"Woah, Nathalie! Tomat kecilku tumbuh menjadi tomat dewasa sekarang, gimme hug!",ucap paman dari balik pintu. Ya, semua keluarga kini telah hadir di rumah ini, kecuali Liam.Sepertinya ia betah berlama-lama di Florida bersama kekasihnya.
Akan kuberi alasan mengapa paman Cole memanggilku dengan sebutan tomat. Itu karena sejak kecil jika aku, Liam, dan Cara berkunjung ke rumah paman dan bibi. Aku adalah yang pertama kali meminta diajak untuk ke kebun tomat pribadi milik paman.
Paman Cole dan Bibi Warren adalah pasangan petani. Mereka berdua memiliki berhektar-hektar perkebunan di sekitar rumahnya. Karena rumah nya yang terletak di desa itulah, paman memilih menjadi seorang petani sayuran. Penghasilan nya pun melebihi dari kata cukup.
Ketiga anak nya telah sukses. Tinggal anak terakhir yang masih berkuliah di New York University.Aku memeluk paman, berikunya tentu saja Bibi Warren. Entah kemana Louisa, Devan, dan Emmie. Mereka adalah anak dari Paman dan Bibi.
"Kemana Louisa, Devan, dan Emmie?", tanyaku.
"Louisa akan pulang besok pagi, Devan dan Emmie sedang menuju kemari. Karna tadi, mereka harus mampir ke rumah teman lamanya."jawab bibi Warren.
Aku pun mengangguk mengerti, selanjutnya aku mengajak mereka ke ruang tengah untuk bertemu keluarga yang lainnya. Dan terjadi lah nostalgia. Diantara mereka saling menceritakan masa lalu. Atau hal lucu sewaktu dulu.
Tak lupa, aku mengenalkan Harry pada mereka semua. Reaksi yang ku dapat adalah tepuk tangan riuh yang serempak dari mereka semua. Keluarga ku memang selalu lucu dan terkadang aneh.
"Kekasihmu seperti pemain film, Nath! Bolehkah aku berfoto dengannya?",ucap Kelly. Ia adik sepupuku, yang baru menginjak masa remaja. Yaitu, 13 tahun.
"Aku ingin menyentuh rambut keriting nya itu! Bolehkah?", kini Chelsea ganti mengoceh.
"Cepatlah kalian menikah! Aku ingin melihat anak dari kalian berdua. Pasti berambut keriting! Dan sangat lucu."
"No, anaknya akan berambut lurus seperti Nath. Dan akan cantik. Kau salah menebak nya, Peggie!"
Suara dari sikembar Peggie dan Paul terdengar. Mereka anak dari bibi Danielle dan paman Roy usianya masih kecil, tahun ini yang ku tahu adalah 7 tahun.
Suara mereka saling riuh dan berisik. Adik sepupu dan keponakan ku terbilang sangat banyak, karena Ibuku adalah anak pertama. Tetapi, tak semua keponakan ku berusia di bawah usiaku. Ada juga yang sudah berumah tangga, bahkan memiliki anak. Di keluarga ku memang sudah terbiasa untuk menikah di usia muda. Mungkin itu adalah adat dalam keluarga kami.
"Diam kalian semua! Nath ingin mengatakan sesuatu, tetapi kalian malah menahannya!", kali ini adik sepupuku yang seusia denganku melerai. Itu Savvanah, sekarang ia tumbuh menjadi gadis cantik nan langsing. Padahal dulunya, tak usah ditanyakan.
"Hai semuanya, ini Harry. Harry Edward Styles. Ia kekasihku, berasal dari London. Dan kami belum merencanakan pernikahan. Terimakasih."
"Tapi kami akan segera menikah, setelah natal kupastikan undangan akan segera menyebar."
Sial. Dengan mudahnya ia mengucapkan kata-kata itu?
Aku mencubit lengannya, membuat Harry meringis kesakitan. Rasakan itu, Edward.
"Shut up, tarik kembali kata-kata itu. Kau tak tahu bagaimana keluargaku Harry. Jangan sembarang bicara. Pasti mereka akan menganggap itu serius." bisikku tepat di telinganya.
"Hey tenanglah, itu tak akan terjadi. Pasti semuanya akan melupakan kata-kata ku tadi."ucapnya sembari terus tersenyum dan sesekali menanggapi pertanyaan-pertanyaan keponakanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOTOGRAPH [ H.S ]
FanfictionKau tahu apa makna menyimpan kenangan di dalam sebuah foto? " Agar kau tahu aku selalu berada di dalam kenangan itu meski diriku tidak berada di sampingmu lagi "