-29-

1.2K 108 6
                                    

"Tidak ada bermain malam ini. Selamat malam, aku mencintaimu."

Aku menarik selimut dan mencoba memejamkan mata, tetapi bayangan menyebalkan tiba-tiba melintas. Bayangan bagaimana nantinya setelah aku pulang dari Los Angles. Bagaimana aku menjalani kehidupan tanpa Harry? Tuhan, bantu aku.

Tiba-tiba ku rasakan tangan besar yang melingkar di pinggangku. Tangan besar ber-tatto jangkar berada tepat di pinggangku, yang membuat aku sedikit geli.

"Bahkan kau belum membersihkan dirimu, ayolah.", bisiknya tepat di telingaku. Deru nafasnya masih berada di sekitar kulit leherku.

Aku pasti akan merindukan momment seperti ini. Sungguh, aku tidak bisa berlama-lama lagi merasakan deru nafas hangatnya itu.

Posisi ku yang tadinya membelakangi menjadi berbalik, kami berdua saling berhadapan sekarang. Jantungku semakin cepat berdetak tak karuan. Seperti baru pertama kali berhadapan dengan Harry.

Setiap inci wajahnya membuatku tak ingin berpaling dan tak bisa berkata apapun. Mulutku terasa kaku saat hendak berbicara. Padahal Harry sedari tadi bertanya yang aku sendiri tak mendengarkannya. Terlalu sibuk memandang wajahnya yang terlewat sempurna. Layaknya malaikat. Ya, mungkin Harry adalah malaikat yang Tuhan ciptakan khusus untukku.

Kutekankan, hanya untukku. Bukan untuk gadis lain yang akan di jodohkan oleh Anne.

Harry terlihat sebal karena aku tak menghiraukan omongannya sama sekali. Ia memasang tampang yang menurutku lucu, terlebih bibirnya yang di majukan.

Tanpa basa-basi aku membungkam bibirnya dengan bibirku. Entahlah, aku hanya ingin merasakan bibirnya setelah sekian lama tak merasakannya. Rasa nya tak berubah, masih semanis coklat.

Ia pun langsung melumat bibirku, dan perlahan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Aku sungguh mencintai lelaki dengan bibir rasa coklat yang menggoda!

Harry membantu ku ke posisi duduk, secara spontan kami berdua berada di posisi duduk, tanpa melepaskan bibir masing-masing. Ia semakin melumatnya lembut.

"Fuck!! Aku menginginkan lebih."ucapnya di sela-sela ciuman.

"Kau selalu menginginkannya, ingin mandi bersama?", kini giliran nafsu ku yang mulai melonjak.

"Terlalu malam untuk mandi, kau bisa sakit. Sekarang, bersihkan tubuhmu dan kita akan bermain."

Aku membulatkan mataku, sudah ku katakan tadi bukan? Tidak ada niat untuk bermain malam ini. Aku takut nantinya diantara kami kelelahan. Harry menjanjikan tiga ronde kemarin, dan aku masih mengingatnya. Bayangkan betapa lelahnya bermain sekaligus tiga ronde, setelahnya aku pasti tak bisa merasakan kaki ku lagi.

"No, please aku sangat lelah malam ini. Biarkan aku tidur dengan nyenyak. Okey?" kataku, berikutnya kaki ku langsung melesat ke kamar mandi untuk membersihkan wajah.

****

Malam menegangkan berganti menjadi pagi yang dingin. Disini bahkan lebih dingin jika waktu pagi tiba. Terlebih jika pukul 3 pagi. Sangat menusuk ke kulit.

Seattle, 07:10 a.m

Aku bergegas membangunkan Harry setelah mandi pagi. Mandi dengan air hangat adalah pilihan terbaik saat ini.

Lelaki berambut coklat itu terlihat terlelap, Ia tertidur menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Karena semalam, Harry memilih tidur tanpa memakai kaus. Hanya memakai boxer yang membuat penis nya terlihat sangat menonjol.

"It's time to wake up, baby. C'mon."

Aku menarik selimutnya sehingga tampak sekali wajahnya yang lucu saat tertidur. Aku tak henti-henti nya tersenyum, hal kecil seperti ini lah yang aku sukai. Membangunkan nya tidur, dan menyiapkan sarapan. Seolah aku adalah istri yang baik dan menurut pada suami.

PHOTOGRAPH [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang