[24]. Truth Or Truth

64.9K 3.9K 92
                                    

Sorry for typo and error. Ini engga diedit dulu, maaf kalo jelek dan engga dapet feelnya.

Deran langsung bangun dan duduk disebelah Tifan, jarak mereka lumayan dekat. Deran menatap mata hitam Tifan yang menatapnya balik. "Loh, kenapa kamu malah nganggap aku lagi bercanda? Ini seriusan Tifan, ini NYATA. Bukan mimpi." Jelas Deran pada Tifan. "Aku suka sama kamu, Tifani Almira." Ucap Deran dengan penekanan.

"Oh." Ucap Tifan sendu tak bersemangat. Tifan tak berani menatap Deran lagi. Wajahnya menatap kebawah sambil memikirkan hal-hal yang ada dikepalanya.

"Aku engga maksa kamu buat suka sama aku, tapi kamu harus tau aku selalu simpan hati aku, cuma buat kamu."

"Kamu belum bisa jawab sekarang?" Tanya Deran sambil melihat wajah Tifan yang masih menunduk.

Tifan menggeleng. "Aku bingung."

"Kenapa harus bingung? Kalo emang engga bisa jawab sekarang, kapanpun juga bisa, santai aja."

Tifan menghembuskan nafasnya cepat. "Apa pengan nanya sama kamu, alasan kamu suka sama aku itu apa? Padahal banyak perempuan-perempuan yang jauh lebih sempurna dan mereka juga udah pasti punya perasaan sama kamu."

Deran tersenyum kearah Tifan. "Alasan? Cinta itu engga butuh alasan, tapi balasan."

Tifan hanya mengangguk, kemudian mulai berfikir bagaimana agar suasana ini tidak akward. "Ran, gimana kalo kita main permainan. Permainannya gampang kok, aku nanya Cuma tiga pertanyaan ke kamu, syaratnya kamu Cuma harus jawab jujur."

"Okeh, kita lupain topic tadi. Tapi abis kamu nanya, aku juga bisa nanya kan?"

"Yap," Tifan mengangguk. "Siapa yang duluan nanya?" Tanya Tifan kemudian.

"Aku aja, em- nanya apaan ya? Siapa nama kontak aku di hp kamu?" Sebenarnya Deran tidak tau hal apa yang harus ia tanyakan pada Tifan.

"Okeh aku bakalan jawab, Deran Reynand." Jawab Tifan sambil menunjukan layar ponselnya. "Aku jujurkan? Sekarang giliran aku nanya kamu dan kamu harus jawab jujur."

Keadaan jadi hening sejenak, Deran masih menunggu pertanyaan yang akan ditanyakan oleh Tifan. "Aku denger rumor kalo kamu itu Ketua Geng Motor? Itu bener atau salah? Dan kenapa?" Tanya Tifan yang mendapat balasan bingung dari Deran.

"Oh rumor itu? Itu udah basi Tifan, iya dulu aku pernah dicalonin buat jadi ketuanya tapi gagal karena pas itu umur aku belum 17 tahun. Dan sekarang aku, Frian sama Wili udah keluar karena kita jarang kumpul, kamu tau sendiri lah mereka ngajak kumpul dijam malam terus, sedangkan kita bertiga itu orangnya kebo, ya jadi lebih baik kita keluar." Jelas Deran panjang lebar. "Eh, kamu jangan salah paham, ini bukan geng motor yang suka ngerampok Alfamart sama Indomart, itu Cuma buat pecinta otomotif, orang orang yang suka sama mesin, dan kita sama sekali engga pernah ngelakuin krimainal." Lanjut Deran.

"Jadi itu masih positif?" Tanya Tifan lagi dan Deran mengangguk.

Deran tau, mungkin alasan Tifan menolaknya karena masa lalu Deran yang terlalu suram. Deran sadar kalau dirinya bukan anak baik-baik, Deran sadar mungkin dirinya kurang pantas untuk menjadi pelindung Tifan, tapi Deran yakin, mungkin nanti Tifan juga bakalan punya perasaan yang sama, pada waktunya.

"Okeh sekarang giliran aku, kamu punya mantan?" Deran langsung bertanya sesaat setelah dia menjelaskan jawabannya.

Dalam satu tarikan nafas, Tifan langsung menjawab. "Enggak. Sekarang giliran aku, sejak kapan kamu punya perasaan suka sama aku?" Tifan menirukan Deran, setelah menjawab dia langsung bertanya.

Through It TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang