22. I Know You Wanna be Loved

256 37 3
                                    

Vommentsnya dong. Maafkan banyak typo. Btw, maaf manip buatanku masih amatir wkwk.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Author's POV

"Harry mengapa kau di sini? Berhenti merangkulku," bisik Melissa dengan nada khawatir.

"Loh mengapa? Bukannya satu sekolah mengira kita berpacaran? Bahkan menikah," ucap Harry santai. Melissa melepas rangkulan Harry dari pundaknya.

"Harry, please. Aku tidak mau dibunuh fans-fans mu hanya karena gossip yang tidak benar." Melissa memejamkan matanya sesaat. Ia pun menatap mata hijau lelaki itu.

"Jangan takut dengan orang-orang di sekitarmu. Mereka belum tentu lebih kuat darimu. Dan aku berjanji akan selalu ada untuk melindungimu." Harry menatap mata gadisnya dalam-dalam. Ia sangat berharap bahwa gadis di depannya ini bisa menjadi miliknya. Sayangnya, mereka mungkin memang tidak ditakdirkan bersama.

"Promise?" Melissa mengulurkan jari kelingkingnya.

Harry pun menautkan kelingkingnya dengan kelingking kecil Melissa. "Promise."

Mereka berdua saling bertatapan, menghiraukan tatapan-tatapan tajam dari murid-murid di koridor.

Tepat di ujung koridor, seorang gadis menatap pasangan itu tajam.

"Saatnya Plan B."

***

Tetttettt

Akhirnya bel istirahat berbunyi. Melissa mulai membereskan bukunya dan meninggalkan kelas yang selalu memikirkan masa lalu, sejarah. Melissa berjalan menuju lokernya. Ada yang aneh. Mengapa tidak ada yang membullyku?

Ya ampun, Mel. Tidak ada yang membully kok malah aneh. Bahagia dong.

Ah iya juga.

Melissa pun melanjutkan perjalannya menuju loker. Dilihatnya Crystal sudah menunggu di depan lokernya. Crystal melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hai, Crys," sapa Melissa. Ia pun menyimpan buku-buku nya di loker.

"Ummm... Hello?! Kau menghilang selama tiga hari, TIGA HARI. Tanpa pesan dan tanpa kabar. Kau tidak membalas pesan-pesanku. Kau tidak menjawab teleponku. Johnsons dan Lambert bilang kau bersama Harry. Mengapa kau tidak memberi tahuku? Dan gossip-gossip tentangmu menyebar. Dan sekarang kau hanya menyapaku seakan tidak terjadi apa-apa?!" ucap Crystal panjang lebar, ia menyipitkan matanya.

Melissa menghela napas.

"Semua itu berawal dari satu kejadian." Melissa pun menyingkirkan rambutnya dari pipinya. Memperlihatkan luka sayatan di pipinya.

"YA AMPUN, MEL. APA YANG TERJADI?" teriak Crystal.

"Suttt... jangan sampai ada orang yang mengetahui cerita ini."

"Ceritakan padaku," ucap Crystal dengan nada panik.

"Jadi, pada hari Senin, setelah mengantar catatan dari rumah Harry, ada empat pria menghajarku. Harry datang menolongku. Setelah itu, ia merawatku. Karena keadanku belum membaik, Harry memaksaku untuk menginap di rumahnya. Awalnya aku menolak, tetapi ia memaksa," cerita Melissa singkat.

"Apa kalian sudah berpacaran?"

"HAHAHAHAHAHAHA." Aku tertawa keras. "Tidak dan tidak mungkin."

"Tetapi ia mencintai kamu ,kan? Mengapa kalian tidak berpacaran saja?"

"Tidak bisa, Crys." Melissa menatap sepatunya.

"Mengapa? Kau tahu dia lelaki baik, ia kenal dengan keluargamu, ia mau menerimamu apa adanya, mengapa kau tidak mencintainya?"

HERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang