Seminggu sudah Varo dan Zaza pergi. Ke luar kota. Lebih tepatnya dataran tinggi. tempatnya masih pedesaan dan sangat segar hawanya membuat Zaza betah berlama lama disini. Dan sudah seminggu mereka berdiam diaman. Varo yang berlarut larut dengan pikirannya dan Zaza yang menikmati udara segar.
Dan Zaza sudah memikirkan alasan yang sangat pas untuk keluarganya. Ia sedang liburan bersama Lia. Itu juga bukan kebohongan, hari ini Lia dan Aldo akan menyusul. Mereka kan sepasang tunangan. Zaza bingung kenapa Lia bertunangan dengan Aldo tetapi masih ingin mengejar kakaknya, Faiz.
"Zaza." Panggil Varo.
Zaza berbalik. "Ya?"
"Gue mau ngajak lo ketempat bagus. Ganti baju sana." Ujar Varo dan diangguki Zaza.
Zaza langsung berlari ke rumah kecil kepunyaan Varo. Katanya Varo, dulu Varo dan Rani sering menginap disini. Bayangan Zaza, mereka berdua pasti sangat lengket. Zaza langsung bergegas mengenakan celana kolor panjang dan sweater. Cuacanya dingin. Lalu, ia berlari dan menemukan Varo sedang bersanding di sepeda ontel.
"Pake ini ya?" Zaza mengangguk semangat.
Mereka berbocengan cukup lama dan sampai di tempat yang sepi. Varo menuntunnya ke dalam dan menemukan sebuah tempat yang tertutup. Air terjun yang sangat indah. Airnya bahkan sangat jernih.
"Lo orang pertama yang gue ajak kesini." Ujar Varo pelan membuat Zaza bingung.
"Kenapa gak Rani?" Tanya Zaza.
"Disini tempat gue ada masalah bukan buat pacaran." Zaza mengernyitkan dahi.
"Jadi maksud lo gue masalah?" Varo menggeleng cepat.
"No, maksud gue lo kan penyelamat gue." Zaza mengangguk angguk pelan.
Keheningan terjadi. Zaza memilih untuk menuju air terjun dan ingin berenang tapi mengingat udara yang begitu dingin membuat ia berpikir matang matang.
"Var, besok siang gue pengin renang disini. Gue ajak Lia aja deh." Ujar Zaza dan diangguki Varo.
"Sebenernya gue sama Rani udah ada rencana buat nikah."
Zaza yang mendengar itu nyaris terjungkal kedalam air terjun. Ia sangat kaget dan sekarang ia tau bagaimana perasaan Varo saat di pernikahan. Sesakit apa rasanya itu.
"Selama 2 tahun gue nunggu dia. Gue ngelamar dia sebelum keberangkatannya ke luar negri dan dia berjanji bakalan terima lamaran gue dan nikah sama gue setelah studinya selesai. Tapi, apa yang gue liat? Calon istri gue berdiri di pelamaninan sama orang lain. Lo tau sakitnya apa? Saking sakitnya gue ga bisa ngerasaiin apa apa. I'm dying."
Zaza menghampiri Varo perlahan dan duduk di sampingnya ia menepuk pelan bahu Varo. Ia bingung harus melakukan apa.
"Gue bukan penyaran yang baik tapi 1 hal. Life must go on. Gue cuma lo inget baik baik hal itu." Ujar Zaza dan ia sedikit kaget saat Varo menariknya kedalam pelukannya.
Varo menangis di bahu Zaza dan dapat Zaza rasakan air mata Varo yang menetes di bahunya. Dan tangan Zaza tertarik mengelus rambut Varo pelan. Ia dapat merasakan dada Varo yang berdetak tidak karuan. Sama sepertinya.
"Udahlah Varo masa cengeng." Varo melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya cepat.
Varo membuka hpnya saat merasakan getaran di pahanya. Dan membuka ternyata pesan dari Aldo yang mengatakan jika mereka sudah sampai villanya Varo. Dengan cepat Varo mengayuh sepeda ontel tuanya dengan ditambah bobotnya Zaza 40 kg. Cukup berat tetapi perjalanan yang tadinya memakan waktu 20 menit menjadi 8 menit. Entahlah seberapa rindunya Varo kepada Aldo. Itu yang ada di benak Zaza saat tina lebih cepat 12 menit.
Dan sampai pertunjukan debat malah menjadi sambutan kedatangan Varo dan Zaza. Padahal mereka sudah mengatakan salam daritadi tapi mereka hanya terus bergelut dan berdebat dan diakhiri pelukan. Mereka gila memang.
"LIAA!BUDEK!KUNTILANAK TUYUL DASAR" sumpah serakah keluar dari mulut Zaza. "Bisa bisanya sahabat lo yang caem sedunia ini dateng dan lo malah debat sama TU - NA - NGAN lo itu?" Zaza langsung meraih telinga Lia dan menjewernya dengan kencang lalu menariknya ke dalam rumah.
Disampingnya Aldo malah terdiam menatap tunangannya di perlakukan seperti anjing tapi itu tidak masalah. Karna sedaritadi Lia merengek meminta pizza. Bisa bayangkan perjalanan 4 jam dari kota dan sudah sampai di desa dia malah merengek. Jadi, Aldo malah senang Lia diperlalukan seperti anjing.
Didepan Aldo, Varo berkacak pinggang menatapnya. Dengan kesal tabokan langsung menghampiri pipi kanan Aldo. Sakit dan berbekas. Varo tidak pernah tidak kerasa saat memukul seseorang. Apalagi saat ada misi.
"Lo yakin tahan lama sama Lia?" Tanya Varo.
"Anjing lu." Jawab Aldo. Varo terdiam.
"Dia childish banget." Sahut Varo.
"Asu." Balas Aldo dan langsung menyusul ke dalam villa.
"Gue salah apasi?"
×××
Mereka berempat berencana akan melakukan BBQ party. Beruntunglah Aldo membawa banyak daging jika tidak Varo dan Zaza akan memakan sayur sayuran selama seminggu lebih. Bersyukur juga Varo memiliki teman seperti Aldo ini.
Mereka membuat api unggun dan sibuk dengan urusan mereka masing masing. Zaza dan Lia sedang berdebat tentang bagaimana honeymoon Lucky dan Ara dan tentunya tidak akan membahas tentang Naufal dan Rani. Bisa bisa Varo langsung menangis lagi. Yang masih ia bebani bagaimana perasaan Bella pada saat pernikahan itu. Sedangkan Varo dan Aldo berbicara tentang reuni angkatannya mereka.
"Oh iya, Li, kok lo bisa kenal sama Aldo darimana? Terus kok bisa bisanya sampe tunangan?" Tanya Zaza. Pertanyaan yang masih ia bingungkan.
"Kenal Aldo dari salah ngedate. Ceritanya gue mau ngedate sama Dito. Lo kenal Dito kan?" Zaza mengangguk. Seluruh warga Prappa University pasti mengenali pasangan Lidi, Dito dan Lia.
"Nah, gue mau ngedate nih ceritanya tapi kayak mask date kebetulan kafe yang yang gue pilih lagi ada acara kaya gitu. Jadi gue kesana pake topeng dan Dito juga. Tiba tiba aja gue ditarik sama Aldo. Jadi, ya gue mau mau aja ditarik sama Aldo lagian jambulnya Aldo sama Dito sama. Nah, pas mau dibuka baru ada sms masuk dari Dito kalo dia ga bisa dateng. Akhirnya gue marah marah sama Aldo tapi pas pertama dateng tuh udah ada sumpah kalo bakalan terus sama pasangan yang kita temuin."
Zaza melamun. Acaranya parah juga. Pake ada sumpah sumpah juga. Pikiran Zaza makin ngawur dan bergidik ngeri. Ia akan menghancurkan kafe itu jika dibawah naungan Prappa.
"Nah gara gara tunangan itu gue malah dibawa sama Aldo kerumahnya karna mamahnya Aldo itu yang nyuruh Aldo ikut begituan. Dan pas pertama kali kerumah Aldo, emaknya langsung senang banget ngeliat gue dan bokapnya langsung buat acara pertunangan. Dan bimsalabim besoknya langsung tunangan. Dan orangtua gue setuju karna orang tua gue bestie banget pas SMA." Jelas Lia panjang lebar.
"Wah korban mask date." Seru Zaza lalu tertawa kecil.
"Nah lo gimana sama si Varo? Udah sampe tahap apa?" Tanya Lia. Zaza mengernyit. "Sinting lo. Gue cuma bantuiin dia move on. Bukan jadi tempat move on."
Lia mengangguk angguk pelan.
"Eh nah lo sama Aldo udah pernah ena ena belom?" Tanya Zaza sambil tersenyum senyum kearah Lia.
"Apaan si lo tai."
×××
KAMU SEDANG MEMBACA
Bullet Army (END)
Teen FictionGadis bernama Melody Azzahra Prappa diharuskan memiliki seorang bodyguard dikarenakan penyakitnya yang sangat berbahaya. Walaupun dia menyandang gelar olahraga fisik seperti karate tetapi itu semua tidak ada apa apanya jika penyakitnya kambuh. Lela...