-19-

1.1K 104 0
                                    

Terbangun,aku tak merasakan sinar matahari yang biasanya masuk melalui jendelaku.

Oh.Shit.Aku lupa jika ini bulan Oktober.Dan ini mendekati natal.Lebih lagi,aku tidur di ruang tengah dipangkuan...

Niall.

Selesai membersihkan tubuh,aku membuat pancake.Sudah kuduga,pasti salah satu dari mereka belum membuka matanya masing-masing.
Ini kan sudah jam 9.Tak penting,sekarang aku lapar.Lebih baik makan daripada membangunkan tikus-tikus itu.

"Pagi...-"

Aku menoleh,Niall tepat berada di belakangku.Wajahnya cute oh ya Tuhan.Padahal,ia baru terbangun dari tidurnya.Rambut blonde nya berantakan membuat ku ingin sekali menyentuh rambut lembutnya itu.Ya Tuhan Niall.

"Pagi,aku membuat pancake.Kau mau?"tawarku padanya.

Niall mengangguk meminum susu yang sudah ku tuangkan ke dalam gelas.

"Kau bau.."lanjutku

"Aku tahu...-"

"Jadi? Kau tak ingin mandi?.."

"Sayangnya,aku tak membawa bajuku.Boleh kupinjam bajumu?"

"Whut-?"

Aku terkekeh serta menaikkan alisku.Anak ini belum bangun dari tidurnya atau bagaimana sih? Dari cara berjalan,berbicara semuanya terlihat seperti orang yang mabuk dan tidak sadar.

"Kulihat,Louis membawa tas yang mungkin berisi baju.Kau bisa meminjamnya"ucapku sambil meletakkan pancake ke piringnya dan memberi madu di bagian atas nya sebagai saus.

"Aku hanya membawa satu baju.dan itu untukku.Sorry,Nialler"sambung Louis yang tiba-tiba muncul masih dengan wajah bangun tidurnya.

"Yasudah,aku tak perlu mandi"ujar Niall santai.
Dimasukkan nya pancake ke dalam mulutnya.

"Pernahkah pepatah mengatakan jika wangi itu akan menambah pesona seseorang? Entah lelaki atau wanita?"ucapku.

Aku hanya mengada-ngada.Mana ada pepatah mengatakan seperti itu.Semoga saja Niall percaya padaku.Jujur saja aku lebih suka lelaki yang berbau wangi dan khas.Seperti,Harry.

Bicara tentang Harry,aku merindukan lelaki itu.Mengapa ia tak mengabariku? Dalam 2 hari ini kami berdua tak bertemu dan tak saling memberi kabar satu sama lain.Kemana Harry? Tidakkah ia merindukanku? Layaknya aku merindukannya?

Kurasa,aku harus memulai.Menelfon,memberi kabar,dan mengajaknya bertemu.Aku tipikal orang yang tak bisa memendam rasa rinduku pada seseorang.Ya,itu sifatku.

Menuangkan susu ke dalam gelas,aku memandang sekitar meja makan.Tak ada Niall.Mungkin pepatahku tadi manjur untuk nya.Hanya ada Louis dan Emma yang baru bergabung.

"Apa rencana liburan natal kalian? Sebelum wisuda"tanyaku memecah keheningan.

Sedari tadi,hanya suara kunyahan dari mulut yang sedang mengunyah sarapan.

"Aku pulang ke kampung halamanku,di Doncaster"sambung Louis.

"Dan aku,pergi ke rumah keluarga besar Calum,setelah itu baru aku pulang ke kampung halamanku.bagaimana denganmu?"

Kini Emma yang balik menanya kepadaku yang sedang menelan pancake.Mematung,dan memendam rasa rinduku pada Harry.Ya Tuhan,wajahnya selalu bisa membuatku rindu setiap saat.

"Mengunjungi orang tuaku di Los Angeles.Dan mendatangi makam adikku saat musim dingin.Kudengar terlihat bagus pemandangan disana saat musim dingin tiba"ujarku

****** *******

Mengambil beanie,mantel dan sepatu boots ku.Aku berpamitan kepada Emma yang masih ingin menikmati mimpinya.

PHOTOGRAPH [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang