6. The Truth

3.6K 188 0
                                    

Author Points On View

Setelah kejadian 'Emergency Couple' Varo dan Zaza semakin terbuka. Bahkan mereka kadang tidur dalam satu ranjang. Permintaan Zaza karna Varo suka tidur di tempat gelap sedangkan Zaza tidak. Jadi, Zaza merengek kepada Varo untuk tidur di sampingnya.

Tetapi, Zaza akan menghadapi mid test. Bukan perkara yang rumit menghadapi mid test ini. Pasalnya ia selalu mendapat juara saat di sekolah dulu. Kepintaran Zaza menurun dari ayah dan kakak kakaknya.

"Za, ada ayahmu." Ujar Varo membuat Zaza kaget.

"Ada papa?" Varo mengangguk.

Dengan cepat Zaza menuju kebawah dan disana sudah terkumpul, papi, ka Naufal, ka Lucky, ka Faiz, ka Ara, dan satu wanita lagi Zaza tidak kenal kalo ka Ara itu calon istrinya ka Lucky. Dan betapa malunya Zaza mereka semua berpakaian rapi dan dirinya hanya memakai kaos tembus pandang dan hotpants yang sangat pendek.

"Hai semuanya?" Sapa Zaza dan mereka semua terdiam kecuali ka Faiz yang tertawa kecil.

Zaza segera mengambil posisi di sebelah ka Faiz.

"Ekhem.. jadi kita kumpul disini bakalan bahas tentang perencanaan pernikahan Lucky dan Naufal." Zaza terdiam. Jadi wanita disamping ka Naufal itu calon istri ka Naufal.

"Pernikahan Lucky dan Naufal akan dilaksanakan dalam waktu yang sama. Yaitu minggu depan. Jadi, ya untuk Rani bisa berkenenalan dengan Zaza." Ujar papi. Zaza menatap kearah Rani tetapi dapat kulihat sesekali pandangan matanya menatap kearah.. VARO?

Apa jangan jangan Rani ini kekasihnya Varo yang melanjutkan studi di luar negri? Apa benar? Tetapi mereka benar benar bertatapan seperti sepasang kekasih yang melepas rindu. Tetapi, Varo menatap kearah Rani dan Naufal sangat tajam. Bahkan Zaza baru pertama kali melihat death glarenya Varo.

"Za, bisa bicara di taman?" Tanya Rani dan Zaza segera mengangguk.

Zaza menuntun Rani ke taman. Dan Rani langsung menangis. Tanpa aba aba Zaza segera memeluk Rani. Bukan apa apa tapi perkiraan Zaza mungkin ada benarnya.

"Boleh aku cerita? Tapi ga disini. Aku takut ada orang bisa denger." Tanyanya.

"Yaa oke. Mau di tempat pribadi aku? Kedap suara kok." Dia mengangguk. Sebelumnya aku mengirim pesan kepada Varo untuk segera keluar dari kamarku dan pergi jauh dari rumahku atau lebih jelasnya mengusir.

"Pa, aku sama ka Rani ke kamar dulu yaa!" Teriakku dan segera menaiki tangga.

Sampai di kamar, Zaza segera memasukkan sidik jari, menaruh matanya di tempat analisis, mengeluarkan suara aneh dan menulis kata sandi. Lalu, terbuka dan kamar ini sangatlah bersih.

Terdapat 1 buah ranjang, perpustakaan kecil, mini bar, tempat PS, kamar mandi, kolam renang yang tidak terlalu luas dan menghadap ke jendela dengan wallpaper  galaxy. Dapat dilihat Rani sangat kagum dengan kamar ini.

"Lo orang asing pertama yang gue bawa masuk kesini. Gaada yang gue bolehin masuk." Ujar Zaza dan Rani segera duduk di sofa yang sangat empuk.

"Mau berenang?" Rani segera mengangguk dan Zaza membawa mereka ke WC.

Disana terdapat bermacam pakaian renang. Dan Zaza segera mengambil bikini merah polos sedangkan Rani hitam. Mereka segera berganti dan menuju kolam renang. Sebelumnya Zaza menuangkan jus lemon dan membawanya ke kolam renang.

"Jadi kenapa lo tiba tiba nangis?" Tanya Zaza.

"Gue hamil."

Zaza points on view.

Satu kata itu membuat gue kaget dan berteriak. Pasalnya ka Naufal tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Dan apalagi ka Naufal sangat religius. Bahkan, kulihat air mata ka Rani turun.

Belum sempat ka Rani melanjutkan omongannya, hpku berbunyi.

Drrtt....

"Halo?"

'Ini Ara. Lo sama Rani dimana. Gue gabung dong.'

"Di kamar pribadi, ka. Tapi ka Rani lagi curcol."

'Di kamar lo kan? Tenang aja gue udah tau kok.'

"Yaudah langsung keatas aja yaa."

Aku segera mematikan sambungannya dan menatap ka Rani yang masih meneteskan air mata. Aku segera menuju pintu depan dan membukakan pintu. Dapat kulihat ka Ara yang sudah anteng didepan pintu.

"Lo semua pada berenang ga ajak ajak gue? Oke fix." Ujar ka Ara dan aku geleng geleng melihat sikapnya.

Aku segera menutup pintu dan akan terkunci otomatis. Dan belum aku menunjukkan letak kamar mandinya ka Ara langsung melepaskan jaket dan tasnya lalu berlari menuju kamar mandi dan 5 menit kemudian dia keluar dengan bralette bra serta mengepang 2 rambutnya. She's gorgeous. Rambutnya abu abu.

"Our queen has come." Seruku dan ka Rani bersamaan.

Kami pun bermain air. Dan saatnya ka Rani melanjutkan ceritanya. Membuatku semakin kesal pada ka Naufal.

"Sebenernya bukan salah Naufal juga. Naufal dipaksa ke club sama sahabatnya kecengannya Naufal, Bella. Jadi, temennya Bella ini ngebooingin Naufal, bilangnya, Bella ada di club, padahal engga. Dan gue adalah kembarannya Bella. Jadi, Naufal nganggep gue Bella."

Aku tersenyum miris.

"Terus gue, Naufal, Adam, sama Urin, main TOD. Permainan mematikan sepanjang masa. Terus selama main Naufal selalu milih dare dan selalu gue jadi korban. Dia nyium gue lah, grepe grepe gue, padahal gue udah bilang gue ini Rani. Mungkin pengaruh alkohol juga tapi tetep aja gue ternoda. Dan dare terakhir dari Adam yang membuat gue hamil. Adam nyuruh Naufal ngelakuiin 'itu' ke gue. Dan parahnya Naufal setuju dan dia bilang 'gue udah pernah ngelakuiin ini sama Bella jadi its okay."

Dapat kulihat kilatan kecewa pada bola mata ka Rani. Setega itu ka Naufal sama ka Rani. Bahkan, menghancurkan mimpi ka Rani. Apa yang ka Naufal fikirkan? Ini sudah kelewat batas.

"Maafin kakak gue. Gue selama ini jadi adeknya ga pernah tau kalo ka Naufal kaya gini. Dia selalu nasehatin gue buat ga kayak gitu tapi dia sendiri malah ngelakuiin. Gue bener bener ga ngerti." Ujarku memohon maaf pada ka Rani.

"Udahlah, Za. Bukan elo yang salah. Dan gue ga mungkin buat keluarga Prappa malu kan?" Kata ka Rani sambil tersenyum.

"Udahlah. Lo harus happy Ran. Supaya dede bayinya seneng. Kesian dong dede bayinya sedih gara2 liat ibunya juga sedih. Dan lo Ran, seenggaknya harus belajar mencintai Naufal." Kata ka Ara dan ka Rani mengelus perutnya yang masih rata.

"Apa lo pacarnya Varo?" Tanyaku dan seketika membuatnya terdiam.

"Gimana lo bisa tau, Za?"

"Gue pernah main kerumahnya Varo dan ketemu ibunya. Dan ya akhirnya gue tau. Menurut lo, Varo tau hal ini?" Tanyaku hati hati.

"I think so. Because what i know, he's always knows."

×××++×××

Bullet Army (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang