PART INI MENGANDUNG BEBERAPA ADEGAN KEKERASAN
Tifan masih menunggu Pak Salim untuk menjemputnya, walau dirinya harus menunggu di halte sampai dua jam.
"Tifan lo masih belum pulang?" Kata Maura dari arah samping.
Tifan melirik kearah sumber suara. "Maura, emm... Iya nih, aku lagi nungguin jemputan."
"Dari tadi?! Jadi udah satu jam lo nunggu disini? Gue tadi abis kerja kelompok dan barusan aja kelar,eh ternyata dari tadi lo belum dijemput?" Tanya Maura heran, Tifan hanya mengangguk mengiyakan. "Mau bareng? Gue naik ojek, biar pulangnya agak cepetan."
Tifan menggeleng. "Engga perlu, kamu duluan aja. Lagian supir aku bentar lagi datang kok."
"Seriusan?" Tanya Maura memastikan. "Yaudah gue balik duluan ya, dadah Tifan." Maura melaimbaikan tangannya keudara sambil tersenyum ramah kearah Tifan.
+++
"Gimana? Kita langsung berangkat kelokasi gapapa?" Galang berdiri dengan mengenakan seragam putih abu-abu tanpa badge a.k.a polos.
"Yaudah, kita jalan sekarang." Ucap salah satu dari mereka.
Deran, Frian dan Wili yang hanya ikut ikutan langsung mengangguk menyetujui. Mereka pun sama-sama memakai seragam tanpa identitas.
Saat semuanya keluar dari rumah tersebut, Galang menghampiri Deran yang masih berdiri mematung. "Pras, pokoknya gue engga mau tau, walalupun disini gue yang mimpin, lo harus tetep lawan ketua dari mereka sampe mampus!"
Deran hanya mengangguk, terserah apa yang dikatakan oleh Galang, dia hanya mengangguk menyetujuinya. Deran juga sebenarnya tidak tau siapa lawan dia sebenarnya.
Mereka semuapun langsung berangkat menuju tempat yang sudah ditentukan, agar tidak terlalu mencolok, merekapun berpencar menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama dipimpin Frian, kelompok kedua dipimpin oleh Wili dan kelompok terakhir dipimpin oleh Galang.
Mereka semua bertemu di tempat yang sudah dijanjikan, disana sudah ada satu gerombolan dari SMA lawan. Salah satu dari lawan maju, mungkin dia adalah pemimpinnya.
"Lo semua yakin bakalan lawan kita-kita?" Tanya seseorang yang tadi maju.
Galang langsung mendorong Deran yang berdiri didepannya agar dia maju. Deran gelagapan tak tau harus ngomong apa, "Pokoknya gue disini engga mau maen keroyokan, gue pengen duel satu lawan satu!"
Laki-laki yang memimpin geng itupun langsung tercengang saat melihat Deran berbicara. "Pras?" Tanyanya bingung.
Deran melirik dan memperhatikan dengan jelas wajah orang yang tadi menyebut nama samarannya. "Maru?" Kata Deran juga ikut bingung.
Maru langsung tertawa hambar. "Okeh-okeh gue setuju, asalkan gue lawan sama lo! Dan lo jangan ngelarang temen-temen gue buat ngabisin temen-temen lo, lo gak usah ngurusin pertempuran mereka. Lo urusin gue aja, gimana?" Tantang Maru pada Deran.
Deran menengok kebelakang meminta persetujuan dari Galang dan Galang langsung memberikan anggukan yang semangat.
"Okeh." Ucap Deran dengan sangat percaya diri.
Deran maju satu langkah kedepan dan Maru maju satu langkah kedepan. Mereka berdua kini saling hadap-hadapan.
"Mungkin temen-temen lo sama temen-temen gue lebih milih nonton lo babak belur dibandingin nyerang satu sama lain."
BUG!!!
Setelah Maru selesai berbicara, Deran langsung menyerang rahang kokoh Maru.
"Sssh.. aw.." Maru meringis kesakitan sambil terus memegang rahangnya yang kokoh. "BANGSAT!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Through It Together
Novela Juvenil[sebagian cerita di private] Deran Reynand Nuarta, tak banyak yang mengenalnya secara rinci, ganteng, famous, perhatian, humoris, kurang apa coba? Tapi sayangnya semua orang sudah terlanjur menjiplak Deran sebagai cowo annoying. Bagaimana orang-ora...