tetaplah Melissa. Memercayai walaupun selalu dibohongi.

Melissa memperhatikan jam yang digantung di atas papan tulis. Beberapa detik lagi hingga jarum panjang itu menunjuk angka dua belas. Dan....

Tetttettt

Melissa langsung berdiri dan berjalan ke luar kelas tanpa mengindahkan salam penutup dari sang guru. Matanya menyapu seluruh koridor. Ia bahkan tidak melihat Si Kembar Johnson dan James yang biasanya menjadi pusat perhatian karena ulah mereka.

Hmm, lebih baik membeli es krim saja. Sedirian tak apa kan?

Ide itu langsung terlintas dalam pikirannya. Entah mengapa jika ia merasa jenuh ataupun sedih, ia akan pergi memakan es krim. Karena hanya es krim lah yang bisa membuatnya tenang...selain Harry.

Langkah Melissa terhenti di depan pintu Chill Cold Cream itu. Ia pun membuka pintu toko itu. Aroma es krim vanilla, coklat, dan rasa lainnya memenuhi ruangan. Ditambah dengan susana sejuk di dalam ruangan. Toko ini memang toko es krim favorit Melissa sejak Harry mengajaknya ke sini. Tema vintage di toko ini membuat Melissa semakin cinta dengan toko ini. Ia juga semakin cinta dengan orang yang pertama kali mengajaknya ke sini. Eh....

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Tanya si penjaga toko itu dengam ramah.

"Es krim cone coklat dengan topping choco chip." Melissa menyebutkan es krim kesukaannya tanpa berpikir lagi.

"Okay, tunggu sebentar ya."

Setelah mendapatkan es krim, Melissa duduk di salah satu meja yang terletak di dekat dinding. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding sambil memakan es krimnya.

Seseorang menggeser kursi di hadapannya. Lalu, duduk di kursi tersebut. Ia pun memakan es krimnya tanpa menghiraukan Melissa yang menatapnya intens.

"Kau bolos hari ini." Melissa menyipitkan matanya.

"Memangnya mengapa?"

"Kau dan Crystal tidak masuk hari ini. Dan aku sangat kesepian." Melissa menghela napasnya.

"Pantas saja kau ke sini sendirian."

Melissa hanya mendengus kesal, lalu kembali memakan es krimnya yang mulai meleleh.

"Kalau makan itu jangan cepat-cepat," ceplos Harry.

Melissa tidak mempedulikan ucapan Harry, ia tetap memakan es krimnya dengan buru-buru. Karena satu alasan. Ia ingin pulang karena kesal dengan lelaki di hadapannya.

Tiba-tiba, jempol Harry mengelus pipi Melissa dengan lembut. Melissa hanya mengerutkan dahinya, tanpa sadar pipinya sudah merona dan perutnya terasa seperti ada kupu-kupu berterbangan.

"Tuh kan, es krimnya sampai menempel di pipi," ucap Harry sambil membersihkan jempolnya.

***

"Tidak, terlalu ketat," Crystal berkomentar. Melissa dan Crystal sedang membeli baju di mall. Sebenarnya ini permintaan Crystal. Ia memaksa Melissa untuk ikut acara "Let Us Shine" nanti. Karena Melissa lelah dengan semua permohonan Crystal, akhirnya ia ikut. Dan di sinilah mereka, memilih baju untuk acara nanti. Sebenarnya sih, tinggal Mel yang memilih baju, karena Crystal sudah membeli baju saat mereka mulai memijakkan kaki di mall.

HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang