Alina.
Kenapa hari ini sepertinya bumi berotasi lambat sekali. Selama pelajaran matematika seakan jam diperlambat dua kali lipat dari biasanya, sungguh melelahkan, apalagi mataku yang berat menahan kantuk, ingin sekali rasanya aku pulang dan langsung membanting tubuhku ke kasur, masalahnya aku ada janji dengan seseorang sepulang sekolah nanti dan tidak mungkin juga aku menghilang nanti.
"Hai Al"
Sapa orang tersebut menyamakan langkahnya denganku."Hmmm...?"
Jawabku malas tanpa mau menatap lawan bicaraku."Jadi kan anterin aku ke toko buku?"
Tanya orang tersebut dengan tatapan berharap."Kanapa harus aku memang? Anak IPA di sekolah ini kan banyak bukan aku aja"
Jawabku menghela nafas protes."Kamu kan sering ikut lomba olimpiade sains, jadi nggak ada salahnya kan aku ngajak kamu? Brangkali kamu mau nunjukin buku jitu gitu"
Puji Alexi sekaligus rayunya yang terselubung, dasar ternyata dia sudah tahu kelemahanku, aku memang suka dipuji memang hehehe..."Iya aku anterin buruan"
Jawabku akhirnya.Lagian kalau dipikir-pikir aku memang harus menerima tawarannya, mengingat rumahku yang ramai karena acara ibu-ibu RT, kalau aku terpaksa nggak anter Alexi dan lebih memilih pulang yang ada harga diriku jatuh karena diledekin ibu-ibu karena nggak punya pacar. Kadang-kadang aku juga heran, memangnya ibu-ibu tidak mengerti urusan remaja selain PACARAN?
Dan ya... Orang yang sedang berbicara padaku sekarang adalah Alexi Agler. Kami kenal karena beberapa tempo hari lalu ia datang ke kelasku saat jam istirahat untuk meminjam absensi kelas, ia juga yang tiba-tiba duduk disampingku karena penasaran melihat buku tebal yang sedang kubaca, akhirnya kita berkenalan dan menjadi akrab seperti sekarang ini, menurutku Alexi adalah orang yang baik dan ramah. Apalagi ia cukup tampan dengan lesung pipinya.
"Al mau minum apa?"
Tanya Alexi. Ia mengajakku duduk di sebuah cafe yang bersebelahan dengan toko buku seteleh kita berkeliling.Terhitung hampir dua jam aku dan dia keliling toko demi menemukan buku yang pas, rasanya lututku ini akan melepaskan diri masing-masing, perutku juga kompak menyanyikan paduan suaranya, dan akhirnya disinilah aku meminta bayaran makanan pada Alexi.
"Lex setidaknya kamu juga perlu membelikanku makan, itung-itung aku sudah menemanimu keliling dua jam, kalau kamu hanya memberikan ku minum yang ada perutku akan kembung"
Celotehku pada Alexi yang membolak-balik halaman buku barunya."Ternyata teman-temanku benar, kalau Alina Orlin adalah seorang gadis pintar dibidang sains, ia juga adalah gadis yang sangat sassy"
Sindir Alexi memajuka posisi kursinya.Ku kira ia akan memujiku dengan ikhlas dan lahir batin tapi kenyataannya pada akhir kalimat, ia malah menjatuhkanku. Dasar.
"Baiklah tunggu disini"
Alexi beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkanku ke salah satu counter makanan.Ku kira selama ini aku sudah mengalami perubahan sebagai wanita elegant seperti Kendall Jenner, tapi realitanya aku masih sama tidak ada kesan elegant atau girly yang muncul pada tubuhku, yang ada malah image sassy yang makin hari makin meningkat, tapi aku juga tidak bisa dibilang tomboy jadi menurutku aku ini gadis yang standar.
Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Alexi datang dengan membawa sebuah nampan di tangannya.
"Roti bakar bertabur keju yang lezat dan lemonade yang menyegarkan siap untuk dilahap nona"
Ujar Alexi lalu menyodorkan kedua kudapan itu padaku.Jika aku tidak di cafe pasti aku akan melahap makanan ini secara brutal, tapi aku menahannya demi menjaga imagesku agar tidak semakin buruk di mata orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Same Mistakes
Ficção Adolescente[COMPLETED] "Kau tak harus bertanya itu, karena kau sudah tahu jawabannya. Semua yang telah kau lakukan, tidak akan membuat kita kembali relevan" Alina Orlin. "Menyakitkan tapi itu perlu. Jika kau hancur maka akulah yang harus memperbaikinya...