[26]. Selangkah Lebih Dekat

59.2K 3.8K 19
                                    

Deran dan kawan-kawannya langsung memulai aksinya saat sogokan yang Deran berikan pada Bila berhasil. Semua anak laki-laki langsung menaruh permen karet yang tadi dikunyah oleh mereka di kursi anak perempuan.

Beda dengan Deran, Deran sengaja mengunyah permen karetnya langsung lima biji, setelah itu dia langsung menaruh rata diatas kursi Sani.

"Mampus lo!" Kutuk Deran dalam hati.

Bel masuk pun berbunyi, dan ternyata semua anak perempuan tidak sadar kalau di bawah kursi mereka ada benda mengerikan tertempel. Sani pun belum sadar kalau dikursinya tertempel permen karet milik Deran.

"Siang anak-anak, bisa kita mulai pembelajaran hari ini." Ibu Erika guru Sejarah Indonesia datang sambil membawa beberapa buku ditangannya.

"Siang Bu..." Jawab mereka kompak.

Sani merasa ada yang mengganjal dipantatnya saat dia duduk, dia berdiri melihat ada benda apa yang mengganggu duduknya. Sani berdiri dan melihat ada benda apa di atas kursinya. Tapi tidak ada apa-apa.

Ternyata dari semua anak perempuan, Sani lah yang paling peka. Yaiyalah, Derankan naruh lima permen karet sekaligus.

Cika, teman sebangku Sani membelalakan matanya saat dia melihat ada benda yang menempel di rok Sani. "Sani, gila itu apaan yang ada dirok lo." Tunjuk Cika jijik melihat ternyata itu permen karet. "Itu permen karet." Teriaknya lagi.

Sani melirik kebelakang roknya, ternyata benar, diroknya sudah ada permen karet yang menempel dengan santainya. "What!! Ih jorok banget! SIAPA YANG NARUH PERMEN KARET DIKURSI GUE!" Teriak Sani sampai-sampai seluruh murid dikelas dan Ibu Erika melirik kearahnya.

"Hah! Dikursi gue juga ada," Teriak Siswi yang duduk di belakang.

"Di kursi gue juga, aduh roknya kotor kan." Ucap salah satu dari mereka sambil menatap sedih roknya.

"Aaaaaaaaaaa.... Rok gue jugaaaa.. " Ucap salah satunya lagi sambil menatap roknya horror.

Semua siswi pun terbangun dari duduknya dan tersadar kalau dikursi mereka memang ada permen karet.

"Ini pasti kerjaan lo Deran! Bu ini semua Deran yang ngelakuin." Protes Sani sambil menunjuk Deran dengan telunjuknya yang lurus.

"Heh jangan asal nuduh lo, mana mampu gue ngunyah permen karet sebanyak ini." Bantah Deran langsung saat Sani melontarkan tuduhanya.

"Jangan ngelak deh lo!" Jawab Sani dengan wajah yang siap meledak.

"Stop! Stop! Deran! Bisa engga sekali saja saat pelajaran ibu kamu tidak membuat ulah." Ibu Erika menghentikan perdebatan mereka.

"Tapi bukan saya kok bu." Bela Deran untuk dirinya.

"Dia boong bu, aku liat tadi dia beli permen karet dikantin banyak banget. Kalo engga percaya tanya aja sama Bila yang pas istirahat tadi engga keluar kelas."

Skatmat, tadi saat Dikantin Deran lupa melihat situasi disekelilingnya. Deran langsung melirik Bila dan pada saat yang sama, Bila juga sedang melirik kearahnya. Deran langsung memasang wajah memelas.

"Benar itu Bila?" Tanya Ibu Erika yang membuat Bila semakin bingung.

"Eng..engga tau bu, saya engga tau, tadi istirahat saya keluar kelas buat baca-baca buku, jadi saya engga tau bu." Ucap Bila seadanya.

"Yausudah Deran, istirahat kedua kamu ikut Ibu kebawah, sekarang kita mulai pembelajarannya lagi, masalah ini engga akan selesai kalo kalian terus beradu mulut."

"Tapi kan Bu, belum tentu saya yang salah."

"Ibu sudah curiga sama kamu, jadi engga usah mengelak dan ikuti pelajarn ibu dengan baik."

Through It TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang