8. Fake Relationship

671 35 0
                                    

Alina.

"Jus, kamu mau bawa aku kemana sih?"
Tanyaku kesal karena melihatnya yang sejak tadi hanya diam dan mengembangkan senyumnya seperti orang gila.

"Dinner"
Jawabnya enteng.

"Iya tapi kemana? Terus kenapa kamu pake tuxedo serapi ini, kita dinner dimana ?"

"Di rumahku. Aku mau ngenalin kamu ke mereka"
Jawab Justin santai, tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.

"Kamu gila! Aku pakai baju kayak berandal gini, lo mau mempermalukan gue dihadapan mereka ha?!"
Gertakku keheranan.

Dia hanya terkekeh tanpa mau memandangku. Detik kemudian ia mengalihkan pandangannya padaku sebentar.

"Sebentar...sebentar kenapa bicaramu jadi beruba "lo", "gue"?"
Tanya Justin mengerutkan dahinya.

Aku terdiam. Malas juga kalau nanggepin dia, kukira Justin tidak menyebalkan seperti ini. Ia mengulurkan tangannya kedekat pipiku dan membentuk tangannya itu bak capit kepiting.

"Aw...aw.. stupid. Memangnya kenapa kalau gue manggil gitu, lagian kan masih normal"
Ucapku lalu menapuk tangan Justin.

"Ya agak romantis kali, acting kita udah dimulai HONEY"
Ucap Justin dengan suaranya yang menggoda.

Aku mendelik mendengar Justin memanggilku dengan sebutan HONEY Ew.. itu menjijikkan, apakah aku seperti cairan kuning yang lengket itu.

"Panggil itu honey, sweety, milky, lovely. Kalau manggilnya gitu kan enak dengernya"
Goda Justin melirikku.

Aku bergidik ngeri mendengar deretan nama yang ia ucapkan. Milky? Apalagi itu benda putih cair yang diproduksi oleh hewan mamalia. Apa-apaan sebenarnya.

"Idih demi gatot kaca tanpa sayap. Ogah!"
Kataku geleng-geleng kepala.

"Lagian Jus ingat perjanjian gue nomer dua, hm..hm.. kalau hanya berdua kita bersikap layaknya teman bi-a-sa "
Kataku melirik Justin.

"Iya, iya bercanda. Aku lebih suka kamu yang dulu. Lembut manggilnya penuh kasih sayang, gak kayak sekarang"
Jawab Justin yang dibuat sedramatis mungkin.

Sejak kapan neng aku manggil kamu penuh kasih sayang, yang ada lidahku yang cantik ini biduran lagi. Aku menghela nafas berat, debat sama orang yang kurang waras seperti Justin memang nggak ada ujungnya.

"Itukan memang sifat gue pas baru kenal. Lembut kayak Putri keraton kan, tapi nih tapi kalau udah akrab kayak sekarang, lo taulah"
Ucapku gaul, dengan nada alay pada kalimat gue. Sengaja biar dia tambah ill feel.

"Eh dodol, aku udah satu sekolahan sama kamu hampir tiga tahun. Ya.. walupun akrab baru beberapa bulan ini aku gak pernah denger kamu ngomong pake "lo" "gue"?"
Protes Justin lalu menonyor kepalaku.

Tanganku membalas untuk mencubit tanganya kecil. Ia memeletkan lidah dan meremehkan cubitanku tadi.

"Anterin aku pulang sekarang, masak aku pake buju kayak gini"
Ucapku berdecak kesal.

Aku hanya mengenakan celana pendek yang panjangnya hanya 15cm, dan baju berlengan tiga per empat yang dihias renda dibagian bawah dan lengannya, ditambah sneakers hitam. Udah deh nggak ada yang spesial. Rambut? Yah biasa cuma digulung, lagian siapa yang tahu kalau ternyata Justin ngajak dinner ke rumahnya, mungkin kalau dia ngomong dulu aku akan pakai baju yang lebih formal.

"Udah gampang"
Jawabnya singkat.

Bersamaan dengan ucapanya, kami berhenti disalah satu toko dress yang cukup besar. Toko dress ini kurasa terkenal melihat papan iklan toko ini yang dibintangi model Hailey Baldwin. Model berambut blonde itu mengenakan dress malam berwarna hitam, sehingga menampilkan lekukan tubuhnya yang sempurna. Mikir apa coba.

Same MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang