-1-

3.7K 221 1
                                    

-Nathalie's POV-

Aku merapikan buku buku yang berserakan meja belajarku.

"Nathalie,cepatlah atau kita akan terlambat ke kampus"

Teriakan Emma sudah terdengar dari luar kamar.
Emma adalah sahabat terbaiku semenjak aku pindah ke sini.Dia tinggal satu apartemen denganku.

Aku adalah pendatang di kota ini,tadinya aku berasal dari Los Angeles Amerika.

Aku berkuliah disini adalah kemauan orang tuaku sendiri.Mereka mau membiyayai ku hingga lulus nantinya.Padahal,kuliah disini biaya nya cukup mahal.Aku tetap bersyukur karena bisa mengenyam bangku kuliah.Apalagi,di Inggris.

"Nathalie Evelyn Johnson!!"

Suara teriakan nya semakin keras terdengar di telingaku.

Tidak ingin membuat Emma marah aku pun segera menghampirinya.

Tak lupa dengan membawa perlengkapan belajarku.

Dan yang paling penting adalah,kamera pollaroid favoritku.
Ini adalah barang yang selalu aku bawa kemanapun aku pergi.Hadiah dari Luke, sahabatku sewaktu aku akan pergi ke London.Karena salah satu hobiku,yaitu memotret.

Terlihat dari muka Emma ia nampak sebal.

Tapi,itulah Emma.Tak usah difikirkan.Dalam sebentar saja pasti ia akan berbaikan lagi denganku.

--- ---- ----

Terlihat koridor kampus nampak sepi,masih segelintir mahasiswa yang datang.
Ini masih pagi,dan Emma sudah berteriak seperti tadi?

Tidak ada pilihan lain,aku memutuskan pergi ke perpustakaan.
Memang sih,aku bukanlah gadis kutu buku tapi untuk sekedar menghilangkan bosan aku terkadang membaca beberapa buku fiksi atau buku agama.
Tentu saja,diikuti Emma yang terlihat berjalan tepat di belakangku.Sambil memainkan ponsel nya dan sesekali tertawa.

Gadis aneh.

"Selamat pagi,Evelyn.Kau datang lebih pagi hari ini"sapa seorang pustakawati,dia adalah Ms. Clark

"Ini semua karena Emma.Bisakah aku mendapatkan buku novel untuk pagi ini Ms. Clark?"tanyaku

"Tentu saja,laci nomor empat dari sini.Dan kau akan menemukan banyak buku novel"


Aku tak menjawab,dan langsung berjalan kearah laci nomor empat.

Setelah mendapat buku novel yang ku inginkan aku mencari kursi untuk tempatku membaca.

Pandanganku seolah berhenti sejenak mendapati sosok Harry di sudut ruangan.Sebuah buku tebal berada tepat di depannya.
Tapi,pandangan matanya bukan terfokus pada buku itu,melainkan pada ponsel di tangannya.

Harry adalah salah satu anak yang terkenal di kampus ini.Itu karena orang tuanya yang menjadi kepala yayasan di kampus ini.Itulah mengapa ia sering disebut orang yang sombong.Bayangkan saja,sehari harinya ia isi hanya dengan terdiam dan sesekali berada di tempat sepi sambil memainkan ponselnya.Harry memang aneh.
Tapi yang aku herankan adalah,ia banyak dikagumi oleh para wanita wanita di kampus.Selain kaya raya,Harry memiliki ketampanan yang bisa dibilang sangat tampan.Sifatnya yang dingin kepada siapapun tak membuat pesona nya hilang.

Aku tak mempedulikan Harry an memilih untuk duduk di kursi tepat di sebelah laci nomor lima.

"Good Morning baby Nath"

Aku kenal suaranya.
Ucapan pagi yang terdengar familiar di telingaku.
Aku menoleh mendapati sosok lelaki berambut pirang tengah berdiri di belakangku.Senyuman khas terukir dari sudut bibirnya.

PHOTOGRAPH [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang