14. End Game

499 26 0
                                    

"Kenapa kamu ada disini Al? Semua sedang mencarimu"

"Eh... aku barusan ke toilet"
Dusta Alina mencoba menghilangkan air mata yang masih membekas disana.

"Kamu habis nangis? "
Tanya Aila berpura-pura simpati.

"Apa aku nangis? Enggak lah... biasa aku habis nguap aja"
Jawab Alina terkekeh lalu menggandeng lengan Aila untuk kembali menuju kedalam gedung.

Justin, Varisha, dan Nata mengahampiri kedua wanita yang sempat mereka cari tadi, tatapan Justin kembali dingin saat menatap Alina, namun tatapan Alina tampak biasa, ia adalah tipe gadis yang susah ditebak.

"Alexi nggak datang ya?"
Tanya Alina basa-basi.

"Katanya dia lagi nggak enak badan Al"
Sekarang Varisha yang menjawab.

"Nih... di minum, aku udah ambilin capek-capek"
Justin tersenyum dan memberikan segelas orange juice dingin pada Alina.

Aila sempat bingung dengan apa yang terjadi diantara mereka, padahal ia tadi melihat mereka Alina dan Justin bertengkar, bahkan Justin sempat bilang bahwa dia masih mencintai dirinya, tapi kenapa keadaanya jadi berubah seperti ini.

"Ngambilin minum aja capek, idih.. dasar terong rawa"
Alina memasang muka garang dengan kekehan kecil yang keluar daei mulutnya.

"Kapan aku bisa seromantis kalian"
Cibir Varisha memanyunkan bibir tanda cemburu.

Justin menarik pinggang Alina kedekatnya lalu Alina menyandarkan kepalanya dipundak Justin. Mereka sengaja melakukan itu karen ingin mempermainkan Varisha, mereka berhasil melakukan akting dadakan itu setelah mendengar dengusan sebal dari Varisha.

●•♬●•

Alina.

Aku harus segera mengakhiri semua ini. Sampai kapan lagi? Alina ayolah hentikan perasaanmu pada Justin, apakah kamu tidak mendengar ucapan Justin saat di pesta ulang tahun Nata saat itu, dia mencintai Aila bukan kamu.

Beberapa minggu setelah acara ulang tahun Nata berlalu hubunganku dengan Justin semakin merenggang, ini semua memang aku yang memutuskannya, tapi jujur semua ini memang terasa sulit bagiku karena aku terus melihat kilasan wajahnya setiap hari disekolah.

Justin terkadang masih bersikap manis padaku, itupun bertujuan tidak membuat beberapa orang curiga. Ia sepertinya juga berusaha menghindariku, terkadang jika kita berpapasan disekolah dia tidak menyapaku bahkan melihatku. Sebenarnya ini bukan akhir yang aku inginkan.  Namun aku telah membuat keputusan yang salah untuk mencintainya. Aku bisa mengakhiri permainan ini kapanpun yang kumau.

Hubungan Aila dan Reynan sudah kandas begitupula Azka dan Nara. Apakah ini sebuah kebetulan, kenapa bisa bersamaan? Kemungkinanan besar Aila memutuskan Reynan demi Justin, aku sendiri juga tahu bahwa diantara keduanya masih menyimpan rasa cinta yang besar, namun aku tidak tahu persis apa penyebab kandasnya hubungan Azka dan Nara.

Adresia telah menjadi tamanku sekarang, ternyata dia juga gadis yang baik. Awalnya Alexi dan Varisha tampak ragu dengan permintaan maaf Adresia, namun perlahan mereka berdua menerima kehadiran Adresia, dan malam ini Adresia memintaku untuk menemaninyal pergi kerumah Justin untuk meminjam flashdisk. Dengan terpaksa aku harus menerimanya.

"Justin sebenarnya dimana kenapa dia lama sekali?"
Gerutu Adresia melihat jam yang mengait ditangan kirinya.

"Baiklah aku periksa dulu"
Uajr Aila lalu bergegas keatas untuk memeriksa Justin.

"Aduh aku lupa Al, kamu tunggu disini dulu ya, kamu susul Aila, bilangin ke dia kalau flashdisk itu sepertinya sudah kubawa. Aku kemobil sebentar mau mastiin"
Tutur Adresia dengan langkah tergesa-gesa menuju mobil.

Same MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang