Prolog [Sweet Bad Boy] -EDITED

277K 10.7K 84
                                    

Cerita sudah di perbaiki, silahkan dibaca :)

PERHATIAN!!!  RENE ITU COWO!

MOS hari pertama sudah dimulai, semua anggota OSIS langsung memasuki barisannya masing-masing. Upacara pembukaan MOS baru saja selesai. Banyak diantara peserta MOS yang datang terlambat, siswa yang terlambat langsung di pisahkan dari barisannya.

Seno si Ketua Osis langsung menghampiri barisan yang sengaja dipisahkan karena terlambat, "Kalian udah ngerjain tugas nulis tata tertib sekolah?" Tanya Seno kearah Siswa dan Siswi yang datang terlambat di hari pertama MOS.

"Sudah kak." Jawab mereka kompak sambil menundukan kepalanya kebawah.

"Kakak engga akan ngasih hukuman yang berat apalagi hukuman fisik, jadi buat cewe-cewe kalian tulis surat ke kakak kelas cowo yang kalian kagumi terus kasih alasannya begitupun buat cowok-cowok yang telat, setelah itu kalian langsung kasih aja keorangnya, mengerti?"

"Mengerti kak."

Baru saja Seno memberitahu tata tertib sekolah agar siswa SMA Dratayuda patuh dan tidak lagi terlambat, tiba-tiba tiga motor ninja datang dan dengan santainya melewati lapanan yang penuh dengan peserta MOS.

"Oh jadi itu yang namanya kak Deran? Ganteng banget ya Allah." Ucap seluruh siswi yang terus memuji Deran yang dengan sengaja membuka kaca helmnya.

"Yang itu kan, yang motornya merah?"

"Ya ampun dia ngelirik kearah gue."

"Kayaknya dia senyum dibalik helm deh. emhh manisnya." Semua siswi terus menatap kearah Deran. Sampai suara dari OSIS mengagetkan mereka.

"Heh, sudah-sudah! Kejaadian tadi jangan sampai kalian tiru karena mereka bertiga engga pantas buat dicontoh." Kali ini Rene yang angkat bicara.

"Tapi kenapa mereka engga dihukum kaya kita kak?" Tanya seseorang didalam barisan yang terlambat.

Rene melirik kearah perempuan yang tadi bertanya, dia Tifan. "Karena mereka engga pernah kapok dan mereka engga terlalu memperdulikan semua hukuman yang pihak sekolah kasih." Jelas Rene kepada Tifan, Tifan hanya mengangguk mengerti.

Saat ini waktunya istirahat, tapi Tifan sibuk dengan tugas hukuman karena tadi dia terlambat. Tifan bingung harus menulis surat untuk siapa karena tidak ada kakak kelas yang dia kenal.

"Aku nulis buat siapa ya?" Tanya Tifan pada dirinya sendiri. "Aku cuma tau kak Seno sama kak Rene doang, kalo kasih ke kak Seno pasti engga bakal dibaca karena pasti udah banyak yang ngasih surat ke kak Seno, kalo gitu aku nulis buat kak Rene aja deh." Tifan pun langsung menggerakkan bolpoinnya diatas kertas kemudian menuliskan kelebihan-kelebihan dari seorang Rene.

Setelah menulis Tifan langsung melipat kertas itu dan langsung memasukkannya kedalam amplop berwarna yang tadi ia beli.

"Tifan mau aku anterin ke kak Derannya?" Tanya Sivia teman sebangku Tifan di gugus.

"Kak Deran? Aku nulis surat ini buat kak Rene bukan buat Kak Deran, lagian aku engga tau siapa Kak Deran itu. Kamu tau kak Rene ada dimana?" Tanya Tifan.

"Oh, soalnya tadi aku liat banyak cewe-cewe yang ngasih surat ke kak Deran, tadi aku abis kekantin, terus tadi juga ada Kak Rene disana, mau aku anterin?" Tawar Sivia lagi.

Tifan menggeleng. "Engga perlu, kasian kamunya kalo harus bulak balik kantin mulu. Yaudah aku duluan ya." Tifan pun pergi meninggalkan kelas.

Di kantin Deran sedang disibukkan oleh adik-adik kelas cewe yang tiba-tiba datang dan memberikan surat kepada Deran.

Rene juga sedang dikantin, Rene duduk tidak jauh dari meja Deran dan kawan-kawannya. Rene masih sibuk dengan makanan dipiringnya sambil mendengarkan Deran terus berbicara tak jelas kepadanya.

"Rene, ini ulah lo? Elah masih jaman aja kirim-kirim surat cinta kek gini." Ucap Deran sambil membolak-balik beberapa surat yang ada ditangannya. Tapi Rene sama sekali tak menghiraukan Deran.

"Kalo ngasih hukuman tuh bawa barang yang bermanfaat kek. Kaya makanan, atau pempek Bi Inah, Parsel, amplop yang ada duitnya atau apa kek yang bisa dimakan dan dimanfaatkan, nah ini mah kertas doang buat apa coba." Deran sama sekali tidak risih, karena ulahnya banyak pasang mata yang melirik kearahnya. "Kalo surat mah udah makanan sehari-hari, bosen gue."

"Debus dong lo, kalo tiap hari makaninnya kertas mulu." Celetuk Wili yang sedang membaca surat-surat yang diberikan kepada Deran.

"Ran, isinya bosen, dari tadi isinya cuma ngatain lo ganteng lah, keren lah, cool lah terus cuma bilang salam kenal. Gila ini kayaknya copy paste semua deh kata-katanya." Ucap Frian yang juga ikut membaca surat-surat Deran.

"Elo yang nugasin tapi kenapa dari tadi gue engga liat ada adik kelas yang ngasih lo surat ya, kali-kali gitu Rene cowok beku dapet surat cinta, hahaha."

Saat Deran dan kawan-kawannya masih asik mentertawakan Rene, tiba-tiba datang seorang perempuan menghampiri Rene dan memberikan sepucuk surat. " Kak Rene ini suratnya, dibaca ya kak." Ucap Tifan kemudian langsung pergi dari kantin.

"Ekhem," Rene berdehem, "Surat pertama gue nih, kayaknya spesial. Tadi cewek yang nganterinnya juga lumayan." Rene mengangkat surat yang tadi diberikan Tifan, sementara Deran hanya memandang kesal kearah Rene.

Siapa dia? Bikin mood gue ancur aja! Batin Deran sambil memandang pungggung gadis itu yang menjauh dari kantin.

a/n

Semoga kalian suka :) Amin.

Part satu lanjut besok siang yaw :) Tambahin ke library ya :D

🤗🤗🤗🤗🤗

Through It TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang