-26-

1.2K 107 2
                                    

Demi rambut keriting Harry? Aku akan dikenalkan dengan keluarganya? Maksudku, walau hanya ayah tirinya. Tetapi, ini sungguh momment penting! Dan Harry tak mengatakan ini jauh-jauh hari.

Bahkan aku tak mempersiapkan apapun. Kalian tahu? Baju, sepatu, make-up agar wajahku terlihat dua kali lipat lebih cantik dari biasanya. Dan lain-lain yang tak bisa ku sebutkan satu persatu.

****

"Mengapa semua baju ini tidak cocok saat kupakai?"

Aku mengeluarkan semua baju yang kubawa dari London. Tidak ada yang cocok sama sekali. Semuanya bukan selera ku. Bagaimanapun aku harus terlihat cantik di mata keluarga Harry. Tidak ingin mempermalukan diri sendiri.

Suara ketukan pintu terdengar pelan dari luar, aku masih belum mempedulikannya.

Tapi perlahan ketukan itu terdengar semakin keras berbunyi. Membuat ku telingaku sakit dan terganggu.

Aku menyerah, akhirnya kubuka pintu nya dengan perlahan-lahan.
Sosok lelaki berambut curly berwarna coklat berdiri di hadapanku. Harry terlihat tampan dan sangat rapi dibalut jas hitam dan sepatu favoritnya. Tak lupa kancing baju dalaman nya terbuka dibagian atas.

 Tak lupa kancing baju dalaman nya terbuka dibagian atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampan sekali.

Satu kata yang mampu menggambarkan kondisinya saat ini. Air liur ku seakan ingin mengalir melihat Harry seperti ini.

Aku hanya bisa mematung menatapnya seolah ingin jatuh ke dalam pelukan hangatnya.

"Bahkan kau belum mengganti bajumu? Ayolah, atau kita akan terlambat malam ini"

Sial. Ucapan mu membuyarkan khayalan indahku itu, Harry.

Menampar alam bawah sadarku, dia benar. Kami akan terlambat jika tidak cepat-cepat. Sungguh, itu hal terburuk ketika bertemu calon mertua.

Mimpi mu begitu tinggi, Nathalie!

Tanpa aku menyuruhnya masuk, Harry sudah lebih dulu masuk melalui pintu dan melewatiku yang masih mematung.

"Pakai yang ini, cepat,!"

Nada bicaranya sedikit membentak, membuat aku harus menurut. Ku ambil baju berwarna hitam panjang tanpa lengan dari tangannya.

Tanpa peduli, aku melepas seluruh pakaian ku di depan Harry. Menjadi kan aku telanjang bulat, SEKARANG.

Harry sama sekali tidak merasa keberatan, justru ia malah menyerengai lebar. Aku tahu hasrat gairah nya yang sudah tak bisa tertahankan itu.

Selesai melepas seluruh pakaian ku, aku memakai dress hitam panjang tadi dengan cepat. Sehingga lupa, menutup kancing belakang bajunya. Karena sedang terburu-buru dan memutuskan menata rambut.

Tidak ada waktu sama sekali untuk membetulkan kembali kancing belakangku ini.

Kejutan pun tiba, Harry tiba-tiba mendekat dan berdiri di belakangku yang saat itu sedang duduk di depan meja rias dan membetulkan tatanan rambutku. Ia mengecup pipiku singkat, dan berganti pada leherku.

Membuat aku terkekeh geli. Tangannya meraba ke arah kancing belakang bajuku dan dengan perlahan tangannya membetulkan kancingnya sekaligus membetulkan pengait bra ku yang saat itu juga ikut terbuka dan sedikit kendor.

Bisa ku lihat dari pantulan cermin wajahnya yang menahan gairahnya sendiri. Aku paham betul. Bahkan kita sudah lama tidak melakukan "itu" di ranjang bersama.

"Fuck!!, Tubuhmu sangat indah,"

Look? Kau tidak bisa lagi menahan apapun lagi, selama melihat tubuhku, Harry Styles.

"Kita lanjutkan lagi nanti, sekarang ada seseorang yang menunggumu."

"Ini tidak adil, kau tahu aku rindu padamu, Evelyn. Christian bisa menunggu."

"No, kali ini kau harus menurut padaku. Aku berjanji malam ini kita akan melanjutkannya, Harold"

Harry berdecak, mengumpat, dan memutar bola matanya berkali-kali.
Aku hanya tersenyum memandangnya seperti itu. Wajahnya sangat lucu saat marah.
____________

Kami melewati jalanan kota Seattle yang ramai. Menurut Harry, perjalanan nya akan memakan waktu sedikit lama. Ia menyuruhku untuk tidur saja. Karena wajahku terlihat sudah lelah menurutnya.

Tetapi aku menolak, aku tak ingin make-up yang sudah ku gunakan tidak berguna karena tertutup wajah bangun tidurku.

Setelah sekitar 30 menit perjalanan, kami sampai di sebuah rumah berpekarangan luas, berpagar putih menjulang tinggi nan anggun. Membuat rumah ini menjadi sangat indah karena sentuhan putih dimana-mana. Christian penggemar putih sejati sepertinya.

Jantungku berdegup sangat kencang, sesaat Harry mulai berjalan membukakan pintu untukku dan melepaskan sabuk pengaman yang ku gunakan.

Kami berjalan beriringan menuju pintu kayu bercat putih mewah ini.Harry tak henti-hentinya menggenggam tanganku, sesekali mengelusnya pelan dan mengecupnya singkat. Memberikan rasa tenang.

"Kita hanya bertemu ayah tiriku, bukan bertemu presiden. Jadi, biasa saja. Okey?"bisiknya tepat di telingaku.

Aku menarik nafas panjang, lalu mengeluarkannya lewat mulut perlahan lahan. Rasa gugupku tak bisa dibendung lagi.

"Perasaanku tidak mengatakan hal itu Harry, aku tak tahu kenapa"

Harry menoleh menghadap ke arahku, sehingga mata kami saling bertemu. "Maksudmu?", katanya.

"Perasaanku mengatakan kita tak hanya bertemu dengan Christian. Kita juga akan bertemu dengan, ibumu"

Ia tertawa,-- hey? Apa yang lucu?

"Itu tidak akan terjadi, Christian sudah mengatur semuanya. Tenang, dan tetap berada di sampingku. Mengerti?" ucapnya menenangkan.

Aku hanya mengangguk menurut.

******

"Selamat datang di keluarga kami, silahkan masuk. Aku tahu kau pasti sangat lapar. Makanan akan segera siap dalam 5 menit"

Seorang lelaki berjenggot, berumur menyambutku dengan ramahnya. Christian sangat baik menyambutku di depan pintunya.

Aku tersenyum dan menerima jabatan tangannya, berikutnya kami diajaknya ke ruang makan yang di tengahnya ada meja makan berukuran besar. Lengkap dengan makanan yang sudah tersaji di atasnya.

"Silahkan dinikmati, Harry ajaklah kekasihmu makan"ucap Christian disertai senyuman nya yang mengarah kepadaku.

Beberapa maid terlihat bolak-balik meletakkan semua makanan itu dari dapur ke meja makan.

Harry duduk di sampingku, ia tak henti-hentinya menatapku. Tapi itu tak membuat keringat dingin ku menjadi hangat. Perasaanku semakin kuat mengatakan jika ada tamu yang tak terduga akan datang dan membuat kekacauan.

"Tidak perlu canggung, anggap saja rumah sendiri. Atau- akan ku panggilkan Gemma agar kau memiliki teman perempuan?",tawar Christian.

"Jika tidak merepotkan.Well, terimakasih sebelumnya
Mr. Christian"

"Tak masalah, kekasih Harry adalah tamu kehormatan di rumah ini"

Astaga, Mr. Christian sangat berlebihan mengatakan hal tadi.

Terlihat maid yang ditugaskan memanggil Gemma naik menuju lantai atas.
Selang bebeapa menit, Gemma turun melalui tangga menggunakan kaus berlengan panjang berwarna hijau. Ranbutnya juga terlihat berbeda, kemarin pirang dan sekarang ungu. Membuat wajahnya makin terlihat cantik dan anggun.

.
.
.
.

To Be Continued........

Btw, Sebenernya aku pengen banget tamatin cerita ini. Soalnya readers semakin sedikit. Sedih aja gitu makin dikit bgt yg nge-vote sama comments. Pada setuju ga?
Usul ya gimana endingnya☺ adegan nya juga. Sad/Happy.
Okai?

thanks xx

PHOTOGRAPH [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang