Author's Points of View
Hari ini adalah hari yang spesial bagi Lucky dan Ara tetapi worst day bagi Naufal dan Rani. Pasalnya Varo disini akan menjadi pasangannya Zaza, Rani tidak cemburu tapi ia tidak tahan melihat wajah Varo sedangkan Naufal harus bertemu dengan Bella, kembarannya Rani. Sampai saat ini ia masih bingung bagaimana bisa ia tidak dapat membedakan Bella dan Rani.
Di cermin terpantul sosok Ara dan Rani. Ara yang diliputi senyuman bahagia sedangkan Ara tersenyum miris sambil mengelus perutnya yang masih rata itu. Masih beruntung Naufal mau mempertanggung jawab.
Dan dari belakang, Zaza bingung harus merasakan apa. Di satu sisi ia sangat senang dengan pernikahan Lucky dan Ara yang benar benar pure. Tetapi melihat pernikahan yang benar benar disaster. Membuat 4 orang patah hati. 1 orang membuat 4 masalah. Adam. Dalam hati, Rani benar benar ingin membunuh Adam dan bagaimana ia bisa bertatap muka dengan kembarannya Bella.
"Kalian pasti tegang." Celetuk Zaza membuat Ara dan Rani bangun dari lamunannya.
"I'm just nervous." Jawab Ara sambil tersenyum berseri seri.
"I think i shouldn't do this marriage. But, it for this baby." Jawab Rani pelan.
"Lo harus bisa menghadapi semua. Bayi ini bener bener ga bersalah. By time to time you will realize that Naufal not bad as you think." Kata Ara dan Rani masih terdiam.
"I know that Naufal always treat his love with good. Dont worry about that." Ujar Zaza.
"Gue ga mikir tentang apa yang bakal dia lakuiin ke gue. Cinta. Did i could fall in love with him? Did he'll look away from Bella to me? Did he could love me?" Tanyanya berkaca kaca.
Zaza mendekat kearah Rani dan merangkul bahu Rani perlahan.
"I'm sure. Lihatlah di cermin besar ini. Seorang wanita yang berjuang demi bayinya. Buatlah dia jatuh padamu. Fall into pieces. Jangan biarkan dia menatap wanita lain, make he realize if you we're his destiny. Manjaiin dia, treat him like a king." Ujar Ara dan senyum Rani mengembang.
"I will."
×××
2 wanita dengan balutan dress putih dengan membawa sebuket bunga di sertai gadis manis yang merangkul kedua wanita ini berjalan dengan sangat anggun. Apalagi Zaza dengan balutan dress selutut tanpa lengan dengan heels yang tidak terlalu tinggi. Mereka bagaikan 3 bidadari. Apalagi ruangan gedung yang tadinya ramai sepi seketika.
Tatapan Lucky sangat memancarkan kebahagiaan berbeda dengan Naufal. Dan tatapan Varo kearah Rani sangatlah berarti. Serta tatapan Bella yang berkaca kaca menatap Naufal dan Rani berganti gantian.
"Be strong." Bisik Zaza ketelinga Rani.
Lalu, acara pernikahan dimulai. Dan Naufal sempat mengulang kata 2x karna tidak fokus. Dan Varo masih di samping zaza menggandeng tangan Zaza kencang. Bahkan dapat Zaza rasakan tangannya basah.
"Kalo lo ga tahan lo bisa keluar." Bisik Zaza pelan.
Varo menggeleng. "This is my girlfriend's wedding. So why i have to leave?" Tanyanya membuat Zaza sedikit naik pitam.
"She's no longer your girlfriend again. Dont try to deny it." Balas Zaza tajam.
Varo menarik dagu Zaza dan menatap tajam kedalam mata Zaza. Dan langsung menarik Zaza menuju gedung belakang.
"Gue gabisa. Gue gabisa move on." Ujar Varo dan mengacak acak rambutnya sendiri.
Zaza menarik tangan Varo dan menangkup wajah Varo di tangannya. Ia menatap Varo lama.
"Lo harus bisa. Percuma lo hancurin pernikahan kakak gue kalo lo mau ada orang yang bener bener sedih." Kata Zaza dan menatap manik manik matanya.
"Varo lo harus bisa ok. Gue bakal bantuiin elo." Tegas Zaza dan ia mengangguk perlahan.
Zaza perlahan melepaskan tangannya di wajah Varo tapi tiba tiba saja ia tertarik dan terbentur ke dada bidang Varo. Bau maskulin dan khasnya Varo menyeruak ke indra penciuman Zaza. Ia menahan nafasnya untuk menetralkan jantungnya. Tapi tidak bisa, ini terlalu susah.
"Gue butuh elo." Gumamnya pelan.
"Gue pengin pergi dari sini. Gue gabisa liat mereka. Gue titip salam aja ya. Gue pengin ajak lo pergi." Ujar Varo dan Zaza langsung melepaskan rengkuhan Varo.
"Ga, gue bakal ikut tapi lo harus ketemu sama mereka. Ini pernikahan mereka loh." Ancam Zaza dan Varo mengangguk kaku.
Zaza sedikit kaget saat merasakan tangannya digenggam oleh Varo. Zaza menatap Varo kasihan, dan Varo tersenyum pelan. Lalu, mereka naik ke pelaminan dan pertama adalah Lucky dan Ara. Mereka sangat cocok.
"Happy wedding, bro, sist!" Ucap Zaza lalu memeluk kakaknya lalu ke kakak iparnya.
"Jagaiin ka Lucky, ya ka Ara. Jangan sampe dia genit ke cowo lain. Jangan sampe. Terus ka Lucky juga jangan bentak bentak ka Ara ya. Saling jaga!" Nasihat Zaza dan diangguki oleh mereka berdua.
Zaza sudah berjalan duluan tapi tangan Varo di tahan oleh Lucky. Dan Lucky membisikkan kata kata yang membuat Varo menegang.
"Take care my sista, Var. Dia manja tapi tangguh. Gue percayaiin dia ke elo." Bisik Lucky ke telinga Varo pelan. Dan Varo mengangguk dan tersenyum kaku. Pipinya memanas.
Varo langsung mengejar Zaza yang sedang bersalaman dengan Naufal dan Rani. Jantungnya berdegup kencang saat pandangan matanya bertemu dengan Rani.
Wanita yang ia tunggu selama 2 tahun. Dja bahkan menjaga hatinya untuk tidak berpaling dari sosok Rani. Wanita yang berjanji padanya ketika ia sudah datang akan menepati janjinya. Menerima lamaran Varo. Ya Varo sudah lama melamar Rani sebelum keberangkatan Rani tetapi yang ia lihat sekarang berbanding balik dari ekspektasinya. Kini sosok yang ia tunggu bersanding dengan pria lain.
Varo melangkah kedepan Naufal dan Rani. Bahkan Rani tidak mau menatap Varo.
"Selamat ya atas pernikahan kalian. Semoga cepat diberi momongan." Kata Varo lalu menyalami mereka berdua.
"Selamat ya kak." Ujar Zaza lalu memeluk kedua kakaknya.
Sudah bersalaman Varo langsung menarik Zaza dan membawanya ke mobil pribadinya. Dan ia langsung memasukkan Zaza kedalam mobil. Dengan tergesa gesa ia melepas jasnya dan melonggarkan dasinya. Varo langsung mengegas menuju tempat yang membuat ia tenang.
Zaza hanya terdiam melihat tingkah Varo yang begitu kasar. Ia maklum melihat Varo yang marah. Siapa yang tidak marah saat melihat kekasihnya yang belum putus menikah dengan lelaki lain.
"Var, kita kemana?" Tanya Zaza pelan.
"Suatu tempat. Jauh, lo tidur aja." Jawab Varo dan diangguki Zaza.
×××

KAMU SEDANG MEMBACA
Bullet Army (END)
Fiksi RemajaGadis bernama Melody Azzahra Prappa diharuskan memiliki seorang bodyguard dikarenakan penyakitnya yang sangat berbahaya. Walaupun dia menyandang gelar olahraga fisik seperti karate tetapi itu semua tidak ada apa apanya jika penyakitnya kambuh. Lela...