Cerita sudah diperbaiki, silahkan dibaca :)
Setelah berhasil mengikuti Tifan dari belakang dan berhasil karena tidak sampai ketahuan, akhirnya Deran melanjutkan perjalanannya. Deran langsung pergi kerumah Wili sahabatnya karena mereka sudah ada janji.
Setelah sampai ditujuan Deran langsung masuk kerumah Wili, sebenarnya Wili tinggal di kontrakan yang sengaja orang tuanya beli. Orang tua Wili tinggal di Bali, tapi Wili tidak pernah mau pindah ke Bali dengan orang tuanya karena dia lebih suka tinggal di Jakarta bersama kawan lamanya.
Rumah kontrakan Wili sekarang sudah menjadi Bascamp Deran dan Frian. Deran juga tidak tinggal dengan orang tuanya, orang tuanya sedang ada tugas di Paris. Deran hanya tinggal berdua dengan pembantunya, jadi kalau dia bosan dirumah, tempat pertama yang dia kunjungi adalah rumah Wili.
"Wil, Wili!" Teriak Deran kencang, sambil membuka pintu dan masuk kedalam. Ternyata Wili tidak ada dirumah, sambil menunggu Wili Deran duduk didepan TV sambil memakan cemilan yang ada di atas meja Wili.
"Wil! Kiwili!" Ada seseorang yang berteriak diluar, dia pasti Frian. Frian ada didepan rumah tapi dia tak kunjung masuk, akhirnya Deran keluar rumah.
"Abis kemana lo Wil?" Tanya Deren, Wili dan Frian akhirnya masuk kedalam.
"Gue mah sahabat yang pengertian, nih," Wili memberikan kantung plastik hitam pada Deran. "Gue mah percaya kalo lo pasti belum makan, makanya gue beli gado-gado dulu didepan."
"Uwiihh teman yang baik." Deranpun langsung membuka gado-gado miliknya.
Mereka bertigapun makan dengan santai sambil bercanda gurau. Saat mereka makan tiba-tiba ponsel Deran berdering.
"Siapa sih ganggu orang makan mulu," Deran meraih ponselnya, "Gila nomor Paris nih, pasti bokap nih. Sutttt, jangan pada berisik."
Senyum dibibir Deran merekah, "Pah,pasti penting nih. Ada apa Pah?" Tanyanya semangat.
"Deran kamu ada dimana? Papah cuma mau ngasih tau kalo Papah dan Mamah hari ini pulang karena ada urusan bisnis di Indonesia."
"Serius Pah?" Tanya Deran kaget. "Deran lagi dirumahnya Wili, lagi makan gado-gado. Emang bisnis apaan, Papah berapa hari di Indonya?"
"Sampein salam Papah sama teman-teman kamu Ran. Nanti kita sekeluarga diundang makan malam, makan malamnya besok dan Papah hanya satu hari di Indonesia setelah itu Papah balik lagi."
"Oh, yaudah Pah. Papah hati-hati ya, salam sama Mamah Pah." Andai saja Ayahnya bisa lebih lama di Jakarta dan menghabiskan waktu dengan Deran, itu adalah suprise sederhana tapi sangat istimewa.
"Papah udah di bandara nih, Papah harap kamu ada dirumah pas Papah pulang. Yaudah Papah tutup telponnya ya, sampai ketemu di Jakarta."
Tut...tut...tut...
"Bokap nitip salam sama kalian." Deran menaruh ponselnya kemudian melanjutkan makannya lagi.
"Wihh dapet salam dari Paris, bokap lo balik?" Tanya Frian semangat.
"Dia sekarang udah dibandara."
"Salam doang? Kagak nawarin kita oleh-oleh?" Tanya Wili.
"Harusnya lo tadi bilang dong."
"Lo jadi nginep engga nih?" Ucap Wili sambil membereskan piring-piring mereka.
"Jadi lah, mana mungkin bokap baru berangkat tiba-tiba udah nyampe aja. Mana PSnya? Udah nyewakan?"
Wili pun langsung mengambil PS yang tadi dia sewa.
Kadang hanya dengan kesederhanaan kita juga bisa membuat tawa dan merasa bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through It Together
Teen Fiction[sebagian cerita di private] Deran Reynand Nuarta, tak banyak yang mengenalnya secara rinci, ganteng, famous, perhatian, humoris, kurang apa coba? Tapi sayangnya semua orang sudah terlanjur menjiplak Deran sebagai cowo annoying. Bagaimana orang-ora...