-28-

1.1K 105 10
                                    

Ps: maaf aku update sekarang, bukannya malem minggu kaya biasanya. Bcs tangan ini gatel bgt pengen update.

Aku masih berpelukan dengan Gemma, kami tak henti-hentinya menangis dan terus berdo'a.

Beberapa saat dibawah terdengar tak ada suara sama sekali. Lalu, suara Harry membuka.

"Beri aku waktu untuk berfikir,"

Harry, aku berharap kau membuat keputusan yang terbaik kali ini.

****

Suara pintu terbuka terdengar, memunculkan sosok yang ku do'akan sedari tadi. Ia tersenyum seolah menganggap aku tak mengetahui apapun. Berikutnya, ia mendekat dan memelukku. Ya Tuhan, aku sangat mencintai lelaki ini.

Aku semakin dalam dibawa di dalam pelukan hangatnya, berkali-kali tangan besar nya itu mengusap dan mengecup puncak kepalaku.

"Kita pulang, aku tahu kau pasti lelah. Besok pesawat akan berangkat pukul 9 pagi. Jangan sampai terlambat", katanya tenang-tenang saja.

Pesawat? Astaga, aku hampir lupa jika besok harus berangkat ke Los Angeles untuk natal.
Wajah Harry tak menunjukan wajah panik sama sekali. Ia justru tenang seperti biasa.

"Aku ikut bersama kalian. Bolehkah?", suara Gemma tiba-tiba muncul setelah tangisannya reda.

Aku tersenyum, tentu saja aku senang bila Gemma ikut. Jadi, ada alasan jika aku diajak bermain ranjang bersama Harry malam ini.

Sungguh, aku tak ada gairah untuk bermain saat ini. Selain karena masalah tadi, tubuhku juga sangat lelah. Terlebih besok kami harus berangkat ke Los Angeles.

"Tidak, kau harus tetap berada di sini. Hanya untuk malam ini, Gem. Aku ingin berdua dengan kekasihku"

Belum sempat aku menjawab, sialnya Harry tidak memperbolehkan.

"Hey tak apa, malam ini kau bisa ikut bersama kami."

Harry menatapku tajam, dan menyenggol pinggangku pelan."Gemma tak boleh ikut, malam ini kita akan tidur bersama.",bisiknya

"Apa katamu? Tidur bersama? Dan bermain di atas ranjang? No, aku sangat lelah malam ini, Haz. Lain kali saja, okey?"

"What? Kau sudah berjanji padaku, nona. Tepati janjimu, atau kita bermain sekaligus 3 ronde."

"Kau gila? Itu membunuhku bodoh, aku tak mau, Harry. Malam ini aku ingin tidur dengan lelap. Besok adalah hari yang panjang"

"Okey! Kali ini kau menang, tapi aku tetap tak mengizinkan Gemma ikut. Kita harus tetap tidur bersama walau tidak bermain"

"Terserah apa katamu, sekarang katakan pada Gemma."

Harry mengangguk, dan mengatakan kepada Gemma bahwa malam ini kami berdua harus fokus mempersiapkan segala keperluan yang harus dibawa ke Los Angeles besok pagi. Jadi, kami membutuhkan waktu berdua.

****

Kami bertiga berjalan menuruni anak tangga, dibawah Anne dan Christian sedang menonton televisi. Christian yang menyadari ke hadiran kami langsung berjalan mendekat dan meninggalkan Anne yang masih tetap egois tak mau mengantarkan kami sampai depan pintu.

"Harry, kupastikan hal seperti tadi tak akan terulang lagi. Dan untuk kalian hati-hati. Hubungi kami jika sudah sampai di Los Angeles",ucap Christian

"Lupakan, omong-omong terimakasih atas undangan makan malamnya, makanan nya sangat enak. Kami harus kembali ke hotel sekarang", balas Harry.

"Terimakasih Mr. Christian. Sampaikan salamku pada Ms. Anne. Semoga kita bisa bertemu lain kali", giliranku mengucapkan ucapan terimakasih.

Setelah berpamitan, kami langsung masuk ke dalam mobil. Tentunya tanpa Gemma.

"Hubungi aku bila sudah sampai di Los Angeles. Dan sampai kan salamku pada keluargamu di sana Nath. Aku senang bertemu, dan berbagi cerita denganmu, calon adik iparku yang cantik", kata Gemma berusaha memujiku.

"Kau selalu berlebihan, terimakasih untuk semuanya, Gemma. Aku menyayangimu. Kuharap kita bisa bertemu lagi lain kali. Dan ya, nanti ku sampai kan salam mu."

Aku melambaik ke arah Gemma sebelum memasuki mobil. Sementara Harry masih berada di luar. Mungkin berpamitan pada kakak tercintanya.

Aku tak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka ucapkan. Namun, aku masih bisa mendengar walau hanya samar-samar.

"Buat Nathalie melupakan kejadian tadi, karena dia telah mendengar semua saat kau dan Ibu bertengkar"

"Jadi Evelyn mendengar semuanya? Bodoh! Bagaimana bisa?"

"Kau berbicara terlalu keras, sudahlah lupakan semuanya. Nikmati libur natalmu, brother."

"Aku menyayangimu, Gem"
_________

Harry telah selesai membersihkan badannya, dan sekarang suara decitan pintu kamar mandi terdengar. Menampakkan Harry yang memakai kaus oblong berwarna abu-abu.

Aku masih duduk terdiam di pinggir ranjang, melamun. Masih terdengar jelas di fikiranku bagaimana Anne mengatakan Harry brengsek, Anne yang membentak dan menyakiti hati Harry. Semua yang di lakukan tidak mencerminkan bahwa sebenarnya ia adalah seorang ibu kandung.

Jujur saja, aku masih memikirkan hal yang dikatakan ibu Harry, aku mendengarnya dari kamar tetapi sampai sekarang Harry tak kunjung memberi tahuku apa yang ia bicarakan bersama Ibunya. Itu memaksaku menanyakan nya sekarang juga.

"Haz, apa yang dibicarakan ibumu tadi? Ceritakan padaku, itu jika kau bersedia berbagi."

Ucapan ku barusan sontak membuat Harry menatapku. Aku sendiri belum bisa menebak apa maksud dari tatapan nya itu.
Harry terdiam, dan memilih menunduk. Aku rindu sosoknya yang keras dan romantis sekarang ini.

"Aku telah mengetahui semuanya, dan  aku benar-benar minta maaf. Aku bukan wanita yang seharusnya kau pilih untuk menjadi calon istrimu."

Lagi, aku berusaha tidak menangis. Tapi sepertinya aku gagal. Tangisku pecah sesaat aku berbicara hal tadi.

"Lupakan itu sejenak, kumohon. Aku ingin mempunyai waktu berdua bersamamu. Keluarga mu di Los Angeles sudah menunggu untuk natal. Jadi, anggap saja semua ini tidak terjadi di dalam hidup kita."

Astaga Styles, sekarang aku ingin tertawa mendengar kata-kata nya yang seolah seperti motivator sukses. Entah dari mana kata-kata mutiara muncul dari bibir seorang Harold.

Tahan lah Nathalie, ini bukan lelucon dan aku tak tahan lagi ingin tertawa. Terlebih, wajah Harry yang berubah menjadi serius sekarang. Membuatku semakin ingin terbahak.

"Oke, tidak ada yang lucu disini. Dan kau? Apa wajah ku sudah  mirip komedian sehingga membuatmu menahan tawa?", ucapnya sambil memegang bagian wajahnya dari dahi hingga sampai pada mulut.

Aku menggeleng,"Demi Tuhan, kau sangat lucu bila berkata-kata mutiara layaknya motivator sukses,"

"Fuck Evelyn!!! kau membuat ku sebal, dan sekarang kau harus membayarnya dengan tubuhmu"

Sial. Setidaknya, Harry masih ingat apa janjiku padanya. Wajah penuh keringat itu terlihat lagi. Gairah nya berlebihan, dan semangat nya pun pasti membara. Membuat nyali siapapun yang melihatnya menciut.

.
.
.
.
TO BE CONTINUED!

Gantung lagi, ayee!😂
Menurut kalian abis ini adegan smut nya dimunculin gak?
Please dong comments jangan cuma di liat:"")) sakit kan di kacangin:')

Bakalan ada surprise! Malem minggu aku bakalan update lagi kalau kalian mau adegan smut. Sekali lagi, comments. Banyak yang minta adegan smut aku malem minggu ini langsung update.
Jujur gapengen sih di munculin karena belum terlalu bisa bikin adegan nya.

Vote and Comments. Satu vote sama comments sangat berharga bagi penulis, jadi mohon kerja sama nya:) kalian seneng aku ikut seneng kok:)

Kebanyakan bacot maapkeun😂

thanks xx

PHOTOGRAPH [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang