16. Kebenaran Lainnya

3.3K 152 0
                                    

Yanuar menyelesaikan ceritanya. Zaza berfikir cerita itu masih menggantung.

"Lalu, papah ke rumah? Terus gimana lagi?" Tanya Zaza bingung lantas Yanuar mengambil posisi dalam duduknya dan ia mulai bercerita.

×××

Setelah, bertahun tahun Yanuar hidup bersama istri dan ketiga anaknya, yaitu Naufal, Lucky, dan Faiz. Mereka berlima hidup bahagia di sebuah kota. Tentu saja Yanuar bekerja keras untuk menghidupi hidup keluarganya. Dirinya bekerja sebagai pemilik toko busana yang dikelola olehnya sendiri. Sedangkan istrinya, mengelola sebuah toko roti yang ramai pengunjung.

Ketiga anaknya juga sudah bersekolah. Naufal anak pertama mereka sudah sekolah. Sedangkan Lucky dan Faiz masih belum sekolah.

Meskipun terkadang, Yanuar memikirkan ayahnya tetapi ia langsung membuang fikiran itu dan menjalankan hidup seperti biasa. Jujur, Yanuar sangat merindukan ayahnya itu. Ia rindu saat kupingnya dijewer atau bokongnya dipukul.

"Mommy, Lucky take my ice cream! I want my ice cream back!" Seruan dari Faiz membuat Lorraine langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri kedua anaknya yang sedang bertengkar.

"Lucky, give it back to your brother! You can buy it." Perintah Lorraine dan Lucky langsung mengembalikan es krim adiknya itu.

"I want ice cream but i dont have money, mum." Gumam Lucky. Seketika Lorraine menatap Lucky kasian. Pasalnya, Faiz mengumpulkan uangnya sendiri untuk membeli es krim.

Lorraine mengambil dompet dan mengeluarkan selembar uang 10000. "Terakhir kalinya! Ingat, menabung, adikmu saja bisa masa kamu tidak?"  Lucky mengangguk seraya tersenyum pada ibunya lalu berlari menuju kedai es krim.

Pada waktu mulai siang, Naufal pulang berjalan kaki dengan wajah riang. Naufal sangat suka bersekolah. Bahkan saat libur ia masih belajar sehingga membuatnya menjadi anak terpandai disekolah.

"Dadd!! Mum!! Aku menang olimpiade ipa, soalnya sangat mudah daripada yang Daddy buat!" Seru Naufal sambil menunjukkan piala dan sertifikat kemenangannya pada kedua orangtuanya.

Yanuar tersenyum bangga. "Daddy dulu waktu olimpiade soalnya seperti itu. Susah, untung daddy pinter jadinya menang kan!"

Naufal masih cemberut lalu Yanuar menuju rumah dan membawa sebuah sepeda gunung.

"Untuk jagoan ayah, biar kalo sekolah ga cape lagi." Yanuar memberikan sepedanya lalu Naufal dengan girang menerimanya dan mencobanya.

Yanuar dan Lorraine tersenyum melihatnya. Dengan begini saja semua sudah seperti sempurna bagi mereka. Tidak butuh kekayaan yang melimpah. Karna, kebahagiaan sesungguhnya adalah apa yang saat ini kita rasakan.

Tiba tiba saja ada sebuah mobil berhenti di depannya. Yanuar langsung menghampiri orang itu dan yang ia lihat adalah sosok ayahnya yang menangis dan menatap Yanuar dalam. Tidak bisa diartikan.

"Ayah?" Gumam Yanuar masih menatap sosok ayahnya.

Thomas berlari lalu memeluk anaknya itu. Bertahun tahun ia sangat merindukan pelukan seorang anak dan segalanya terbalaskan.

"Yanuar, i miss you.." ucap Thomas di telinga Yanuar.

"Mamah dimana?" Tanya Yanuar.

Bullet Army (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang