Jangan kaget pas baca part ini.
"Minta ke aku supaya aku nyatain perasaan aku lagi setelah itu kamu bisa ngasih jawabannya."
"Kenapa mesti di ulang? Udah tau ini kan?" Tanya Tifan.
Deran memutar kedua bola matanya. "Formalitas Tifan, buruan. Apa susahnya tinggal minta." Ucapnya greget.
Tifan mengangguk. "Okeh, aku minta. Coba kamu ulangin kata-kata yang pengen kamu katain."
Deran malah tersenyum lebar. "Benerkan apa kata aku, kalo kamu itu pasti suka sama aku, soalnya engga bakalan ada cewe yang kuat liat pesona aku. Pasti kamu engga kuatkan? Dan akhirnya luluh juga?" Katanya dengan ekspresi yang sombong.
"Tuh kan mulai sandiwaranya." Tifan ikut memutar bola matanya kesal.
"Haha okeh okeh, ini seriuan. Fan, kamu tau kan kalo sebelumnya aku pernah nyatain perasaan aku. Kali ini aku mau ngulangin lagi, aku sayang sama kamu Fan. Kamu mau jadi pacar aku?" Ucap Deran tanpa ada kata ragu.
"Nanti aku kasih jawabannya besok boleh, sekalian aku mau bikinin sarapan buat kamu." Kali ini Tifan yang bertele-tele.
"Tuh kan, malah makin bertele-tele, ngelamain tau Fan."
"Iya iya."
"Iya iya apa? Yang jelas." Ucap Deran geram.
"Itu juga udah jelas kan? Jadi engga usah di perjelas." Tifan malah tertawa. "Kok tadi ngungkapinnya lancar banget, kaya yang udah biasa nyatai perasaannya ke cewe-cewe, jadi udah diluar kepala dan hafal banget."
Deran menatap Tifan curiga. "Cemburu nih ceritanya?"
"Engga kok, cuma ngasih tau aja."
"Aku cuma punya mantan satu, itupun penuh dengan penyesalan."
"Boong, kalo cuma punya mantan satu, cewe-cewe yang deketin kamu cuma kamu mainin doang?" Tanyanya curiga.
"Ya engga juga, kita temenan doang kok." Deran mengibaskan tangannya. "Udahlah yu pulang, udah malem nanti Mamah kamu nyariin lagi."
+++
Pagi ini Tifan sudah berdiri didapur sedang memikirkan sarapan apa yang akan dia buat untuk Deran. Tifan sebenarnya bisa masak, tapi dia hanya masak untuk dirinya sendiri dan untuk orang-orang rumah. Kalau untuk orang lain berum pernah sama sekali.
"Sayang lagi apa berdiri disitu?" Riana datang dari arah kamarnya.
"Oh, ini Mah. Tifan mau bawa bekel tapi bingung mau bikin apa." Jawab Tifan.
Riana mendekat kearah Tifan. "Yaudah kamu siap-siap sekolah aja, nanti Mamah bikini nasi goreng aja, soalnya dikulkas banyak seafood."
"Ah engga usah Mah, Tifan aja yang masaknya." Tolak Tifan lembut.
Riana mengagguk, dia tau, bekal ini bukan buat Tifan karena biasanya kalau Mamahnya nawarin, Tifan selalu semangat. "Yaudah, Mamah ke depan dulu."
Tifan mengagguk, kemudian dia langsung menyiapkan semuanya.
+++
Sekolah sudah ramai, Tifan langsung pergi kekelasnya. Teman-temannya sudah berganti pakaian, hari ini pelajaran di kelas Tifan adalah pelajaran olahraga. Jadi Tifan langsung pergi kekamar ganti dan mengganti pakaiannya.
Tifan dan kawan-kawannya langsung pergi ke lapangan olahraga saat bel sudah berbunyi. Tidak lupa, Tifan pun membawa bekal yang tadi dia buat untuk Deran.
"Liv, anter aku ke kelas Deran dulu yu." Ajak Tifan pada Livi.
Livi mengguk. "Hayu, pasti itu buat Kak Deran? Perhatian banget sih kamu... Emang kemaren kalian jadian engga sih?" Tanya Livi sambil terus berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through It Together
Fiksi Remaja[sebagian cerita di private] Deran Reynand Nuarta, tak banyak yang mengenalnya secara rinci, ganteng, famous, perhatian, humoris, kurang apa coba? Tapi sayangnya semua orang sudah terlanjur menjiplak Deran sebagai cowo annoying. Bagaimana orang-ora...