11. Problems

626 27 1
                                    

Alina.

"Gimana tadi presentasinya ?"
Tanya Alexi menghampiriku dan Varisha.

"Apasih Lex yang gak lancar kalau kamu yang bantu"
Ucap Varisha tersenyum lebar.

Hadeh bocah ini lama-lama alaynya mulai naik level.

"Hai Al. Ak-aku boleh ngomong sama kamu nggak ?"

Aku mendongak kepada sang pemilik suara yang berdiri dibelakangku. What the hell ? Adreasia kesambet apa coba, kemarin marah-marah dan sekarang datang dengan cara bicara yang amat teramat halus. Pasti dia ada maunya dan aku yakin itu.

Varisha mengisyaratkan ku untuk tidak menggubris ucapan Adresia, namun aku penasaran tentang perubahan sikap Adresia. Jadi aku mengiyakannya.

Adresia membawaku ketaman sekolah, semua ini membuatku bingung, apalagi dia menyuguhkan senyuman setiap berbicara padaku.

"So, Dre aku bingung kenapa sikapmu beda banget sama aku ?"
Ucapku to the point.

Plak..!

Satu tamparan keras mendarat dipipiku. Rasanya panas sekali. Aku diam terpaku di tempat, ingin sebenarnya membalas tamparannya namun aku tidak cukup berani. Jangan pikir aku pengecut, hanya saja ini sekolah, sebagai siswi yang terkenal jarang membuat masalah, aku tidak akan menjatuhkan imageku demi balas dendam ingin menampar Adresia.

Aku mengelus pipiku. Sakit. Panas. Itu yang dapat kurasakan sekarang.

"Gadis jalang ! Apa maumu sebenarnya ?! Kamu datang dan merusak semua tanpa tersisa sedikitpun. Kamu munafik ! Aku mengerti kamu hanya memanfaatkan dia selama ini untuk membalasku kan ?"
Adresia menghujaniku dengan berbagai ucapan kotor yang sama sekali tidak pantas untukku.

Belum sempat menjawabnya, tiba-tiba Adresia memelukku erat. Dia terisak. Sekarang aku mulau bingung dengan apa yang terjadi sekarang, dan hal yang aku lakukan hanyalah mengelus punggung Adresia dan berusaha menenangkannya.

"Al...ak-aku minta maaf, selama ini aku jahat sama kamu. Jujur aku iri, karena kamu pacaran sama Justin, ku akui aku mencintainya"
Ujar Adresia tersedu-sedu.

Blesss...

"Jadi dia membenciku cuman karena Justin"
Batinku membenarkan dugaanku selama ini.

"Sekarang aku minta maaf sama kamu Al, apapun yang pernah aku lakuin ke kamu. Aku sekarang sadar sampai kapan aku akan membencimu, lagian ini gak ada untungnya buatku"
Kata Adresia meneteskan airmata dan tersenyum getir padaku.

"Aku butuh waktu Dre. Tapi yang jelas aku maafin kamu kok"
Ucapku tersenyum simpul.

"Makasih Al"
Balasnya memeluku cepat.

Adresia berbalik. Perlahan aku bisa melihat tubuhnya menjauh.

Aku seperti orang linglung sekarang. Ucapan Adresia tadi seperti sambaran petir buatku, apakah aku jahat selama ini. Aku lebih terkejut lagi alasan pertama Adresia membenciku dikarenakan hubungnku dengan Justin. Saat aku masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi, suara derap kaki terdengar mendekatiku.

"Al kamu kenapa? Ini udah masuk, cepet ke kelas"
Tutur Justin yang ternyata sudah berada dekat denganku.

Aku berbalik dengan air muka yang sangat berantakan, ia terkejut dengan keadanku yang seperti orang bingung, dan entah apa yang terjadi spontan aku langsung memeluk Justin. Aku tidak peduli, walaupun dia mau bengek, sesak nafas atau apalah. Sekarang yang aku inginkan hanyalah memeluknya, tapi kenapa Justin tidak membalas pelukanku?

"Kamu kenapa Al ?"
Tanya Justin memegang kedua lenganku.

Ia menatapku penuh tanya sekaligus bingung karena sikapku yang mengejutkannya. Memang selama permainan ini di mulai, aku belum pernah memeluk Justin dengan kemauanku sendiri, biasanya ia harus melototiku dulu agar aku mau memeluk dia.

Same MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang