-16-

1.3K 117 0
                                    

"Apa daging sapi rasanya selalu seperti ini?"

Terkekeh,aku sungguh bahagia bersamanya sekarang.Beberapa menit lalu aku memasak makanan yang banyak bersama Harry.Berdua,ya hanya berdua.
Masakan yang ia buat ku akui sangat enak bahkan lebih enak dari masakanku.Sial.Padahal aku wanita,tapi bakat ku dalam memasak selalu saja kalah oleh siapapun.

"Itu karena kau yang memasaknya dan sialnya terlalu matang"ejekku

Ia mengerutkan alisnya.Menatapku penuh keheranan.

"Apapun itu terserah.Well,masakanku lebih enak jika dibandingkan dengan masakan buatanmu.Right?"

Memutar bola mataku sebal,nafsu makan ku hilang kalau Harry sudah meledeku begini.Ya,memang benar masakanku tak seenak masakannya tapi bisakah ia mengatakannya  dengan lembut tanpa nada mengejek?

Menghentikan kegiatan makanku,aku menjawab panggilan yang sedari tadi terus menggangguku.

>Rosie's Calling<

Sial.Pasti ia akan memarahiku karena beberapa hari ini aku tak masuk kerja.

"Nath,bisa aku bicara padamu? Datang ke cafe kutunggu besok pagi pukul sepuluh.Jika kau sempat datanglah ada yang perlu kuberitahu."

"Ya,aku akan datang kesana.Sampai besok Rosie!"

Semoga saja,ia tidak membicarakan soal pekerjaanku.Perasaanku mengatakan jika aku akan memiliki masalah dengan ini.

Kalau saja aku tak membutuhkan uang,aku tak akan bekerja lagi.

*** *** ***

"Sudah kukatakan,tinggal saja denganku maka semua urusan pekerjaan mu selesai.Begitupula urusan pengobatan adikkmu"

Telingaku sakit ketika mendengar Harry yang terus menerus menggerutu memaksaku tinggal bersamanya.Bukannya tak mau,tapi masih ada urusan yang belum ku selesaikan.Emma pasti akan sangat terkejut mendengar keputusanku yang tiba-tiba.

Aku menjawab dengan seadanya.Kami sekarang sedang dalam perjalanan menuju kafe untuk bertemu Rosie disana.

Sekarang pukul setengah sebelas,aku bisa telat jika tak cepat-cepat menemui Rosie di ruang kerjanya.Sebelum itu aku menyapa beberapa temanku yang bekerja disini juga,Austin Justice,Tamarra.Mereka berkumpul sekarang,mungkin sedang dalam shift yang sama.

"Silahkan duduk,kau ingin minum apa?"tawarnya.

"Tidak perlu,terimakasih.Sebelum itu maaf aku membawa seseorang untuk menemaniku."

"Tak apa,Well siaapa dia?"

"Tem-"

"Aku kekasihnya.
Namaku Harry"

Memotong omongan lagi,itu memang kebiasaanya.

1 setengah jam telah berlalu.Pembicaraan ini begitu membosankan dan formal menurutku,layaknya rapat di kantor.

Aku mendengarkan Rosie berbicara mengenai banyak hal termasuk kualitas kerjaku.Sedangkan Harry, ia memilih keluar ruangan,meminum kopi gratis yang di sediakan Rosie.

Uang banyak,tetap saja jika ada yang menawarkan secara cuma-cuma,Harry tak akan menolak.


"Jadi,bagaimana keputusanmu? Kau ingin menjalani masa cuti mu? Dan kembali lagi bekerja atau mengundurkan diri?"

Pertanyaan nya kali ini sedikit sarkastik.Membuatku memaku di tempat,bingung harus menjawab apa.

berfikir matang-matang layaknya daging yang dimasak Harry semalam akhirnya aku memutuskan sesuatu.

PHOTOGRAPH [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang