-17-

1.3K 110 0
                                    

Semua telah lengkap hadir memakai pakaian serba hitam.
Pemakaman Cara akan diadakan satu jam lagi.
Semalaman aku tidak bisa untuk terlelap.Bayangan Cara seelalu melintas di fikiranku saat aku hendak menutup mata dan tertidur.Aku masih tak percaya adikku pergi selamanya meninggalkan kami semua.

Sanak saudara pun kini hadir
disini.Mataku sembab,dan sedari tadi Harry yang selalu berada di sampingku.Menenangkanku dengan cara apapun.Termasuk,mengecup bibirku singkat ketika tangisku lagi-lagi pecah.

Ayah memberikan pidato,setelah itu barulah pendeta yang mengatur acara pemakamannya.

Cara Elizabeth Johnson
14 January 1997- 5 October 2015

Menatap nanar batu nisan di depanku.Aku harus menerima kenyataan.Adikku,pergi untuk selamanya menghadap Tuhan.
Air mataku tak bisaa kubendung lagi.Aku menangis kuat di pelukan Harry.Dress hitam selutut yang kukenakan kini basah,sama seperti kemeja hitam yang dikenakan Harry juga basah karena air mataku.
Aku tak sanggup lagi menerima ini.Cara pergi selamanya dari kehidupanku.Bahkan,ia belum merasakan lulus SMA dan memakai topi toga.Ia sudah pergi meninggalkanku sebelum ia melihat ku di wisuda.Ini menyedihkan.

"Ia telah pergi,bahkan ia belum melihat ku di wisuda"ucapku

"Aku tahu,mungkin Tuhan lebih menginginkan Cara berada di sisinya.Tuhan sayang adikmu"
ucap Harry.Tangan kanan nya masih terus mengusap kepalaku.Sesekali meletakkan kepalaku di pundaknya.

Inikah rasanya memiliki kekasih? Ah tidak- aku bukan kekasihnya.Ia mencintaiku tetapi hubungan kami tanpa status.Itu menyakitkan.

Prosesi pemakaman telah usai,aku tetap disini bersama Harry.Dan mengatakan kepada Liam akan menyusul untuk pulang sebentar lagi.Jujur,aku masih ingin bersama Cara.Bercerita walau ia tak bisa menanggapi ceritaku.Aku berjongkok agar lebih mudah untuk menjangkau nisannya dengan tanganku.

"Hai,aku ingat betul pertemuan terakhir kita.Kau mengatakan aku kurus saat memakai mantelmu.Kau ingat itu? Satu hal yang perlu kau tahu.Aku selalu menyayangimu.Kau adik terhebat yang kumiliki.Walau kau selalu bisa memancing emosiku setiap saat.Aku tetap menyayangimu.Aku berjanji akan mendatangimu setelah acara wisuda ku nanti.Bahkan,kau tak melihat kakak mu ini di wisuda,ya itu memang menyedihkan.Titipkan salamku pada Tuhan.Aku menyayangimu,Cara.Dan satu lagi,perkenalkan ini Harry.Ia temanku saat di London"

Aku memandang batu nisannya.Masih dengan air mata yang mengalir menyusuri pipiku.

"Mengapa kau tak mengatakan jika kita berpacaran?"tanyanya seraya menepuk bahuku pelan,dan berjongkok di sebelahku.

"Memang kita tak berpacaran Harry"ucapku sedih.

"Oke,mulai sekarang kita berdua berpacaran.Adikkmu pasti senang melihat kakaknya yang baru saja dijadikan pacar oleh seseorang tampan sepertiku"

Whut? Berpacaran katanya? Ini hanya candaan kan?

"Sayangnya,lelucon itu tidak lucu bagiku"

"Hey,aku serius.Kita bisa berpacaran mulai dari sekarang.Itu salah?"

Aku menggeleng menatap wajahnya.Bisa kulihat pancaran mata hijau nya yang meyakinkan.Kali ini,ia tidak menjadi seorang pelawak rupanya.Syukurlah jika ternyata kami benar-benar berpacaran.

Berpamitan pada Cara,aku mengecup batu nisan nya pelan dan mengucapkan janjiku lagi.Yaitu,akan datang kesini setelah acara wisuda ku tiba.

---------- ---------

"Aku ingin keluar dari pekerjaan ini.Terimakasih,kau telah baik padakku.Sampaikan salamku pada Austin,Justice dan temanku yang lain di kafe.Mungkin kami akan bertemu lagi kapan-kapan"ucapku diikuti bulatan mata tidak percaya dari Rosie.

PHOTOGRAPH [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang